Tagur harike-81

Sekarang aku mengerti,apabila kita telah berusaha dan bekerja keras.Apabila kita telah menjalankan sholat yang lima waktu,apabila kita telah melakukan sholat dhuhah,tahajud,Dzikir,sholawat dan doa.Namun tetap mrnjadi orang miskin.Kita tak perlu minder apa lagi protes pada-Nya.

Seorang anak bertanya kepada ibu dan bapaknya,ibu bapak kenapa kita miskin?,dengan tengan sang ibu berkata:Nak hidup ini seperti jalan-jalan disupermarket,semua orang boleh memilih dan membawa barang pulang kerumah masing-masing apa yang ia inginkan.

Siapa yang membawa sepotong roti dia akan membayar seharga satu potong roti tersebut,dan apa bila seseorang membawa satu stel pakaian,ia juga akan membayar seharga satu stel pakaian tersebut.sementara kita tidak membawa apa-apa karena kita tidak punya uang untuk membeli semua itu.

Dipuntu,kasirpun tidak akan diperiksa,Kita akan dibiarkan berjalan begitu saja.Begitu juga diakhirat kelak nak,kata sang ibu,saat orang-orang kaya antri dalam pemeriksaan,untuk diminta pertanggung jawaban.Dan saat orang kaya ditanya dari mana hartanya dan untuk apakah harta itu dipergunakan?,namun kita tetap dibiarkan terus berjalan tanpa beban.

Apakah engkau masih belum bisa menerima?.Jika kita memang ditakdirkan menjadi orang miskin,bersabarlah sejenak,karena setelah kematian,kemiskinan itu akan sirnah.Berfikirlah positif,barang kali jika kita kaya belum tentu bisa lebih bertaqwa,mungkin juga dengan kemiskinan kita akan lebih mudah masuk surganya Allah swt.

Jangan pernah munder,karena miskin atau kaya bukan ukuran mulia dan hinahnya manusia.Tetaplah berprasangka baik pada Allah swt,singkirkan rasa iri hati dan dengki.

Ingatlah apa yang disampaikan Rasulullah saw;* sesungguhnya kekayaan itu bukan terletak pada harta benda,melainkan pada ketenangan hati dan jiwa.

Sumpur kudus,16 februari 2021

Salam literasi sukses selalu.