Prinsip Akar ( 53 )
Sebuah ungkapan yang penuh makna, mengartikan hakikat keikhlasan sebuah perjuangan: " Jadilah sepertyi AKAR yang gigih mencari air, menembus tanah yang keras dan penuh bebatuan demi sebatang POHON. Ketika pohon tumbuh berdaun rimbun, berbungga indah, menampilkan ke elokan pada dunia dan mendapatkan pujian bagi orang yang memandangnya, namun AKAR tidak iri, ia tetap bersembunyi di dalam tanah. itulah makna sebuah keikhlasan dalam sebuah perjuangan
Berbagai aKtivitas, dan perjuangan yang dilakukan manusia dalam hidup, islam mempunyai sebuah tujuan agar manusia melakukan sesuatu bagian dari beribadah kepada Allah Ta’ala dengan Ikhlas. Allah Ta’ala berfirman:
Dan mereka tidaklah diperintahkan kecuali agar beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya (Qs. Al Bayyinah: 5).
Inti dari aktivits manusia adalah ibadah kepada allah, sedangkan inti ibadah itu adalah keikhlasan, sebelum lebih jauh membicarakan tentang keikhlasan, baiknya kita memahami apa itu ikhlas.
Dari sisi lughawi (bahasa), kata ikhlas berasal dari akar kata kh-l-sh yang artinya murni, tidak bercampur dengan yang lainnya. Laban khaalish dalam bahasa arab berarti susu murni yang tidak bercampur dengan apapun. Tidak bercampur dengan air, tidak bercampur dengan gula, tidak pula bercampur dengan yang lainnya. Dengan demikian ikhlas berarti memurnikan sesuatu. Dalam konteks kajian tauhid dan akhlaq, tentu saja yang dimaksud adalah memurnikan penghambaan dan ketaatan hanya kepada Allah semata.
Secara terminologis (isthilahi), ikhlas berarti mengerjakan amal perbuatan lillahi ta’ala, semata-mata karena Allah, tidak karena yang lainnya. Yang diharapkan hanyalah ridha dan balasan dari Allah. Sebagian ulama yang lain mendefinisikan ikhlas sebagai “an laa tathluba ‘alaa ‘amalika ayya syuhuud” (engkau melakukan amal perbuatan tidak karena ingin dilihat oleh seseorang). Ini sesuai dengan firman Allah SWT di penggal terakhir QS Al-Fath: 28: “Wa kafaa billahi syahiidan” (Dan cukuplah Allah semata sebagai saksi – atas segala amal perbuatan).
Begitu pentingnya arti keikhkasan dalam melakukan sesuatu atau ibadah, Tanpa keikhlasan sebuah amal shalih yang dikerjakan atas dasar niat yang tidak ikhlas, bukan mendapatkan pahala, bahkan mendapatkan siksa. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Ia pun dihadapkan, lalu Allah mengingatkan kepadanya nikmat-nikmat-Nya, ia pun mengi-ngatnya, kemudian ditanya, “Kamu gunakan untuk apa nikmat itu?” Ia menjawab, “Aku (gunakan untuk) berperang di jalan-Mu hingga aku mati syahid”, Allah berfirman, “Kamu dusta, sebenarnya kamu berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan sudah dikatakan demikian”, kemudian Allah memerintahkan orang itu agar dibawa, lalu ia diseret dalam keadaan telungkup kemudian dilempar ke neraka. (Kedua) seorang yang belajar agama, mengajarkannya dan membaca Alquran, ia pun dihadapkan, lalu Allah mengingatkan kepadanya nikmat-nikmat-Nya, ia pun mengingatnya, kemudian ditanya, “Kamu gunakan untuk apa nikmat itu?” Ia menjawab, “Aku (gunakan untuk) mempelajari agama, mengajarkannya dan membaca Alquran karena Engkau”, Allah berfirman: “Kamu dusta, sebenarnya kamu belajar agama agar dikatakan orang alim, dan membaca Alquran agar dikatakan qaari’, dan sudah dikatakan”, kemudian Allah memerintahkan orang itu agar dibawa, lalu ia diseret dalam keadaan telungkup kemudian dilempar ke neraka. (Ketiga) seseorang yang dilapangkan rezekinya dan diberikan kepadanya berbagai jenis harta, ia pun dihadapkan, lalu Allah mengingatkan kepadanya nikmat-nikmat-Nya, ia pun mengingatnya, kemudian ditanya, “Kamu gunakan untuk apa nikmat itu?” Ia menjawab, “Tidak ada satu pun jalan, di mana Engkau suka dikeluarkan infak di sana kecuali aku keluarkan karena Engkau”. Allah berfirman, “Kamu dusta, sebenarnya kamu lakukan hal itu agar dikatakan sebagai orang yang dermawan dan sudah dikatakan”, kemudian Allah memerintahkan orang itu agar dibawa, lalu ia diseret dalam keadaan telungkup kemudian dilempar ke neraka.” (HR. Muslim)
Keikhlasan menjadi penting dalan sebuah ibadah, tanpa keikhlasan, amal yang diharapkan akan menjadi tiket menuju sorganya allah, malah mengantar ahli ibadah keneraka jahannam. Na'uzubillahi min zalik.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
filosofi akar ya pak kereeenn
Mantul Pak Asrul, salam literasi dan salam kenal tetap semangat dalam berkarya menulis dan terus menulis.Salam SOGELSIPASSO (sopo gelem sinau pasti iso).
Masya Allah..nasehat yang mengetuk jiwa. terima kasih ya pak
Terima kasih pak.. artikelnya sangat bermanfaat..