Tersia-siakan ( 51 )
Allah mempunyai sifat maha penyayang, Semua nikmat yang kita manfaatkan dalam kehidupan, semua tidak lepas dari kasih sayang allah kepada makhluknya, terutama kita manusia sebagai makhluk yang di ciptakan Allah dengan segala kesempurnaan.
Sungguh tak terhitung dan terhingga nikmat yang di berukan Allah kepada kita, hal itu digambarkan allah dalam surat an nahl ayat 18 yang menyatakan bahwa kita tidak akan pernah bisa menghitung nikmat yang sudah di berikan allah.
Mulai dari nikmat yang sekecil-kecilnya dan tidak bisa di lihat dengan kasad mata, sampai nikmat yang besar, teraba dan terlihat.
Firman allah yang artinya "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar- benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" ( an nahl ayat 18 )
Semua kita menyakini kita hidup atas nikmat yang di berikan Allah, yang menjadi pertanyaan sudah sejauh mana kita mensyukuri nikmat yang di berikan allah, terutama dalam hal pemanfaatan nikmat itu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada allah.
Pemanfaatan nikmat allah yang bijak adalah ketika kita mensia-siakan nikmat itu pada waktunya, sesuai dengan gambara rasul dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah Ibnu Abbas RA bahwa Baginda Rasulullah SAW bersabda :
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Manfaatkanlah lima perkara sebelum kamu kedatangan lima perkara (demi untuk meraih keselamatan dunia akhirat). Yakni Masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Sehatmu sebelum datang sakitmu. Masa kayamu sebelum datang faqirmu. Waktu luangmu sebelum waktu sibukmu. Masa hidupmu sebelum datang kematianmu".
Lima gambaran yang di berikan oleh rasul sebagai patokan kita mensyukuri nikmat allah pada waktunya, sehingga tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari.
Seperti mensyukuri nikmat muda sebelum tua menjelang, dalam kualitas beribadah akan lebih tinggi, karena dalam kondisi kuat, apapun ibadah akan bisa di lakukan dengan maksimal. Beda ketika beribadah waktu tua, tenaga sudah mulai kurang, mata mulai kabur, kondisi dimana segala aktifitas sudah mulai terbatas.
Begitu juga nikmat yang lain, ketika kesadaran muncul begitu pentingnya suatu nikmat, namun nikmat itu sudah berlalu, semuanya menjadi penyesalan, namun nikmat itu tidak akan pernah lagi kita dapat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar