Astatik Bestari

Ketua Yayasan Bestari Indonesia ...

Selengkapnya
Navigasi Web

FDS Perlu Pertimbangkan Kepentingan Sosial Anak

Tulisan ini sudah dipublished oleh Mepnews.id , saya ingin berbagi pula dengan sahabat guru di sini tentang FDS. Saya melihat FDS dari kepentingan anak didik saja, karena anaklah yang merasakan baik buruknya hasil dari proses belajarnya, baik di sekolah formal maupun di sekolah nonformal di lingkungan tempat tinggalnya atau lembaga pendidikan lain yang ia minati. Sepanjang saya beraktivitas di dunia pendidikan, pendidikan itu memberi layanan untuk memperbaiki kwalitas diri manusia yang dimulai sejak kecil, bahkan sejak dalam rahim ibunya. Maka dari itu, menurut saya pendidikan sesungguhnya melayani kebutuhan untuk membuat pribadi lebih baik secara moril maupun materil dengan proses yang sesuai dengan potensi pribadi masing masing. Saya berusaha mebebaskan pikiran saya dari berbagai pendapat yang pro maupun yang kontra terhadap FDS ini. Murni saya menyikapinya dari sudut pandang saya sebagai orang tua yang memiliki instrumen penilaian walaupun tidak tertulis kepada hasil belajar anak, baik secara formal maupun nonformal dan informal yang dijalani anak saya.

Sejak ada program full day school, sebelum Pak Muhajir mewacanakannya seperti saat ini, saya sendiri pikir -pikir dalam mempercayakan anak kandung saya untuk dididik di sekolah model begitu.

Saya berpikir bahwa anak didik jadi dijauhkan dari lingkungan sosialnya yang heterogen. Setiap hari ketemu kawan dan guru itu itu saja sampai jam 17an.

Biasanya anak membantu orang tuanya dalam menjalankan tugas tiap sore hari, seperti membersihkan rumah, berkebun, menyiapkan makan malam, memberi makan ternak dan lain lain menjadi tidak ada waktu lagi.Mereka sudah capek, kira kira begitu. Saya khawatir anak menjadi kurang peka dengan lingkungan sosialnya karena ia sudah sibuk seharian di sekolah tidak terbiasa menyaksikan dinamika hidup yang nyata di masyarakat. Menurut saya, sejak dini anak seharusnya menjadi mitra baik minimal orang tuanya untuk menjalani tugas hidup yang pasti terjadi, bukan hidup yang diperankan sebagaimana anak PAUD bermain peran. Anak tidak saja diposisikan sebagai pribadi yang membantu meringankan tugas rumah tangga orang tuannya, tapi juga mitra berbagi, pemberi solusi bahkan memberi saran positif pada suatu tahapan hidup yang sedang mereka jalani. Kalau anak seharian di sekolah, bagaimana ia bisa mengamati dinamika hidup yang membantunya untuk bisa berpikir komprehensif dan holistik?

Saya teringat salah satu kawan guru saya bercerita, salah seorang muridnya yang berasal dari keluarga terdidik namun tidak membiarkan anaknya bermain bersama anak anak sebaya di sekitar rumahnya ketika di sekolah ia seperti anak yang ekslusif sulit berinteraksi dengan kawan sekolahnya.

” Ia pintar, tapi ia sepeti tidak bisa berkomunikasi dengan enjoy dengan kawannya” begitu dulu cerita yang sempat saya tangkap. Waktu itu saya mengambil kesimpulan bahwa anak disediakan macam macak fasilitas namun jauh dari lingkungan sosialnya menjadi tidak baik juga ternyata.

Saya mendapat kesimpulan akhir bahwa anak menjadi educated people ketika mereka juga mampu beraktualisasi nyata di lingkungan di manapun mereka tinggal, tidak hanya di lingkungan sekolah formalnya saja.

Senang punya anak yang bisa berinteraksi sosial dengan baik dalam lingkungan yang heterogen. Pada gilirannya nanti harapan kita mereka memiliki bermacam macam kreativitas dan inovasi dalam menapaki hidupnya berkat belajar dari lingkungannya secara bebas tanpa dibatasi tuntutan untuk mendapat nilai baik pada raport ujian semesternya, atau rangking kelas dan lain-lain .

Sekali lagi, ini pendapat saya sebagai orang tua yang memiliki instrumen penilaian objektif dengan apa yang dihasilkan anak dalam beproses menjalani hidupnya.

( Penulis Ketua PKBM BESTARI Jombang)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Pendidikan sesungguhnya melayani kebutuhan untuk membuat pribadi lebih baik secara moril maupun materil dengan proses yang sesuai dengan potensi pribadi masing masing." Setuju bu.

14 Aug
Balas

Terima kasih atas komentarnya, Pak. Salam kenal

19 Aug



search

New Post