Astatik Bestari

Ketua Yayasan Bestari Indonesia ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Melek Sopan Santun dari Literasi Media

Menyusuri informasi di google, saya menemukan definisi literasi media sebagai kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan hal ini ditujukan agar pemirsa sebagai konsumen media (termasuk anak-anak) menjadi sadar (melek) tentang cara media dikonstruksi (dibuat) dan diakses ( Wikipedia).

Kebetulan pagi tadi 19 Juli 2018 saya diingatkan facebook bahwa setahun lalu saya pernah menulis status berkenaan dengan literasi media ini. Topik status saya tentang pesan stasiun televisi SCTV kala itu menyajikan tentang sopan santun. Melalui Mepnews ini saya tuliskan kembali dalam paparan singkat status facebook saya sebagai berikut.

Ada dua tayangan di SCTV pagi hari yang lain dari stasiun TV lainnya pagi ini saya baru ngeh.

Pertama: pesan untuk berterima kasih ketika mendapat hadiah atau pemberian. Di adegan ini ada pesan moral juga tentang adik kakak yang mana si kakak menghibur adiknya karena bonekanya rusak. Pesan moral yang saya tangkap adalah keperdulian yang lebih tua kepada yang muda, mungkin pula kepedulian senior kepada junior.

Kedua: pesan minta tolong dengan caption "sopan santun" seorang anak kesulitan mengambil ayam goreng karena jauh dari tempat duduk di sebuah ruang makan. Sang ayah mengingatkan bagaimana cara menyelesaikan kesulitan tersebut, kemudian si anak minta tolong neneknya dengan mengangkat piringnya ia berkata

" Nek, tolong ambilkan ayam goreng itu dong !" Sejurus kemudian nenek tersebut merespon.

" Boleh, mana piringnya". Lalu si anak menyerahkan piring makannya kepada neneknya.

Caption akhirnya dari adegan yang durasinya kurang dari 5 menit ini begini " Sopan santun dimulai dari keluarga"

Dalam tayangan tersebut nampak etika bagaimana cara meminta tolong anak kecil kepada orang tua / nenek dalam adegan durasi tidak lebih dari lima menit itu. Sopan santun tidak saja pada ranah lisan, tapi pada laku, tindak fisik kita. Piring diberikan si cucu, lalu sang nenek menerima, ayam ditaruh di piring tersebut, bukan ayam goreng diambil dari piring saji langsung diberikan kepada di anak.

Adegan seperti ini saya kira patut kita contoh, menggunakan kemajuan teknologi dengan menambah tingkat melek sopan santun agar lebih baik lagi .

Melek sopan santun, istilah saya saja ;penting bagi kita semua, karena sopan santun itu menebar kedamaian bagi lingkungan terdekat kita, memberi kesan baik bagi kawan yang kita ajak berkomunikasi secara lisan maupun tulisan.

Sopan santun juga menyebabkan kita jadi malu mengumpat dalam hati, secara lisan maupun tulisan misalnya status sosial media.

Mari belajar bertata krama tak kenal ruang dan waktu karena tata krama sopan santun akan merepresentasikan kedalaman pemahaman kita dalam mengamalkan ilmu pengetahuan kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

-adik kakak = adik (1 orang) -kakak adik = kakak (1 orang) -kakak-beradik = kakak dan adik ( 2 orang) itu pendapat (sementara) saya

19 Jul
Balas



search

New Post