#Tantangan hari ke- 139

#Tantangan Gurusiana

Menjadi orang tua tunggal memang tidak mudah bagiku, selalu jatuh bangun. Banyak cibiran orang berprasangka buruk tentang diriku. Ketika suaminya pergi dengan wanita lain dan ujung-ujungnya bercerai yang dipersalahkan tetap wanita, ada terbersit bahwa istri tidak mampu berperan baik dalam tugas dan kewajibannya sehingga suaminya melirik wanita lain.

Sekarang aku harus membesarkan putraku seorang diri. Tanpa lelah aku berusaha sebisa mungkin untuk memberikan tempat terbaik untuk satu-satunya orang yang kuperjuangkan. Akhirnya aku bisa sukses tanpa seorang pria disisiku. Aku merasa begitu mampu menjadi ibu sekaligus ayah baginya. Namun ternyata sesempurna apapun diriku, putraku tetap butuh sosok ayah. Dalam dirinya ayah yang dikenalnya masih tetap melekat dengan segala sisi positif yang ada pada diri seorang ayah.

Suatu ketika saat dia pergi sekolah, tak sengaja aku menemukan sebuah lukisan di kamarnya, tertutup dengan kain putih, aku yakin yang dia lukis sesuatu yang berharga karena aku lihat dia begitu keras mengerjakan lukisan itu. Aku semakin penasaran sebenarnya apa yang digambarnya di kanvas itu. Ku buka perlahan kain putih yang menutupi, terlihat wajahku di kanvas itu. Betapa bahagianya aku pantaslah dia akan memberikannya saat hari ulang tahunku yang tinggal 2 hari lagi. Tapi saat ku buka seutuhnya kain itu yang terlihat aku yang menjadi pengantin dan seorang pria di sampingku.