Astrianingsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PENDIDIKAN KARAKTER MENERAPKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA DALAM LINGKUNGAN SOSIAL

Oleh : Astrianingsih

Kerukunan hidup umat beragama merupakan suatu sarana yang penting dalam menjamin integrasi nasional, sekaligus merupakan kebutuhan dalam rangka menciptakan stabilitas yang diperlukan bagi proses pencapaian masyarakat Indonesia yang bersatu dan damai. Kerjasama yang rukun dapat terjadi apabila diantara para pemeluk agama merasa saling membutuhkan, saling menghargai perbedaan, saling tolong menolong, saling membantu dan mampu menyatukan pendapat atau istilah lainnya memiliki sikap toleransi. Toleransi dalam pergaulan antar umat beragama berpangkal dari penghayatan ajaran agama masing-masing. Demi memelihara kerukunan beragama sikap toleransi harus dijaga dan dipahami untuk menghindari konflik.

Adapun kaitannya dengan agama, toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup masalah-masalah keyakinan pada diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau yang berhubungan dengan ke-Tuhanan yang diyakininya. Seseorang harus diberikan kebebasan untuk menyakini dan memeluk agama (mempunyai akidah) masingmasing yang dipilih serta memberikan penghormatan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau yang diyakininya.

Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama berpangkal dari penghayatan ajaran masing-masing. Menurut said Agil Al Munawar ada dua macam toleransi yaitu toleransi statis dan toleransi dinamis. Toleransi statis adalah toleransi dingin tidak melahirkan kerjasama hanya bersifat teoritis. Toleransi dinamis adalah toleransi aktif melahirkan kerja sama untuk tujuan bersama, sehingga kerukunan antar umat beragama bukan dalam bentuk teoritis, tetapi sebagai refleksi dari kebersamaan umat beragama sebagai satu bangsa.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain. Dalam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila pertama, bertakwa kepada tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia maka dari itu semua umat beragama juga wajib untuk saling menghargai. Dengan demikian antar umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.

Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama sudah semestinya memiliki sikap toleransi terhadap umat yang berbeda agama. Apalagi saat perayaan hari raya umat beragama yang dirayakan semeriah mungkin oleh penganutnya. Lalu bagaimana cara umat yang beragama menerapkan sikap toleransi pada peristiwa ini?

Berikut adalah cara-cara menerapkan sikap toleransi dalam beragama:

1. Tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah.

2. Tidak merendahkan dan mencela agama orang lain.

3. Tetap berteman dengan semua orang walaupun berbeda agama dengan selalu menghargai pendapat dan keputusannya.

4. Menghormati perayaan-perayaan besar agama orang lain.

5. Tetap menjaga kerukunan dan silaturahmi dengan menolong orang yang membutuhkan bantuan walaupun dari agama yang berbeda.

6. Menghargai agama orang lain dengan cara tidak menjadikan agama sebagai bahan gurauan dan tidak merusak tempat ibadah umat agama lain.

Jika sikap tersebut tidak diterapkan dalam kehidupan oleh masyarakat maka akan ada sikap intoleransi di lingkungan masyarakat itu sendiri.

Contoh sikap intoleransi umat beragama yang terjadi di Indonesia adalah penyerangan Klenteng di Kediri yang terjadi pada tanggal 13 Januari 2018. Selain pada kasus tersebut berikut juga kami jabarkan beberapa contoh kecil sikap intoleransi :

1. Tidak menghargai dan tidak menghormati agama orang lain

2. Membeda-bedakan teman yang berbeda agama

3. Memutus silaturahmi dengan orang yang berbeda agama

4. Memaksa orang untuk menganut agama yang Ia anut

5. Membanding-bandingkan agamanya dengan agama lain

6. Mengganggu kebebasan orang lain dalam beribadah sesuai agamanya

Kejadian tersebut tentu saja disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :

1. Terjadinya globalisasi

Perkembangan situasi global seperti kemajuan teknologi dapat membuat nilai-nilai kebajikan dalam kehidupan itu memudar salah satunya sikap toleransi

2. Demokrasi didominasi Low class

Faktor sosial dan ekonomi juga akan mempengaruhi terjadinya sikap intoleransi karena semakin tingginya biaya untuk mengenyam Pendidikan yang layak akan menyulitkan penduduk yang memiliki ekonomi yang dibawah rata-rata

3. Perkembangan media sosial

Pada masa kini banyak anak-anak yang sudah mengenal media sosial tanpa tahu akibat yang ditimbulkan dari dampak buruk bermedia sosial. Karena seperti yang kita ketahui saat ini banyak oknum yang menggunakan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan berita yang dapat menyinggung suatu umat beragama walaupun maknanya tersirat.

Dari beberapa peristiwa diatas tentu saja kita harus bisa mencari solusi untuk sikap intoleransi dan agar bisa terus mempertahankan sikap toleransi terutama dalam lingkungan bermasyarakat.

1. Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya bersikap toleransi dalam bermasyarakat.

2. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan belajar maupun bermasyarakat.

3. Adanya kesadaran dari diri sendiri hingga ke jangkauan yang lebih luas seperti dalam keluarga dan bermasyarakat.

Sikap toleransi bukan hanya dalam ranah beragama saja, namun sikap toleransi juga harus dilaksanakan dalam kehidupan bersuku, berbangsa dan bernegara. Tentu saja sikap ini bisa dibedah lebih jauh lagi selain dari penjelasan diatas. Bersikap toleran merupakan solusi terciptanya kerukunan di tengah perbedaan agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Adapun toleransi di luar masalah agama, tepatnya di luar masalah aqidah dan ibadah, maka hal itu boleh- boleh saja selama orang-orang non Muslim itu tidak memusuhi orang-orang muslim. Maka kerja sama antara orang-orang muslim dengan orang-orang non- Muslim dalam masalah kedunian tetap dibolehkan.

PGSD

Universitas Pelita Bangsa

Cikarang, 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post