Batik Gajah Oling
ARTIKEL
NILAI ESTETIK BATIK GAJAK OLING KHAS BANYUWANGI
Batik berasal dari kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang memiliki arti kain dan titik yang memiliki arti cara memberikan motif di bagian kain yang kosong dengan menggunakan perintang yang cara penggambarannya melalui cara dititik-titik. Menurut istilah, arti batik yaitu suatu cara untuk memberikan hiasan di dalam kain dengan melalui cara menutupi beberapa bagian tertentu menggunakan perintang. Perintang atau zat perintang, yang biasa digunakan adalah malam atau lilin. Dalam pembuatannya, batik mengacu pada dua hal penting. Hal penting pertama, yaitu teknik pewarnaan kain menggunakan malam untuk memberikan pencegahan pada kain yang tidak terwarnai seluruhnya. Hal penting kedua yaitu kain yang dibuat menggunakan teknik diatas, termasuk ke dalam penggunaan berbagai motif tertentu yang mempunyai ciri khas masing-masing.
Berdasarkan sejarahnya, baik khas Banyuwangi awalnya terjadi saat penaklukan Blambangan yang dilakukan Mataram. Ketika itu, masa pemerintahan diduduki oleh Sultas Agung (tahun 1933). Beberapa daerah yang menjadi wilayah-wilayah penaklukan mataran ialah, Blitar, Blambangan, dan Panarukan. Ketika zaman kekuasaan Mataram di wilayah Blambangan ini, terdapat banyak sekali anak muda dari Blambangan yang diajak ke pusat pemerintahan dari Mataran Islam, yaitu di wilayah Plered, Kotede. Di daerah Plered ini, anak muda dari Blambangan belajar untuk membuat batik. Kemudian perkembangan zaman mulai berjalan, terjadi berbagai kepentingan politik secara mutualisme. Hal tersebut menjadikan kegiatan membatik sebagai identitas dari penguasaan atau menjadi simbol dari penaklukan terhadap budaya yang ada di wilayah sekitarnya.
Salah satu btik khas Banyuwangi adalah batik dengan motif Gajah Oling. Batik Motif Gajah Oling mulai berkembang dari abad ke-16 hingga abad ke-17 Masehi. Abad tersebut merupakan zaman penaklukan Blambangan yang dilakukan oleh Mataram. Batik dengan motif Gajah Oling adalah motif khas dari Banyuwangi yang digolongkan ke dalam jenis batik pesisir. Batik dengan motif Gajah Oling berisi gambaran dari kota Banyuwangi berupa flora dan fauna yang memiliki makna kemakmuran. Terdapat bentuk batik motf Gajak Oling yang berbentuk menyerupai huruf “S”. Berdasarkan filosofinya, bentuk motif tersebut adalah bentuk belalai gajah serta digambarkan seperti uling atau belut atau moa. Motif batik Gajah Oling memiliki kriteria asli yang terdiri dari ornamen Gajah Oling, ornamen bunga Melati dengan lima kelopak, ornamen daun Dilem yang memiliki jumlah tiga buah, serta ornamen bunga Manggar yang memiliki jumlah tiga buah. Bentuk batik motif Gajah Oling mempunyai bentuk seperti tanda tanya yang hampir sama seperti belalai yang dimiliki hewan gajah. Akan tetapi ada juga yang memiliki pendapat bentuk dari motif batik Gajah Oling seperti hewan oling. Ornamen yang berada di dalam batik juga dinilai berbentuk bunga kelapa, bunga melayi, manggar, dan daun milem. Pada bagian atas Oling terdapat bentuk menyerupai api dan motifnya menghadap ke arah kanan.
Secara fisual bentuk dari batik motif Gajah Oling menggamvarkan Gajah Oling, api-apian, daun dilem, bunga melati, dan bunga manggar. Dalam penempatannya motif dari Gajah Oling merupakan center of interest dari kain tersebut. Semua motif digambar sedemikian rupa menggunakan ketenangan dalam prosesnya. Hal tersebut karena dalam proses membuat batik yang digunakan adalah malam panas yang digambar menggunakan cap. Berbagai motif tersebut telah melalui proses distalasi sehingga dapat menghasilkan bentuk sedemikian rupa dan bersifat dekoratif di dalamnya. Semua bentuk yang digambar, dibuat dengan tujuan agar dapat memuat berbagai makna yang dalam oleh para pembuat batik motif Gajah Oling pada zaman dahulu. Garis yang dibuat saling berhubungan dan membentuk motif yang tidak konsisten adalah ciri khas dari batik ini. Berbagai warna yang digunakan adalah warna putih serta warna emas, dengan latar belakang yang digunakan adalah warna biru dan jingga. Warna putih digunakan agar dapat memberikan kesan dan identitas sendiri untuk para penikmat batik.
Pada zaman dahulu, batik dengan motif Gajah Oling hanya digunakan sebagai baju khas dari kota Banyuwangi serta digunakan hanya saat upacara penting. Pakaian khas dari Banyuwangi yang menggunakan batif motif Gajah Oling antara lain thulik dan jebeng. Thulik digunakan ketika Sembong dan Udeng Tongkosan. Sementara jebeng, digunakan sebagai kain panjang yang akan digunakan. Upacara sakral yang menggunakan batik motif Gajah Oling antara lain Seblang Olehsari, Jaranan, Omprog, Kebo-Keboan, Seblang Bakungan, Gandrung, dan Jaran Kencak Paju Gandrung. Pada acara Gandrung dan Seblang, batik motif Gajah Oling digunakan sebagai kain yang panjang oleh pengisi acara seperti sinden, pengerawit, hingga penari. Sementara pada acara Gandring batik dengan motif Gajah Oling digunakan oleh penari sebagai kain yang panjang. Saat ini sudah banyak sekali perkembangan motif batik yang dibuat. Akan tetapi, pelaku batik dihimbau untuk tetap menjaga keaslian batik yang sudah dibuat dari zaman dulu kala, dan tidak menyalai pakem yang sudah dibuat.
Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Arfida BR., Dra., M.S. selaku dosen Bahasa Indonesia atas terbitnya artikel ini
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap