BEST PRACTICE PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS MATERI SE PRESENTER
Best Practice
“Pembelajaran Sé Presenter Bahasa Prancis di kelas XI IPA SMA IT Al Hasanah yang menyenangkan dengan pendekatan Project by Learning, menggunakan media audio visual dan Kuis digital untuk meningkatkan kemampuan berbicara”
oleh: Atika Irmayani, S.S.
A. Pendahuluan
Pelajaran Bahasa Prancis di SMA belum menjadi mata pelajaran yang banyak diajarkan di sekolah menengah atas di kota Bengkulu. Oleh karenanya sangat sedikit sekali literasi atau panduan pengajaran yang bisa ditemukan di sini. Hal itulah yang membuat penulis merasa bertanggung jawab untuk membagikan pengalaman mengajar Bahasa Prancis agar nantinya bisa digunakan oleh pengajar Bahasa Prancis lainnya yang membutuhkan referensi untuk mengajar.
Prof. Dr. Giyoto, M.Hum dalam bukunya yang berjudul “Metode Pembelajaran Bahasa Asing” menyatakan bahwa Kegiatan belajar mengajar perlu dilaksanakan secara efektif yang oleh karenanya dibutuhkan metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kompetensi yang ingin dicapai oleh guru.
Pada pembelajaran Best Practice PPL yang sudah dilaksanakan oleh penulis, ada dua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Yang pertama, Peserta didik diharapkan dapat Memahami percakapan sederhana tentang perkenalan dalam bahasa Prancis, berkaitan tentang meminta informasi dan memberikan informasi personal. Meliputi nama, pekerjaan, hobi, kewarganegaraan, dan kota asal. Yang kedua, peserta didik diharapkan dapat Berdialog atau bercakap-cakap tentang perkenalan diri menggunakan Bahasa Prancis sederhana dengan pelafalan yang baik dan benar.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, penulis memutuskan untuk memilih pendekatan pengajaran Project base learning atau biasa disebut juga dengan PJBL. Penulis memilih pendekatan PBJL dengan menggunakan media audio visual selama proses pembelajaran. PJBL sendiri adalah salah satu model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah. Dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk (www.bertema.com). Penulis meyakini bahwa model pembelajaran ini sangat sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dengan pendekatan project, peserta didik diharapkan dapat memperoleh wawasan dan materi yang dibutuhkan untuk bisa merencanakan produk yang akan dihasilkan di akhir pembelajaran.
B. Pembahasan
Pengimplementasian model belajar PJBL untuk pembelajaran Bahasa Prancis dengan materi Sé Presenter di kelas XI IPA SMA IT Al Hasanah tidak serta merta berjalan mulus dan tanpa hambatan. Dalam prakteknya, penerapan model belajar PJBL ini mengalami berbagai tantangan. Tantangan terbesar datang dari peserta didik itu sendiri. Hal ini dikarenakan peserta didik sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang Bahasa Prancis sebelumnya. Sehingga, peserta didik benar-benar memulai belajar Bahasa Prancis dari titik nol. Selain itu, tantangan juga muncul dari minimnya sarana dan prasarana pembelajaran Bahasa Prancis yang dibutuhkan selama proses pembelajaran berlangsung.
Berbagai tantangan tersebut akhirnya dapat ditaklukkan dengan penerapan langkah-langkah perencanaan pembelajaran yang antisipatif dan terstruktur. Untuk menghadapi peserta didik yang tidak memiliki literasi Bahasa Prancis sebelumnya, penulis mencoba memberikan pertanyaan pemantik yang membuat peserta didik menjadi merasa terhubung langsung dengan elemen-elemen Bahasa Prancis. Dari sana penulis mulai memasukkan unsur-unsur percakapan Bahasa Prancis di dalam pembelajaran. Peserta didik yang awalnya tampak tidak antusias menjadi tersulut semangatnya dan memiliki gairah untuk mempelajari Bahasa Prancis.
Tantangan kedua yang harus dihadapi adalah minimnya sarana audio visual yang mendukung proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis akhirnya mensiasati dengan membawa sendiri alat-alat yang dibutuhkan untuk pembelajaran. Seperti media Proyektor, Speaker, Modem jaringan internet, serta gulungan kabel yang dibutuhkan. Prasarana penunjang seperti modul dan LKPD juga sudah disiapkan oleh penulis sebelum pembelajaran tatap muka dimulai.
Penulis juga menyusun strategi pembelajaran yang berurutan. Tahap pertama dari pembelajaran tatap muka adalah sesi pembukaan yang memuat elemen penyiapan kelas, alpha zone, scene setting dan literasi. Kegiatan tersebut dilakukan agar peserta didik bisa berkonsentrasi dan secara jiwa raga sudah siap menerima pelajaran yang akan diberikan oleh guru. Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran. Di tahap awal pembelajaran materi Sé Presenter, penulis fokus memberikan input berupa pemahaman comprehension orale dan memperkenalkan kosa kata terkait yang akan digunakan dalam materi Sé Presenter. Di tahap selanjutnya, peserta didik mulai diarahkan untuk membagi kelompok dan membuat perencanaan proyek video percakapan yang akan menjadi tagihan di akhir pembelajaran.
C. Kesimpulan
Setelah kegiatan selesai, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi Sé Presenter di kelas XI IPA SMAIT Al Hasanah Bengkulu dengan model pendekatan PJBL dan menggunakan media audio visual terbukti efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil assessment for learning yang menunjukkan kemampuan siswa memahami comprehension orale materi Sé Presenter meningkat pesat di akhir pembelajaran. Selain itu, Pendekatan PJBL yang meminta siswa untuk membuat video dialog perkenalan diri juga dapat meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Prancis peserta didik. Peserta yang pada awal pembelajaran adalah pribadi yang sama sekali tidak mengenal Bahasa Prancis, maka di akhir pembelajaran, siswa tidak hanya mengenal Bahasa Prancis namun juga mampu mempraktekkannya dalam percakapan perkenalan diri sehari-hari.
D. Daftar Pustaka
Sintaks Model Pembelajaran Project Based Learning (sambimatika.my.id) Giyoto, H 2021, Metode Pembelajaran Bahasa Asing, Penerbit Gerbang Media Aksara, Yogyakarta. Irmayani, Atika 2023, “Rencana Pembelajaran Pembelajaran Bahasa Prancis”, self publish, Bengkulu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Terimakasih bapak, salam literasi
Terimakasih bapak, salam literasi