Atica Irmayani, S.S.

Pengajar, pendidik, penulis...

Selengkapnya
Navigasi Web
Fenomena Demo Guru Honorer
Pendidikan, guru, cpns vs honorer

Fenomena Demo Guru Honorer

Beberapa tahun belakangan ini berita tentang CPNS seolah menjadi headline di setiap media. Entah itu media massa maupun media maya. Semua hal tentang info CPNS seolah menjadi komoditi paling diburu.

Bahkan, CPNS juga memancing puluhan demonstrasi dan mogok kerja oleh sebagian orang. Sebagian orang ini kebanyakan adalah para guru honorer yang telah mebgabdikan diri selama bertahun-tahun di sekolah negeri dengan gaji yang tidak tentu.

Mendengar dan melihat secara langsung ada rekan-rekan guru yang mogok mengajar karena demo aturan CPNS membuat saya merasa miris. Antara kasihan dan sedih.

Kasihan karena para guru honorer ini memiliki tanggung jawab yang sama besar di sekolah tempat mereka mengabdi tapi mendapatkan gaji yang begitu minim. Bahkan menurut cerita beberapa teman yang pernah mengalami nasib menjadi guru honorer di SD Negeri, gaji mereka tiap bulan hanya berkisar 150rb-200rb. Itu pun tidak dibayar secara teratur. Seringkali bayaran sebesar itu baru diberikan setelah 3 bulan. Ada yang lebih parah, gaji nya bahkan dirapel sampai 6 bulan.

Sedih karena pengabdian tulus mereka selama ini seolah hilang begitu saja ketika mendengar kata CPNS. Walaupun saya yakin keinginan mereka jadi PNS hanyalah disadari niat mengabdi secara penuh pada negara tanpa harus dipusingkan lagi dengan biaya hidup sehari-hari.

Ironis memang, ketika gaji seorang guru bahkan tidak pernah diatur secara serius oleh pemerintah. Lain halnya dengan buruh yang bahkan gajinya saja sudah di undang-undang kan dan ditentukan nilai minimalnya. Sedangkan guru yang notabene adalah tonggak kemajuan sebuah bangsa malah digaji dengan seikhlasnya saja.

Sebagai sesama guru saya merasa amat prihatin. Walaupun saya guru sekolah swasta dan tidak pernah mengalami apa yang guru-guru honorer ini alami selama bertahun-tahun masa pengabdian mereka, tapi tetap saja saya bisa merasakan empati.

Terakhir, menjadi guru seharusnya bukan karena keterpaksaan atau karena sudah tidak ada lagi pilihan lain. Menjadi guru, apapun itu entah honorer atau PNS tetaplah harus memiliki ruh dan semangat mendidik yang sama. Semangat mencetak generasi Indonesia yang jujur, bermartabat, memiliki perilaku moral luhur dan jiwa kepemimpinan. Jika hal ini sudah tertanam dalam diri seorang pendidik, maka apapun statusnya mereka akan tetap memberikan yang terbaik bagi anak didiknya.

Guru pelita

Penerang dalam gulita

Guru jasamu tiada tara...

Tag. CPNS. Penerimaan CPNS 2018, Guru honorer vs PNS

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya. Salam literasi

30 Nov
Balas

Semangat Bapak Ibu Guru, jasamu tiada tara.

30 Nov
Balas

Tetap semangat para guru hebat.

30 Nov
Balas

Tulisannya keren dan inspiratif. Pejuang tanpa tanda jasa. Salam Literasi.

30 Nov
Balas

Semangat buat para guru

30 Nov
Balas

Semangat buat para guru

30 Nov
Balas



search

New Post