PANDEMI COVID-19 MEMBUATKU MENGERTI
Sejak virus corona merebak di berbagai negara semua harus berubah. Semua jadi taki menentu Virus i yang melanda dunia termasuk di Indonesia ini dikenal dengan sebutan Pandemi covid-19. Semua daerah harus memberlakukan lockdown. Termasuk di daerahku Tangerang.Semua aktivitas dibatasi baik waktu maupun interaksi antar manusia.
Sebagai pendidik kami selalu mengikuti ihimbauan kepala sekolah. Selaku pimpinan tak henti-hentinya beliau memantau situasi seperti ini. bahwa peserta didik belajar di rumah [BDR] dan gurupun tetap mengajar melalui daring. karena begitu diperlakukan PSBB [Pembatasan Sosial Bersklala Besar}kurikulumpu harus menyesuaikan. Lalu dibuatlah jadwal daring seperti yang telah disepakati. dibatasi kegitan di sekolah untuk pendidik dan tenaga kependidikan. setiap datang ke sekolah kamipun harus tetap menerapkan protokol kesehatan.
Pagi itu mulai daring jam pertama kuawali dengan ucapan salam "Assalamualaiku Wr.Wb..." ucapan ini sebagai pembentukan karakter siswa. Anak-anak memang harus dibiasakan. "Wa'alaikumssalam ibu" jawab beberapa siswa. Dengan penuh semangat.
Karena ternyata tidak semua menjawab. Setiap materi dan tugas yang dikirim melalui GCR juga tidak semua mengerjakan. Hal ini yang harus selalu kita tanamkan akan adanya karakter bertanggung jawab pada diri siswa. " Anak-anak segera kirim tugas agar nilai tidak nol" kataku dengan penuh kesabaran. " Baik bu " kata Keysya anak yang rajin.Tapi bagi yang malas tidak menjawab. karena khawatir tidak mengerjakan aku mengulangi perintah dengan menggunakan voice note..Hal hasil dari 36 siswa yang merspon 29 3 siswa tidak punya hp sisanya tidak mengirim. Hal semacam ini yang sangat diperlukan peran orang tua untuk mendapingi putra/putrinya.
Pada tanggal 12 Oktober kemaren parat wali kelas melaporkan Penilaian Tengah Semester{PTS} dan nilai tugas secara online. saat itu semua berjalan lancar hingga sore menjelang magrib.
Tiba-tiba di luar terdengar rsuara hujan rintik-rintik. Baru usaii sholat " " Tang " ting" tung " kubuka wa
" Bu Rita kenapa nilai putra saya kok masih ada nilai 0?" kata ibu M.Fikri dia menyebut nama anaknya
" kalau saya lihat anak saya selalu membaca dan menyimak HPnya "tambah ibu itu.
akhirnya kujelaskan dan orang tua itu minta bertemun tatap muka. Akupun melayani permintaan ibu dengan catatan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Esok harinya aku datang ke sekolah dan ibu M.Fikripun menepati janjinya dengan berpakaian rapi lengkap menggunakan masker tetap menjaga jarak dalam konukasinya. Setelah saya sampaikan semua dengan jelas. Akhirnya ibu mengucapkan terimakasih atas pengertian dan pelayanan kami. dan dia melanjutkan ucapan dengan nada penuh harap" Ya bu saya berharap semoga Corana segera pergi, sirna dari sini karena terasa berat mendapingi anak belajar selama pandemi"
Pengalaman ini menjadikanku mengerti arti pandem Covid-19i dalam menyikapi berbagai persoalan di dunia pendidikan antarar guru,siswa,dan orang tua.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereen Bu