Atikah Hermansyah

"Just write, because you don't know who will be inspired by your words."__@tika...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menumbuhkan Budaya Cinta Lingkungan Melalui Program Adiwiyata dan Kegiatan Pramuka

Menumbuhkan Budaya Cinta Lingkungan Melalui Program Adiwiyata dan Kegiatan Pramuka

PENDAHULUAN

Dalam Al Qur'an surat Ar Ruum ayat 41-42 disebutkan : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." Kerusakan lingkungan merupakan masalah serius yang dihadapi dunia saat ini. Kerusakan lingkungan disebabkan oleh dua faktor, kerusakan lingkungan akibat peristiwa alam dan akibat aktivitas manusia. Masalah lingkungan yang sungguh memprihatinkan seperti perubahan iklim global, pengelolaan limbah, kelangkaan air, ledakan penduduk, menipisnya sumber daya alam, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, dan peningkatan polusi serta kondisi lingkungan yang dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan merupakan bukti dari semakin rusaknya lingkungan bumi. Dari berbagai masalah tersebut, maka mencintai lingkungan merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda.

Menumbuhkan budaya cinta lingkungan khususnya dikalangan peserta didik diharapakan dapat menjadi salah satu alternatif solusi dari banyaknya masalah lingkungan yang terjadi. Peserta didik yang memiliki sikap, perilaku dan budaya cinta lingkungan hidup diharapkan dapat menjadi agen perubahan dan kelak mereka pun akan menjadi pengambil kebijakan mengenai cara pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Madrasah dianggap sebagai tempat yang tepat dan efektif untuk menumbuhkan nilai-nilai budaya dan menanamkan kesadaran cinta lingkungan hidup, karena madrasah merupakan tempat peserta didik memperoleh pendidikan dimana proses pendidikan berlangsung dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik.

Menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan pada peserta didik harus mulai dilakukan sejak awal pembelajaran. Materi tentang pendidikan lingkungan hidup sudah semestinya diberikan kepada peserta didik pada masa pengenalan madrasah sebagai kegiatan penanaman pondasi budaya cinta lingkungan. Penanaman budaya cinta lingkungan yang dilakukan sejak awal merupakan suatu upaya generasi agar yang akan datang semakin menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Selain itu, demi tercapainya lingkungan yang bersih dan nyaman untuk belajar, maka diperlukan langkah-langkah kongkrit untuk melestarikan lingkungan yang dapat dilaksanakan melalui program Adiwiyata dan Kegiatan Pramuka.

PEMBAHASAN

1. Program Adiwiyata

Pada tahun 1996 disepakati kerjasama pertama antara Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, yang diperbaharui pada tahun 2005 dan tahun 2010 sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tahun 2005, pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program Adiwiyata. Adiwiyata berasal dari dua kata sansekerta yaitu Adi dan Wiyata. Adi sendiri mempunyai arti yaitu besar, agung, baik, ideal atau sempurna. Sedangkan Wiyata mempunyai arti tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika. Maka Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang besar, agung, baik dan indah yang dimana tempat itu digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, dan etika.

Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga madrasah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga madrasah dapat ikut terlibat dalam kegiatan madrasah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatif. Dengan mengikuti program Adiwiyata, maka diharapkan madrasah dapat menjadi tempat yang nyaman bagi peserta didik, guru dan seluruh warga madrasah untuk melakukan berbagai aktifitas.

Pelaksanaan program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar ; partisipatif dan berkelanjutan. partisipatif artinya warga madrasah terlibat dalam manajemen madrasah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran. Berkelanjutan artinya seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif. Secara umum tujuan program Adiwiyata adalah membentuk madrasah peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang. Sedangkan secara khusus Adiwiyata bertujuan mewujudkan warga madrasah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan melalui tata kelola madrasah yang baik untuk untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Mengikuti program Adiwiyata memberikan beberapa keuntungan bagi madrasah, pertama, mendukung pencapaian standar kompetensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah. Kedua, meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional madrasah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi. Ketiga, menciptakan kebersamaan warga madrasah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif. Keempat, menjadi tempat pembelajaran tentang nilai‐nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga madrasah dan masyarakat sekitar. Dan kelima, meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meIalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di madrasah.

Madrasah merupakan institusi pendidikan yang berperan besar dalam menumbuhkanbudaya cinta lingkungan dikalangan peserta didik, terdapat empat aspek yang harus menjadi perhatian madrasah untuk dikelola dengan cermat dan benar dalam mengembangkan program Adiwiyata yakni ; Kebijakan, Kurikulum, Kegiatan, dan Sarana Prasarana. Untuk mewujudkan madrasah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan model pengelolaan madrasah yang mendukung dilaksanakannya pendidikan lingkungan hidup. Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para peserta didik dapat dilakukan melalui pembelajaran yang bersifat monolitik ataupun terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Peserta didik mendapat materi tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari di madrasah.

Program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba. Adiwiyata adalah program, predikat Adiwiyata merupakan penghargaan yang diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada madrasah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hasil akhir yang diharapkan adalah terciptanya lingkungan yang nyaman dan warga madrasah yang peduli dan berbudaya lingkungan.

Demi tercapainya lingkungan yang bersih dan nyaman untuk belajar, maka diperlukan langkah-langkah kongkrit untuk melestarikan lingkungan, sesuai dengan empat komponen program Adiwiyata yang pertama kebijakan berwawasan lingkungan, yang dapat dituangkan dalam kegiatan: membuat visi dan misi madrasah yang peduli dan berbudaya lingkungan., kebijakan madrasah dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup, kebijakan peningkatan sumber daya manusia (SDM) baik Pendidikan maupun tenaga kependidikan dibidang pendidikan lingkungan hidup, kebijakan madrasah dalam hal penghematan sumber daya alam, kebijakan madrasah yang mendukung terciptanya lingkungan madrasah yang bersih dan sehat, kebijakan madrasah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup.

Langkah yang kedua adalah pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, yang dituangkan dalam kegiatan pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran, penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar, pengembangan metode belajar berbasis lingkungan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan budaya cinta lingkungan dikalangan peserta didik.

Langkah ketiga, selain kebijakan dan kurikulum berbasis lingkungan, madrasah juga perlu melaksanakan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dengan menciptakan kegiatan ekstrakurikuler / kurikuler di bidang lingkungan hidup di madrasah, mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar dan membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di madrasah.

Komponen keempat dalam program Adiwiyata adalah pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan dilaksanakan dengan mengembangkan fungsi sarana pendukung madrasah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup, peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan madrasah, penghematan sumberdaya alam (listrik, air dan ATK), peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat, dan pengembangan sistem pengelolaan sampah.

2. Kegiatan Pramuka

Pramuka merupakan gerakan kepanduan yang sangat fokus terhadap pengembangan generasi muda, khususnya pembentukan watak dan kepribadian. Dari awal berdiri pula, gerakan kepanduan memanfaatkan alam sebagai learning center. Alam bebas yang menjadi setting tempat utama setiap kegiatan Pramuka seakan tidak dapat dipisahkan dengan gerakan ini.

Scouting yang di kenal di Indonesia dikenal dengan istilah Kepramukaan, dikembangkan oleh Lord Baden Powell sebagai cara membina kaum muda di Inggris yang terlibat dalam kekerasan dan tindak kejahatan, beliau menerapkan scouting secara intensif kepada 21 orang pemuda dengan berkemah di pulau Brownsea selama 8 hari pada tahun 1907. Pengalaman keberhasilan Baden Powell sebelum dan sesudah perkemahan di Brownsea ditulis dalam buku yang berjudul “Scouting for Boy”.

Melalui buku “Scouting for Boy” itulah kepanduan berkembang termasuk di Indonesia. Memperhatikan keadaan yang demikian itu dan atas dorongan para tokoh kepanduan saat itu, serta bertolak dari ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960, Presiden Soekarno selaku mandataris MPRS pada tanggal 9 maret 1961 memberikan amanat kepada pimpinan Pandu di Istana Merdeka. Oleh karena itu beliau menyatakan pembubaran organsiasi kepanduan di Indonesia dan meleburnya ke dalam suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan yang tunggal bernama Gerakan Pramuka yang diberi tugas melaksanakan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indoneisa. Gerakan Pramuka dengan lambang Tunas Kelapa di bentuk dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.

Meskipun Gearakan Pramuka keberadaannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961, namun secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada khalayak pada tanggal 14 Agustus 1961 sesaat setelah Presiden Republik Indonesia menganugrahkan Panji Gerakan Pramuka dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961. Sejak itulah maka tanggal 14 Agustus dijadikan sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka.

Dalam gerakan kepanduan di Indonesia (Pramuka), sikap peduli terhadap sesama maupun lingkungan telah jelas tertuang dalam salah satu poin yang terdapat dalam Prinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka Trisatya dan Dasadarma. Dalam Dasa Dharma pramuka butir kedua tertuang Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia yang mengandung makna bahwa setiap anggota pramuka memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan memelihara lingkungan tanpa terkecuali. Realisasinya adalah wujud perilaku yang ditampilkan dan kemudian menjadi syarat kecakapan umum bagi anggotanya yang harus dipenuhi.

Kerusakan lingkungan merupakan akibat dari kerakusan manusia terhadap alam ini. Melihat kondisi ekologis Indonesia yang sangat memprihatinkan, maka sebuah anugerah apabila Pramuka ikut menjadi gerakan penghijauan di tanah air secara berkesinambungan. Banyaknya penebangan tanpa diserta penghijauan berakibat hilangnya tempat peresapan air. Hutan sebagai kantong peresapan air makin lama makin berkurang. Penebangan hutan yang makin liar rupanya semakin membuat lingkungan sekitar kita tidak seimbang atau rusak. Perubahan cuaca dan polusi yang makin lama makin tak seimbang diakibatkan gundulnya hutan yang dikatakan sebagai jantungnya bumi. Jika hutan maupun lingkungan sekitar kita mulai gundul polusi pun kian tak terelakkan karena proses pertukaran oksigen dan karbondioksida terganggu. Perubahan iklim merupakan salah satu fenomena alam yang terjadi akibat ulah manusia. Perubahan iklim menjadi puncak dari berbagai persoalan lingkungan yang telah menjadi permasalahan dunia. Perubahan iklim menimbulkan ancaman bagi manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup saat ini dan di masa yang akan datang.

Untuk menjamin keberlanjutan kehidupan generasi mendatang dibutuhkan kegiatan dan gerakan yang dapat menumbuhkan budaya cinta lingkungan. Generasi mendatang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Untuk itu generasi sekarang bertanggungjawab mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik. Dan Pramuka merupakan gerakan yang diharapkan dapat turut serta berperan dalam perbaikan lingkungan hidup demi kelangsungan hidup yang akan datang. Pramuka yang saat ini beranggotakan kurang lebih 21 juta jiwa menurut ketua Kwarnas merupakan asset besar bangsa yang besar untuk mencetak kader-kader berwawasan lingkungan hidup. Maka dari itu, Pramuka patut menjadi garda terdepan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang hijau, bersih, indah dan asri juga menumbuhkan budaya cinta lingkungan.

PENUTUP

Madrasah perlu memberikan ajakan-ajakan moral serta contoh nyata untuk menanamkan budaya cinta lingkungan agar peserta didik dapat mencintai juga menjaga lingkungan dalam berbagai kesempatan melalui program Adiwiyata dan kegiatan Pramuka.

Implementasi program Adiwiyata dalam menumbuhkan budaya cinta lingkungan tidaklah sederhana, namun dengan adanya program ini, diharapkan peserta didik, guru dan juga seluruh warga madrasah dapat mengimplementasikan Adiwiyata dalam kegiatan belajar mengajar di madrasah dan memperoleh pengetahuan dasar tentang permasalahan lingkungan, serta mengubah perilaku dan sikap yang dapat merugikan alam juga mengetahui bagaimana pentingnya menjaga kelestarian bumi agar terhindar dari kerusakan.

Gerakan Pramuka merupakan kegiatan wajib yang pelaksanaannya tercantum dalam Permendikbud nomor 63 tahun 2014. Kegiatan pramuka adalah salah satu kegiatan aplikasi dari konsep-konsep mata pelajaran. Oleh karena itu Pramuka dapat menjadi role model pemeliharaan lingkungan hidup secara berkelanjutan lewat metode praktik dan pembinaan lingkungan hidup.

Dengan terwujudnya Madrasah Adiwiyata maka suasana kegiatan madrasah akan terasa nyaman dan Pramuka mengajarkan kepada kita agar selalu menjaga lingkungan, sesuai dengan Dasadharma kedua yang berbunyi “Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia”. Dan akhirnya dengan menumbuhkan budaya cinta lingkungan di madrasah diharapkan akan lahir peserta didik yang cerdas, bermutu, berwawasan lingkungan serta mampu menerapkan sikap cinta dan peduli lingkungan baik di madrasah maupun masyarakat, karena secara keseluruhan, lingkungan dan semua pemasalahannya adalah tanggung jawab kita bersama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

wow luar biasa.

13 Jan
Balas



search

New Post