Beberapa hari kmrn saya membaca banyak postingan yang beredar di WAG yang isinya informasi pelatihan. Ada link yang di-share berikut syarat-syarat agar bisa mengikuti pelatihan, ngak tanggung-tanggung yg ditawarkan dari pelatihan ini adalah sertifikat 62 JP sampai 64 JP bagi peserta. Dari kemarin saya mau nulis tentang ini tapi masih ragu, sampai akhirnya pagi ini saya baca klo ada dari link yg banyak beredar itu adalah link penipuan. Serem jugaa... Sudah dari beberapa waktu lalu saya tidak pernah mau mengikuti kegiatan yang pelaksananya tidak jelas atau tidak saya kenal dan saya juga tidak mau mengisi link yang banyak meminta data pribadi. Untuk link pelatihan yang rupanya penipuan ini sudah saya coba buka, saya selalu penasaran kalau ada link pelatihan dan semacamnya yang dibagikan di WAG. Tapi kurang wajar saja rasanya, klo ada yang meminta banyak data pribadi kita. Nah, Bapak Ibu guru harus hati-hati yaa dalam milih pelatihan yang akan kita ikuti, jangan juga sembarang share, krn kasihan jika ada teman kita yang jadi korban dari postingan kita. Untuk memilih dan memilah informasi ini dibutuhkan skill literasi kita. Pertama, kita harus mengetahui dengan jelas sumber informasi. Jika ada postingan yang menarik, maka sebaiknya kita mencari sumber informasi tersebut. Saat ini tidaklah sulit untuk mencari informasi, jika kita tidak menemukan banyak informasi tentang penyelenggara kegiatan, maka sebaiknya berhati-hati jika ingin mengikuti kegiatan tersebut. Kedua, dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan selama pandemi ini, saya memperhatikan ada beberapa pihak yang mencoba mengumpulkan data-data guru. Untuk apa? Banyak sekali yaa kegunaan dari data, mungkin kita pernah dengar tentang "The Power of Big Data". Jika Bapak Ibu diminta untuk membagikan informasi pelatihan ke beberapa group WA maka pihak penyelenggara terlihat seperti sedang mengumpulkan data dan belum 'terkenal' tentunya kan yaa? Bisa dibedakan dengan kegiatan yang diselenggarakan lembaga resmi, organisasi profesi, dll. Kegiatannya dipublikasikan di halaman resmi dan tidak mewajibkan peserta untuk share info kegiatan, krn tanpa di-share saja sudah banyak pesertanya .... Ada beberapa penyelenggara yang meminta banyak informasi saat peserta akan mendaftar. Data yang masih lazim kita berikan saat mendaftar suatu kegiatan itu adalah nama, alamat email, no WA dan instansi kerja. Jika ada yang meminta data lebih maka baik bagi kita untuk berhati-hati dan memeriksa kembali informasi tentang penyelenggara. Ketiga, jangan mudah dirayu dengan iming-iming sertifikat dgn JP yang banyak. Jangan terfokus pada JP yang banyak tapi perhatikan nama narasumber yang akan memberikan materi dan nama lembaga penyelenggara. Sebenarnya saat ini banyak sekali lembaga resmi yang mengadakan kegiatan pelatihan atau webinar. Lalu kenapa tidak populer? Mungkin karena tidak menawarkan JP yang banyak, itu salah satunya mungkin yaa? Padahal lembaga2 ini biasanya menghadirkan narasumber yang bagus dan berkompeten. Saat kita akan membagikan sesuatu di media sosial, pastikan kalau informasi yang kita bagikan benar dan bermanfaat karna ini akan mencerminkan bagaimana kemampuan literasi kita. Akhirnya ini semua kembali kepada Bapak Ibu guru, apa niat awal untuk mengikuti suatu pelatihan, apakah ilmu yang kita cari atau hanya selembar sertifikat?