Hari Rabu pagi kira kira pukul 9.00 saya ditelepon kepala sekolah. Pimpinan sekolah itu bilang sama saya, Pak Atik, Punten wakili saya ke Jakarta untuk mengkuti kegiatan lokakarya. Saya balik bertanya, lokakarya apa pak ?, kepala sekolah menjawab, lokakarya penulisan buku kreatif dari Dirjen GTK Kemdikbud. Semula saya ragu untuk mengiyakan permintaan kepala sekolah itu. Saya kembali bertanya, buku kreatif itu seperti apa contohnya pak ? Kepala sekolah menjawab dengan jujur dia pun tidak tahu contohnya seperti apa. Saya akhirnya menyanggupi permintaan kepala sekolah meskipun saya ragu, apakah saya mampu untuk melaksanakan tugas tersebut.

Besoknya hari kamis, ba’da sholat subuh saya ke statsiun, jarak dari rumah ke statsiun cukup jauh, saya diantar istri pake motor. Saya sebenarnya punya mobil, sayangnya istri saya ga bisa nyetir mobil. Saya berangkat ke Jakarta naik kereta api Cirebon Excpress kelas ekonomi AC. Alasan saya tidak membawa kendaraan sendiri, karena saya tidak hapal jalan jalan yang ada di ibu kota. Kereta berangkat pukul 05.50 dari statsiun Kejaksan Cirebon. Di Gerbong yang saya naiki terlihat tempat duduk terisi semua.

Kereta api tiba di satsiun Gambir pada pukul 09.10 menit, keluar dari kereta tiba tiba kepala terasa pening. Saya ingat, tadi malam saya sulit tidur. Saya tidur pukul 01.30 dan bangun pukul 03.00 , berarti saya tidur hanya satu setengah jam. Pantas sekarang terasa pening, karena kurang tidur. Setelah melewati pintu keluar, saya belok ke bagian pemesanan tiket. Saya mau pesan tiket untuk pulang pada hari Minggu tanggal sebelas. Saya mengambil karcis antrian, dan ya Allah mendapat nomor 59. Saya ikut antrian hampir satu jam setengah. Kira kira pukul sebelas saya baru dapat tiket pulang. Kebagian kereta api Argojati pukul 17.20. Saya masih bersyukur walaupun ikut antrian yang lama tapi membuahkan hasil.

Dari statsiun ke hotel tempat berlangsungnya kegiatan saya naik taksi. Tiba di hotel 101 Dharmawangsa square pukul 12.00. Saya lansung check in sesuai jadwal, kemudian mengisi biodata. Pada waktu pembagian kamar, saya satu kamar dengan peserta dari jawa timur, namanya pak Bambang Sukarno. Beliau adalah Kepala sekolah di salah satu SD Negeri di Kota Pahlawan. Ternyata kami cepat akrab. Pak Bambang merupakan sosok yang mudah bergaul.

Pada saat pak Dirjen GTK membuka acara lokakarya, beliau berkata, orang akan selalu dikenang melalui tulisannya. Ya memang harus kita akui, kita akan lebih mengenang seseorang dari karya yang ditulisnya. Hari Jumat para penyaji menjelaskan pentingnya seorang guru memiliki kepandaian untuk menulis. Bahkan dalam tayangan video, saya sangat terkesan ketika ada seorang guru fisika di salah satu SMA di Malang, dapat menulis buku tentang penggunaan alat peraga dari barang barang bekas. Ruaar Biasa.

Pada penyajian berikutnya adalah pemaparan seorang guru yang menjadi pemenang lomba menulis internsional. Namanya Ibu Dayang dari Kalimantan Barat. Ternyata seorang guru dapat melanglang buana. Berbagi pengalaman melalui tulisan. Menulis itu mudah kata Pak Eko Priyanto (salah satu instruktur lokakarya), tapi ternyata sulit juga bagi saya yang tidak punya pengalaman menulis. Apalagi tulisan populer. Mencari judulnya saja sudah sulit. Tapi saya tetap ingin mencoba belajar menulis. Tulis saja pengalaman dan kesan ketika mulai lokakarya, demikian instruksi pak Eko. Akhirnya saya mencoba menulis, dan hasilnya seperti ini. Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Semoga setelah melewati banyak pengalaman saya dapat menjadi seorang penulis yang baik.