BU MIA DAN EKOLITERASINYA
Tantangan Hari ke -10
#TantanganGurusiana
Tantangan Hari ke 10 Jumat 24 Januari 2020
Ada terhindang sejumlah sandal jepit indah dan topi serta benda lainnya di atas meja , saat saya masuk ke ruang guru untuk mengambil buku jurnal yang tertinggal. Sementara Bu Mia, guru ketrampilan duduk di sofa dekat meja di mana sandal dan 'kawan-kawannya ' terhidang.
"Ini hasil anak-anak Ibu." Bu Mia menuturkan. (maksudnya hasil siswa-siswi yang saya wali kelasi) saat saya mendekatinya. Saya perhatikan satu persatu. Ada sandal jepit yang sudah dipercantik dengan kain perca. Ada tempat pinsil yang terbuat dari kaleng bekas yang sekelilingnya dihiasi oleh kertas koran.yang digulung, ada boneka mungil yang bajunya dari daun jagung, Tas dari limbah bungkus kopi, dan lainnya.
Sebenarnya ini kali ke dua.Bu Mia memgajarkan siswa membuat kerajinan dari limbah dalam tahun pelajaran ini. Yang pertama kain perca batik yang bermacam corak digunting untuk dirapihkan dan digunting -gunting. Ada yang berbentuk kotak - kotak persegi, kotak panjang kemudian ditempel di papan dan diberi pigura serta kaca. Hasilnya sungguh indah bila dipajang di dinding.
"Kami kumpulkan Bu untuk nanti kalau ada pameran." Bu Mia menjelaskan suatu saat, ketika saya melihat -lihat perca batik yang sudah indah ditempel menggunakan pigura. "Saya akan kerjasama dengan Bu Lilis, Bu." Bu Mia menerangkan lagi. Sungguh indah bila itu terlaksana.
Kembali kepada hasil karya siswa yang bahannya dari limbah. Apa yang dilaksanakan dalam pembelajaran Bu Mia, dengan menggunakan bahan limbah mengingatkan saya akan sebuah konsep tentang Ecoliteracy.
Sebuah konsep tentang kesadaran ekologis atau melek ekologi, baik secara kognitif maupun praksis. Istilah ini pertamakali dikenalkan oleh Fritjof Capra dalam bukunya yang berjudul The Web of Life yang di-Indonesiakan menjadi Jaring-jaring Kehidupan (Radar Banten 21 Mei 2014.)
Intinya bahwa, apa yang ada dalam pembelajaran Bu Mia dengan menggunakan bahan limbah setidaknya siswa minimal mengetahui dan mempraktekan bahwa dari limbah dapat dibuat sesuatu yang bernilai guna dan mereka memiliki andil dalam mengurangi jumlah limbah ,atau sampah itu artinya berkurangnya bahan penyebab polusi tanah.
Penggunaan apakah itu limbah kertas, plastik, sedotan dan lainnya setidaknya siswa telah dibawa untuk memahami bahwa, keberlangsungan kehidupan dengan lingkungan yang bebas dari sampah sebuah keniscayaan dan mereka sudah berbuat andil setidaknya mengurangi beban bumi menerima sampah walaupun dalam taraf kecil dan sederhana.
Namun bukankah yang besar itu dari yang kecil terlebih dahulu? Bukankah yang sederhana itu bisa berkembang jadi kompleks dan besar ? Wallahu Alam Bisawab
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar