YOGYAKARTA DAN GOOGLE CLASSROOM
Tantangan Hari ke 15
#TantanganGurusiana
JOGYA DAN GOOGLE CLASSROOM
Untuk ketiga kalinya saya menulis tentang Google Classroom. Karena memang saya sedang jatuh cinta pada layanan yang diberikan oleh google ini, hanya tulisan kali ini ada kaitannya dengan Yogya. "Ko bisa?".Mungkin itu pertanyaan anda. Justru ada kaitannya sekali. Penasaran ? Lanjutkan membaca tulisan ini, hingga rasa penasaran Anda terjawab.
Begini, pada hari Selasa tepatnya tanggal 28 Januari 2020 SMP Negeri 1 Cipanas mengadakan karyawisata ke Yogyakarta. Karyawisata yang dikuti oleh para siswa kelas 9. Kebetulan hari itu bertepatan dengan jadwal mengajar saya di kelas delapan 8A. Itu artinya saya berhalangan untuk masuk dan melakukan pembelajaran secara tatap muka
Untunglah saat ini, saya sedang mempelajari dan menerapkan google classroom. Sehingga saya mencoba lagi untuk mempergunakannya yaitu mengadakan pembelajaran online. Saya sudah mempersiapkan tugas apa yang akan saya berikan. Walaupun sejujurnya penggunaan Google classroom belum sepenuhnya nya saya kuasai benar, Namun bukankah sambil berjalan saya dapat belajar (Learning by doing)?.
Kali ini saya mempergunakan menu penugasan. Saya masuk terlebih dahulu pada menu pengumuman, untuk memberitahukan kepada mereka bahwa ada tugas dari saya, dan tugasnya dikirimkan juga lewat google classroom pada hari dan waktu itu juga.
Anda tahu saat saya memberikan tugas?..saat itu saya sedang di dalam bis dalam perjslanan menuju Jogyakarta..walaupun saya menggunakan google classroom, namun tetap saya meminta bantuan rekan saya di sekolah untuk melihat apakah mereka belajar dan mengerjakan tugas yang saya berikan melalui google classroom.
Alhamdulillah, berdasarkan laporan rekan saya itu melalui WA, mereka belajar dan mengerjakan tugas. Itu terbukti dengan beberapa jam kemudian, tugas mereka masuk tentunya melalui google classroom.
Sementara bis yang membawa saya dan rombongan terus melaju, saya buka satu persatu tugas mereka. Sementara saya buka tugas mereka, terbayang satu persatu wajah mereka. Ada kebanggaan, ada keharuan, ada tetap rasa kurang enak tidak bisa hadir di kelas. Walaupun ada bantuan google classroom kami bisa berkomunikasi. Tetapi tetap peran kita sebagai guru tidak maksimal. Tidak bisa berkeliling membimbing mereka belajar, tidak bisa melihat kerjasama diantara mereka, tidak bisa melihat mereka berkomunikasi, tidak bisa melihat bagaimana mereka saling bertukar pikiran yang menunjukan keterampilan berpikir tingkat tingginya, dan lain sebagainya.
Bis terus melaju, sementara saya terus berpikir sambil melihat ke luar melalui kaca mobil. Google classroom memang sebuah inovasi dalam pembelajaran. Namun peran guru tetap utama. Aplikasi ini hanya media, hanya sarana namun peran guru tidak tergantikan.
Pengetahuan bisa mereka peroleh melalui apa saja, namun pembentukan karakter itu hanya mereka dapatkan dari guru. Guru yang mengajar dengan hati. Yang mengajar dengan tulus. Yang tidak membiarkan pembelajaran berlangsung bila keadaan kelas masih kotor, yang membiasakan mereka untuk berdoa sebelum belajar, yang membiasakan menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang memotivasi mereka untuk terus belajar, yang memberikan teguran bilamana ada siswanya yang meledek temannya dan lain sebagainya. Itu hanya dapat dilakukan oleh guru di kelas bukan google classroom.
Intinya peran guru tak tergantikan Semaju apapun zaman, secanggih apapun media pembelajaran Anda sependapat dengan saya ?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah, jadi kangen ke kelas. Melihat mereka menunduk malu saat berbisik bisik dipelototi (mengajar model lama) sekarang ditukar dengan senyum dan usapan kepalanya. Melihat mereka mengeenjitkan kening saat soal matematika mendapatkan jalan buntu. Dllnya.
Pastinya kangen ya Bu Irma, sukses terus menjadi kepala sekolah. Bila kangen. Ibu bisa masuk k kelas sambil sulervisi
Iya, Bu. Sekarang ngak di sekolah lagi, Bu. Tapi masih di lingkungan pendidikan.