Atjih Koerniasih

Guru di SMP Negeri 1 Cipanas. Sebagai guru mata pelajaran IPS. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

KODE ETIK BERSALAMAN DAN VIRUS CORONA

Tantangan Menulis. Hari Ke-69

#TantanganGurusiana

Kalau pembaca lihat sikap tangan saya ( berbaju merah tak berkaca mata), tentunya pasti tidak ada yang menarik atau ah biasa saja. Seperti anda, sayapun awalnya biasa saja. Tetapi kini sikap itu justru memunculkan sebuah ide untuk bahan saya menulis di hari ke 69 Apakah itu...? Begini....

Suatu hari seorang rekan guru bercerita kepada saya bahwa, dia melihat seorang siswa (kebetulan ysng diceritakan, siswa laki-laki) ditertawakan oleh seorang temannya. karena saat mau bersalam dengan gurunya, guru tersebut mengatupkan kedua telapak tangannya di dada, sedangkan siswa, sudah siaga mau menyalaminya. Temannya kemudian menertawakannya sedangkan siswa yang mau menyalsminya terlihat salah tingkah.

Cerita itu sudah lama terjadi, saat saya dan beberapa rekan guru lainnya memulai untuk membiasakan tidak bersalaman dengan bersentuhan tangan dengan lawan jenis sekalipun dengan siswa. Karena siswa SMP tentunya sudah banyak yang akil balig.

Kembali ke cerita di atas,wajar bila muncul peristiwa seperti itu, karena sesuatu hal yang baru tentunya tidak serta mulus dan lancar. Tentu ada beberapa kendala. Yang tentunya dengan berjalannya waktu hal itu akan sendirinya hilang 'ala bisa karena biasa'

Kini, setelah di antara kami ada yang sudah terbiasa, siswa laki bila bertemu dengan guru perempuan dan sebaliknya bila bertemu saling mengatupkan kedua tangan dan ditempelkan ke dada, ada anjuran untuk tidak bersentuhan bila bertemu. Digantikan dengan adab yang lain. Salah satunya dengan cara seperti yang selama ini kami coba lakukan yaitu mengatupkan ke dua telapak tangan dan disimpan di dada. Bedanya yg kali ini tidak pandang bulu. Baik dengan sesama wanita ataupun sesama laki laki.

Mengapa demikian? Jawabannya karena virus corona tidak pandang bulu. Baik dari laki -laki ke perempuan atau sebaliknya. Namun bagi kami hal biasa. Artinya, kode etik untuk tidak bersentuhan tangan sudah terbiasa bagi kami. Yang belum terbiasa adalah tidak bersentuhan telapak tangan saat bersalaman laki dengan laki, petempuan dengan perempuan.

Kini petistiwa di atas terulang, yaitu ada kecanggungan atau belum terbiasa tidak bersalaman dengan sesama rekan yang berjenis kelamin sama. Tapi lagi -lagi waktulah yang menjadikan itu terbiasa. Hanya muncul pertanyaan, apakah kode etik bersalaman seperti itu berlanjut terus, ataukah sampai pandemi virus corona selesai? Entahlah. Hanya kalau dengan lawan jenis Insya Allah etika mengucapkan salam dengan mengatupkan ke dua telapak tangan dan didekatkan di dada terus kami biasakan sehingga menjadi terbiasa.

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Good mom

23 Mar
Balas

Makasih ibu Karyani

23 Mar

Makasih ibu Karyani

23 Mar
Balas

Betul bu Nelly, Bisa karena biasa.

23 Mar
Balas

Keren Bu...melakukan sesuatu yang baru pada awalnya memang tidak selalu mulus...tapi lama -lama akan terbiasa. Kalau sekarang namanya salam Corona...

23 Mar
Balas



search

New Post