Atjih Koerniasih

Guru di SMP Negeri 1 Cipanas. Sebagai guru mata pelajaran IPS. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MEDIA SEDERHANA, MENGAPA TIDAK
Dok: Pribadi

MEDIA SEDERHANA, MENGAPA TIDAK

Tantangan Menulis Hari Ke -49

#TantanganGurusiana

Capture yang saya pasang untuk tulisan saya kali ini adalah saya ambil dua tahun yang lalu. Siswanya pun kini sudah ads di kelas sembilan, foto yang merupakan satu dari sekian foto yang saya sukai.

Mengapa saya sukai?, karena saat itu saya mengajar dengan menerapkan, apa -apa yang ada di sekitar siswa dan ternyata respon siswa dalam belajar nya menjadi antusias.

Saya ingat betul, mereka belajar kebutuhan manusia dan alat pemuas kebutuhan manusia. Untuk pembelajaran nya agar konstektual saya berpikir mengapa tidak saya gunakan media yang ada di sekitar mereka. Karena ada di kelas, maka saya gunakan semua benda -benda yang ada di ruangan kelas.

Caranya, saya tugaskan mengumpulkan benda yang ada, mulai dari buku, pulpen, pinsil, hp, bekal mereka, sampai ke sepatu yang mereka pakai. Kemudian benda -benda tersebut mereka identifikasi dan dikelompokan sesuai dengan macam -macam kebutuhan serta macam -macam barang di meja mereka dan diberi nama perkelompok barangnya sesuai dengan nama jenis kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan seperti stand pada bazar layaknya.

Kegiatan mengidentifikasi selesai, maka tiap -tiap kelompok anggotanya berbagi tugas. Ada yang berkunjung ke Stand kekelompok lainnya sambil membawa alat tulis, ada yang tinggal di stand untuk menerima kunjungan saya dan kunjungan kelompok lainnya dan menjawab apabila ada pertanyaan dari yang berkunjung.

Kegiatan berkunjung selesai, maka kegiatan lainnya membuat mind map dari hasil mereka mengidentifikasi secara kelompok dan juga ditambah dengan hasil kunjungan mereka kekelompok lainnya. Yang dilanjutkan presentasi dari masing -masing kelompok.

Diakhir pelajaran, sesudah saya memberikan penguatan dan klarifikasi, mereka saya berikan benerapa pertanyaan untuk menggali pemahaman mereka sampai sejauh mana. Itupun saya menggunakan media yang mereka gunakan.

Mungkin ada pembaca bertanya, itu menggunakan model apa? . Pada rencana saya menentukan akan menerapkan model Disvovery Learning (DL) di mana anak membuat konsep sendiri melalui percaharian dengan situasi dibuat oleh guru sedemikian rupa.

Namun apakah ini Discovery?. Sebenarnya saya tidak begitu memusingkan akan penamaan model, yang jelas saya penekanan saya kegiatan pembelajarannya harus ada problem solving, kreatif, berpikir tinggkat tinggi, komunikasi dan kerjasamanya. ada literasinya, serta ada penguatan karakternya. Dan lebih pentingnya harus ada respon dari siswa dari stimulus yang saya berikan. Karena siswa dikatakan belajar jika ada stimulus guru sebagai inputnya dan respon siswa sebagai outputnya. Jika itu ada penamaan bagi saya tidaklah penting. Karena jika stimulus ada respon ada maka, kita katakan mereka sudah belajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post