Atjih Koerniasih

Guru di SMP Negeri 1 Cipanas. Sebagai guru mata pelajaran IPS. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENCOBA PENILAIAN HARIAN  DENGAN GOOGLE CLASSROOM

MENCOBA PENILAIAN HARIAN DENGAN GOOGLE CLASSROOM

Tantangan Hari ke -13

#TantanganGurusiana

Hari ini sebelum upacara penaikan bendera, HP saya begitu ramai dengan WA yang masuk, dari siswa maupun dari orang tua. Ada yang menanyakan jadi tidaknya ulangan dengan berbasis online ada juga yang meminta ijin menggunakan HP ayahnya karena HP nya rusak dan lainnya. . Senin ini, 27 Januari 2020, saya memang mencoba untuk ulangan harian berbasis online dengan menggunakan falitas yang disediakan oleh google yaitu google classroom. Kenapa saya katakan mencoba, karena untuk pertama kalinya fasilitas yang disediakan google ini saya gunakan. Oleh karena itu hanya satu kelas yang saya coba. Itupun yang sudah saya data terlebih dahulu apakah seluruh siswa di kelas tersebut menggunakan smartphone.

Sebelum keputusan untuk mencoba ulangan harian berbasis online melalui google Classroom, terlebih dahulu saya mendata mereka secara diam - diam. KM kelas saya panggil untuk saya tanyakan apakah mereka semua memiliki smartphone, cara tersebut untuk menghindari rasa malu pada siswa yang mungkin muncul bila pendataan saya kemukakan secara klasikal.

Ternyata semua anggota kelas memilikinya. Oleh karena itu saya putuskan untuk menggunakan layanan google ini. Saya buat kelas google classroom dan saya minta mereka untuk menginstal aplikasinya di smartphone mereka. Setelah mereka menginstal saya berikan sandi kelas untuk bisa masuk ke google classroom.

Sebelum keputusan untuk mencoba ulangan harian berbasis online melalui google Classroom, terlebih dahulu saya mendata mereka secara diam - diam. KM kelas saya panggil untuk saya tanyakan apakah mereka semua memiliki smartphone, cara tersebut untuk menghindari rasa malu pada siswa yang mungkin muncul bila pendataan saya kemukakan secara klasikal.

Ternyata semua anggota kelas memilikinya. Oleh karena itu saya putuskan untuk menggunakan layanan google ini. Saya buat kelas google classroom dan saya minta mereka untuk menginstal aplikasinya di smartphone mereka. Setelah mereka menginstal saya berikan sandi kelas untuk bisa masuk ke google classroom.

Saat mereka masuk dan mendapati tampilan mukanya ada foto kebersamaan kelas (sengaja saya mengedit tampilan muka dari google classroom dengan foto mereka, kebetulan kami pernah berfoto bersama) berbagai macam reaksi muncul. Ada yang tertawa, ada terbelalak intinya mereka senang dengan kelas online.

Setelah kelas google classroom terbentuk, maka saya mencoba menerapkannya pada penilaian harian berbasis online, dan Senin ini , 27 Januari saya mulai mencobanya setelah upacara penaikan bendera.

Saat saya masuk kelas setelah upacara, mereka terlihat siap dengan HP di tangan. Soal belum saya share ke mereka. Barulah setelah memberikan pengarahan cara mengisinya, soal saya kirim.

Mulai sensasi terjadi.Ada yang begitu bahagia saat dirinya bisa mengakses soal, ada yang galau manakala soal tidak bisa di klik jawabannya. Ada lagi soal belum diisi jawaban sudah terkirim. Ada lagi yang risau kuota habis. Saat itulah saya gunakan untuk melihat dan menilai karakter dan sikap mereka. Kebetulan mereka, saya wali kelasnya.

Akhirnya permasalahan bisa teratasi dengan bantuan sesama mereka. Sengaja saya tidak langsung membantunya. Untuk melihat siapa saja yang memiliki kepedulian antar mereka. Untuk masalah waktu.pengerjaan yang terpakai tidak menjadi masalah karena baru sebatas percobaan jadi bisa nanti diulang dengan ulangan berbasis pulpen.

Selesai mengerjakan soal mereka langsung saling memberikan pertanyaan. "Kamu berapa nilainya?" Pertanyaan itu muncul karena begitu selesai mengerjakan nilai sudah mereka ketahui.

Berhubung ada dua siswa yang kurang berhasil dalam pelaksanaan online, maka solusinya saya sudah siapkan soal yang saya print. Saya sudah menduga akan muncul masalah berhubung baru tahap awal.

Kepada mereka yang gagal, juga saya katakan jangan risau karena ini baru permulaan dan saya ulang dengan soal manual lagi. Hasilnya, karena mungkin belum terbiasa setelah saya analisis, nilai online lebih kecil dibanding dengan nilai yang dikerjakan secara manual.Namun Saya puas, karena saya sudah mencoba hal baru, dan yang gagal pun hanya dua orang, saya kira ke depannya mereka akan terbiasa, karena ala bisa karena biasa bukan ?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin Makasih Bu Teti

27 Jan
Balas

Inilah salah satu kemerdekaan dalam mengajar. Sukses selalu ya, Bu! Barakallah

27 Jan
Balas

Makasih Bu Teti atas kunjungannya juga atas apresiasinya

27 Jan

Makasih Bu Teti atas kunjungannya juga atas apresiasinya

27 Jan

Siswa milenial. Semoga sukses bu

27 Jan
Balas

Aamiin, makasih Bu Salam kenal

27 Jan

Aamiin, makasih Bu Salam kenal

27 Jan

Aamiin, makasih Bu Salam kenal

27 Jan

Salam kenal Bu. Wah luar biasa Bu Atjih tulisannya. Saya tertarik ingin belajar dengan Ibu. Bisa berbagi Bu?

27 Jan
Balas

Salam kenal lagi Bu Nita Vitara, dengan senang hati Bu

28 Jan



search

New Post