Atjih Koerniasih

Guru di SMP Negeri 1 Cipanas. Sebagai guru mata pelajaran IPS. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
TUGAS DAN MAKNA LIBUR KALI INI

TUGAS DAN MAKNA LIBUR KALI INI

Tantangan Menulis Hari Ke 70

#TantanganGurusiana

Catatan sore ini tidak ada, selain membaca pesan yang masuk lewat WhatsApp dan tugas-tugas yang dikirim oleh mereka di google classroom

Tugas tidak banyak. Disesuaikan dengan jika dikerjakan siswa di kelas selesai sekitar 50 persen waktu dari kegiatan Belajar Mengajar. Khawatir terlalu banyak.

Apalagi kemarin saya membaca di sebuah berita online Komisioner KPAI Retno Listyarti mengemukakan aduan orang tua tentang banyaknya tugas yg bertumpuk yang dikhawatirkan anak menjadi stres dan kurang imun.

Sebagai guru saya berusaha membacanya dengan mengenyampingkan ego sebagai guru. Saya mencoba untuk di luar. Dalam artian, mencoba bersikap netral. Karena kalau ada dipihak guru, ingin rasanya saya mencoba membela diri, akan pernyataannya.

Namun saya berusaha untuk keluar, sebagai orang netral. Agar apa? Agar saya bisa berpikir jernih. Mencoba memahami. Hasilnya, saya mencoba memgurangi tugas yang saya berikan setelah siswa tentunya diberikan materi lewat tayangan videonya yang saya ambil dari youtube kemudian dibagikan ke google classroom. Tentunya Video yang berkaitan dengan materi.

Itu yang saya dapat berikan. Terkadang point -point materi yang saya ketik di google classroom. Kenapa saya berikan tugas?

Jawaban atas pertanyaan ini saya yakin, semua guru sama dengan saya. Yaitu untuk memastikan mereka (baca siswa) itu belajar. Karena, sulit untuk mengetahui mereka belajar atau tidak dengan belajar Secara online. Karenanya tugas menjadi solusinya.

Bisa saja saya (tentu guru lainnya) tidak memberikan tugas. Enak malah jadi tidak berlama -lama bercengkrama dengan HP untuk memeriksa dan menilai tugas mereka. Namun rasa tanggung jawablah yang mendorong saya (kalau boleh saya menggunakan "Kami") melakukan it, dengan pemikiran, mereka belajar seperti di sekolah. Bedanya tempatnya di rumah. Itu yang mu gkin kurang dipahami benar oleh sebagian orang tua.

Di sekolah juga ada tugas yang. Satu hari bisa dua atau tiga mata pelajaran dalam satu hari. Tetapi tidak masalah. Mungkin yang membuat stres. Guru guru memberikan tugas serentak untuk dua minggu. Melihstnya bamyak. Padahal seharusnya di menage. Tugasnya dikerjakan sebahagian sebahagian berdasarkan jadwal pelajaran di sekolah. Saya rasa kalau itu dikerjakan dan dipahami baik oleh siswa maupun orang tua, tidak akan ada istilah stres. Yang ada sebuah sinergi yg baik antara sekolah dengan orang tua, guru dengan orang tua. Ataukah memang libur ini dimaknai libur?

Padahal libur kali ini, adalah belajar di rumah. Pindah tempat. Jika libur tidak dimaknai pindah belajar malah dimaknai libur seperti biasa, maka wsjar lah kalau kemudian ada anggapan siswa jadi stres.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post