Asal Usul Bayuangga Ikon Kota Probolinggo
Bayuangga merupakan salah satu ikon kota Probolinggo yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Bayuangga ( angin anggur mangga) adalah patung di alun-alun kota Probolinggo di Jawa Timur. Bentuknya yang unik, patung ini menampilkan empat sosok manusia yang sedang bergandengan tangan. Patung Bayuangga merupakan simbol persatuan dan kesatuan masyarakat Probolinggo.
Asal Nama Bayuangga
Ada beberapa versi asal usul nama Bayuangga. Menurut legenda masyarakat Probolinggo, Bayuangga berasal dari kata bayu artinya angin dan angga artinya besar. Bayuangga adalah patung yang meminta perlindungan dari angin kencang atau topan yang sering melanda kota Probolinggo.
Versi lain menyebutkan bahwa Bayuangga berasal dari kata bayu artinya angin dan wangi artinya wangi. Konon di sekitar Alun-alun Probolinggo banyak pohon kelapa yang sering tertiup angin. Akibatnya, kelapa yang jatuh dan terbuka mengeluarkan bau harum yang menyebar ke seluruh alun-alun. Itu sebabnya arca di alun-alun itu disebut Bayuangga, yang berarti harumnya angin.
Dan versi terakhir yang saya bahas di artikel ini adalah bentuk tugu tersebut melambangkan kalau mangga dan anggur adalah produk buah unggulan yang ada di Kota Probolinggo, oleh sebab itu Kota Probolinggo dikenal dengan Kota Bayuangga. Bayuangga merupakan gabungan dari kata “bayu”= angin, “ang” = anggur dan “ga”= mangga. Dari gabungan beberapa kata tersebut maka Bayuangga mempunyai makna bahwa Kota Probolinggo adalah daerah yang berangin kencang dan sangat terkenal dengan mangga arum manisnya serta juga buah anggur yang produksi hasil perkebunan ini begitu melimpah hingga membanjiri pasar Pulau Jawa bahkan hingga ke luar Pulau Jawa. Karena masyarakat ingin hasil anggur dan mangga di kota Probolinggo ini menjadi ciri khas mereka menuangkan nya kedalam motif batik yang akhirnya menjadi ciri khas dari kota probolinggo tersebut.
Patung Bayuangga membuat sejarah
Patung Bayuangga pertama kali dibuat pada tahun 1930 oleh seorang seniman bernama R. Ng. Sutawijaya. Patung ini dibuat atas prakarsa Penguasa Probolinggo, Raden Djoko Soebandrio Soerjohadikoesoemon. Penguasa Probolinggo ingin mendirikan patung yang bisa menjadi simbol persatuan dan kesatuan masyarakat Probolinggo. Patung Bayuangga awalnya terbuat dari kayu jati yang diukir dengan detail. Namun, karena paparan cuaca yang terus-menerus dan panas yang ekstrim dari Probolinggo, patung ini rusak dan lapuk. Pada tahun 1984, patung Bayuangga direnovasi dan dibangun kembali dengan beton yang lebih tahan lama.
Makna simbolik arca Bayuangga
Arca Bayuangga memiliki makna simbolis yang sangat penting bagi masyarakat Probolinggo. Patung itu terdiri dari empat sosok manusia yang bergandengan tangan, masing-masing melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, keberanian, dan persatuan. Keempat sosok tersebut juga melambangkan empat kelompok masyarakat probolinggo yang berbeda, yaitu pedagang, petani, nelayan, dan pejabat.
Keempat sosok manusia tersebut memiliki kedudukan yang seimbang dan sejajar, melambangkan persatuan dan kebersamaan masyarakat Probolinggo yang berbeda-beda. Patung Bayungga juga menjadi simbol persatuan masyarakat Indian Probolinggo dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang mereka hadapi bersama.
Setelah dibangun, Bayuangga langsung menjadi ikon terkenal kota Probolinggo. Warga Probolinggo bangga dengan Bayuangga dan menyebutnya sebagai "raja burung". Selain menjadi tempat wisata yang populer, Bayuangga sering dijadikan backdrop acara-acara penting di kota Probolinggo. Selain itu, Bayuangga juga memiliki nilai sejarah yang penting bagi kota Probolinggo. Patung ini menjadi saksi bisu berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di kota Probolinggo. Pada saat terjadi banjir besar tahun 2006 di kota Probolinggo, Bayuangga merupakan satu-satunya arca yang tidak rusak dan tetap berdiri meskipun kota Probolinggo dilanda banjir.
Bayuangga juga biasa disebut sebagai ikon pariwisata kota Probolinggo. Selain Patung Bayuangga, kota Probolinggo juga menawarkan objek wisata menarik lainnya seperti Air Terjun Madakaripura, Pantai Bentar, Bee Jay Bakau Resort dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Secara umum, Bayuangga merupakan simbol kebanggaan masyarakat Probolinggo yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting.
Dan tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Arfida BR.,Dra., M.S. selaku dosen pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia atas motivasi terbitnya artikel ini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar