Hari ini saya dapat cerita lagi disekolah, tiada hari tanpa masalah, masalah yang saya dengar ini adalah masalah siswa. Masalah adalah ketidak sesuaian harapan dengan kenyataan. Kira-kira itulah pengertian masalah secara sederhana. Dari sekian banyak masalah siswa disekolah, salah satunya adalah masalah rokok.

Bel sekolah berdering menandakan siswa masuk kedalam kelas untuk melaksanakan pembelajaran. Saat itu saya sedang melaksanakan piket, duduk diruangan piket, sambil mengisi administrasi sebagai guru piket, mencatat nama nama siswa yang tidak hadir, dan memproses siswa yang terlambat. Tak lama kemudian datang orang tua murid, dengan mengantarkan anaknya yang terlambat masuk kelas, saya sebagai guru piket tentu melayani orang tua dengan baik, dan menanyakan kabar bapak tersebut, ada yang bisa saya bantu? sibapak dengan wajah gelisah dan agak kecewa menceritakan maksud kedatangannya.

Anak saya telat bangun pagi dan saya mengantarkannya kesiani apakah boleh anak saya masuk kata si bapak, oh tentu boleh kata saya, kemudian sibapak memberikan sesuatu benda kepada saya, dan saya bertanya apa ini pak, sibapak menjawab saya mendapatksn ini didalam tas anak saya, dan saya takut ini adalah narkoba, makanya saya pengen tau apa benda ini, dan saya sangat kwatir dengan anak saya.

Kemudian saya coba melihat dan ternyata benda itu adalah cairan liquid isi ulang vape alias rokok elektrik yang lagi trend saat ini. Dan sibapak itu memang tidak tau tentang barang itu apa, karena si bapak tidak pernah merokok dan melihat benda itu. Dan sibapak juga melihat perkembangan belajar anaknya sudah mulai menurun beberapa bulan ini, karena anaknya dulu di SD juara dan sekarang nilai anaknya jauh menurn. Ternyata anaknya salah bergaul, hingga pandai juga merokok, karna anaknya dititipkan ditempat kos, sehingga anaknya mudah terpengaruh, dan orang tua tidak bisa memantau anaknya setiap hari.

Singkat cerita dengan mewawancarai anak tersebut ternyata anaknnya berubah dan pandai merokok karena salah pergaulan, dengan berteman dengan orang yang tidak baik dan diiming imingi untuk mencoba merokok yang diawali dengan coba-ciba akhirnya merokok. membeli alat hisap rokok siswa tersebut alias vape harus menyediakan uang seharga 80 ribu, yang lebih memprihatinkan lagi siswa tersebut harus mencuri uang orang tuanya.

Sangat miris bukan dengan tindakan siswa ini. Tren vape saat ini memang menjadikan kekhawatiran bagi kita semua orang tua, masih muda dan penuh semangat namun masa muda diisi dengan hal hal yang tidak bermanfaat seperti merokok, hal ini memang menjadi perhatian kita semua, sehingga orang tua, guru, masyarakat, wali nagari harus menjaga anak-anak bangsa kita agar tidak terjerumus kepada perilaku menyimpang salah satunya adalah masalah merokok.

Jika perlu pemerintah bisa membuat aturan kepada toko toko yang menjual rokok atau alat vape untuk tidak boleh menjualnya kepada anak dibawah umur. Dengan kerjasama dan ketegasan pemerintah tentu akan mengurangi kasus kasus yang seperti ini. Anak seusia itu memang memiliki rasa ingin tau yang tinggi, awalnya coba coba lama lama bisa ketagihan kalau sudah ketagihan untuk mendapatkan barang tersebut bisa menggunakan cara apa saja untuk mendapatkanya bisa dengan mencuri.

Semoga kita yang punya anak dijauhkan dari hal semacam diatas, semoga siswa siswi kita terhindar dari yang namanya merokok, semoga pemerintah lebih memperhatikan lagi masalah ini.