Kemana Perginya Sepatuku?
Hari Rabu ini masih sama seperti hari Rabu sebelum-sebelumnya. Tak ada yang istimewa dan tak ada yang mengecewakan. Yang membedakan hanyalah Rabu ini anak-anak Penilan Akhir Tahun. Aku bersama si Redi sang Scoopy merah kesayanganku berangkat menuju sekolah dengan perasaan yang semangat. Tibanya di sekolah, semangatku bertambah karena melihat anak-anak yang sangat ceria. Bel sekolah berbunyi tepat pukul 07.00 "Kriiiiiinggggggg! Krriiiiiingggg!" yang menandakan anak-anak harus bersiap untuk masuk ke dalam kelas dan mengikuti ujian.
Mendengar bel berbunyi dengan kerasnya, anak-anak langsung bergegas berbaris di depan kelas dengan kegiatan seperti biasa yaitu membaca doa masuk ruangan dan Pancasila. Satu-satu persatu anak-anak dipilih oleh pemimpin barisan untuk masuk kedalam kelas mulai dari yang paling tertib barisannya. Lima ment berlalu semua anak sudah masuk ke dalam ruang kelas dan mempersiapkan diri untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran, murojaah juz 30 dan pembiasaan sholat dhuha.
Jarum jam menunjukkan ke angka 7 lewat 30 menit, yang menandakan bahwasannya anak-anak memulai kegiatan pembelajaran Al-Quran. Pembelajaran Al-Quran berjalan selama enam puluh menit. Setelah itu anak-anak dipersilahkan untuk istirahat dan bisa membeli makanan dan minuman yang telah disediakan di kantin sekolah. Pukul 08.30 anak-anak berlarian untuk menuju ke kantin karena sudah tidak sabar ingin menyicipi menu-menu yang ada di kantin. Tak hanya murid, saya sebagai guru pun ikut penasaran "Kira-kira menu apa ya yang disediakan hari ini?" ucapku dalam hati. Melihat anak-anak dengan rapi mengantre untuk mendapat giliran pak Rahmat dan Bu En aku juga ingin segera dilayani juga. AKhirnya, aku memutuskan untuk masuk ke dalam kantin lewat jalur dalam agar lebih cepat hehe.
Tak terasa tiga puluh menit pun berlalu, yang berarti bahwa jam istirahat anak-anak telah usai. Aku dan anak-anak langsung bergegas masuk ke dalam kelas untuk mempersiapkan ujian Bahasa Indonesia. Tak lupa selalu mengingatkan anak-anak untuk merapikan sepatu saat setelah digunakan agar tidak berserakan di jalan yang bisa mengganggu para pengguna jalan yang lain.
Sebelum memulai ujian anak-anak berdoa agar diberikan kemudahan dalam mengerjakan dan dilanjutkan kegiatan mengerjakan soal selama satu jam. Saat jarum jam menunjukkan pukul 10 menandakan bahwasannya waktu mengerjakan soal sudah selesai. Satu persatu anak-anak mengumpulkan jawaban mereka di meja guru. Semua sudah terkumpul dan dilanjutkan ujian yang kedua yaitu Penilaian Harian Tema 7. Sembari menunggu anak-anak rampung dalam mengerjakan ujian, aku melaksanakan penilaian pada ujian yang sudah dikerjakan sebelumnya. Saking khusyu'-nya aku tidak menghiraukan notifikasi yang berbunyi berkali-kali.
Penilaian sudah selesai, akhirnya aku mencoba membuka layar HP dan disitu terpampang pesan WhatsApp yang banyak "Wah ada kabar apa ini kok sampai banyak sekali pesannya?" dalam benakku. Langsung aku buka salah satu pesan dari temanku dan ternyata, alamak apes nian nasib kali ini. Ternyata telah terjadi tragedi pemungutan sepatu yang tidak ditempatkan pada tempatnya. Aku teringat bahwasannya aku terlupa untuk menaruhnya kembali di rak sepatu. Mati aku!
Ternyata oh ternyata memang kabar ini membuat kakiku lemas dan tak sanggup melangkah. Sepatu emas kesayanganku telah masuk kedalam kresek berwarna putih berkumpul bersama sepatu milik anak-anak yang bernasib sama denganku. Hal yang membuatku sedikit lega karena tidak satupun dari anakku yang sepatunya bernasib sama denganku. Perasaan senang dan deg-degan bercampur jadi satu. Disatu sisi aku deg-degan karena sepatu emasku terciduk dan akan diberikan sanksi karena tidak menempatkan barang pada tempatnya.
Pesan moral
Jadi kalau abis make sepatu atau sandal itu langsung dikembalikan lagi ke rak sepatu ygy. Biar gak senasib kayak aku kenak sanksi nulis di akun Gurusiana deh. Tapi sebenarnya bukan cuma biar gak disanksi sih, tapi supaya kita lebih paham dan taat pada aturan yang sudah ada. Toh ini gak sulit sih sebenernya tapi kadang kitanya lupa, bilangnya entar lagi deh naruhnya masih keburu ini dan itu. Dan akhirnya terus kelupaan deh. Dan faktanya kalau kita naruh sepatu atau sandal sembarangan ternyata bisa mengganggu bahkan mencelakai pengguna jalan yang lain loh. Yaiyalah, jangan sampai karena mereka jalan gak ngeliat dibawah ada apa aja jadi mereka kesandung dan jatuh. Betapa dzolimnya dirinya hanya karena kelalaian kita naruh barang. So, yuk biasakan mulai sekarang untuk menyegerakan hal apapun jangan tunggu nanti nanti. Kalau udah lupa bisa panjang nih kayak cerita yang aku tulis. Hehe. Udah segini aja semoga gak capek yang baca ygy.....
Glosarium (siaaaah haha)
Ygy itu singkatan yaaa gaiss yaaa
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar