AWAN MULYADI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

TIDAK ADA SISWA YANG BODOH, MEREKA ISTIMEWA DAN UNIK

Miris mendengar di berbagai media social, dunia maya maupun dunia nyata, ketika seorang guru yang berpuluh-puluh tahun mengajar dan mendedikasikan sisa hidupnya pada dunia pendidikan men-cap di jidat siswa dengan kata-kata yang tak pantas, semisal kata “BODOH!” atau orang tua di rumah yang memiliki anak usia sekolah pun sama menghukumi secara moral anaknya dengan kata umpatan manakala si anak tak mampu menjawab soal kognitif atau melewatkan tugas dari orang tuanya atau gurunya. Padahal setiap siswa, setiap anak adalah istimewa dan unik. Istimewa pada diri siswa/anak yakni bahwa individu tersebut lain daripada yang lain, dan kelas di sekolah merupakan miniatur sebuah keluarga besar dengan beragam latar belakang orang tua, ekonomi dan suku dimana mereka sebelumnya tinggal. Mereka peserta didik di beragam bangku sekolah dari kelas terendah PAUD/RA, TK sampai Perguruan Tinggi memiliki kecerdasan yang beragam dan tak sama pada minat dan bakatnya. Berikut penulis kutip sebuah kisah dari buku 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences karya Alamsyah Said, S.Pd., M.Si. dan Andi Budimanjaya, S.Pd. Sebuah kisah nyata yang inspiratif berikut ini telah meneguhkan keyakinan kita, bahwa tidak ada anak yang bodoh. Berikut kisahnya : Kisah anak Papua, 4 tahun tidak naik kelas berhasil menjuarai Olimpiade matematika-sains tingkat Asia Kisah nyata mengenai sekelompok anak-anak paling “bodoh” asal Papua menjuarai Olimpiade sains tingkat dunia. Host Kick Andy, Andy F. Noya menampilkan kisah heroik keempat anak-anak asal Papua. Didampingi mentornya Prof. Yohanes Surya, anak-anak ini, Tina, Demira, Kohoy, dan Christian, adalah anak-anak yang dianggap paling “bodoh” di sekolahnya. Tina misalnya, 4 tahun tidak pernah naik kelas. Di akademi Surya, Yohanes Surya mendidik keempat anak-anak tersebut dengan strategi dan metode yang tepat. Para siswa dilatih memahami logika dasar, fungsi, dan kegunaan materi. Sebelumnya keempat anak-anak tersebut belum bisa menulis dan mengalkulasi dengan benar. Metode ajar yang tepat menekankan pada kegiatan belajar fun dan kreatif. Dengan memotivasi sisi afektif keempat anak tersebut. Yohanes Surya berhasil mematahkan teori usang, bahwa: “tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah mereka belum menemukan guru yang baik dengan metode yang tepat. Dalam tayangan Kick Andy, keempat anak-anak ini: Tina, Demira, Kohoy, dan Christian berhasil menjuarai Olimpiade matematika-sains tingkat Asia dengan raihan empat emas, lima perak, dan tiga perunggu. Lebih dari itu, keempat anak-anak tersebut berhasil menemukan alat pendeteksi tsunami. Semoga goresan qolam sederhana ini membuka mind set atau pandangan dan keyakinan kita bahwa pada diri anak tak ada yang bodoh, semua cerdas dan berbakat pada minatnya masing-masing. Kata umpatan makian hanya membuat anak akan lebih nakal dan cari-cari perhatian serta pelampiasan pada diri orang lain. Kini mulai saatnya kita ganti dengan kata yang positif yang dengannya mengandung do’a. Seperti : Anak baik, cerdas, pandai, sholeh atau sholeha. Bukankah perkataan bisa menjadi do’a…lambat laun baik negative atau positif perkataan tersebut akan dikabulkan Allah Swt. Untukku dan juga anda mari kita lebih santun dalam mendidik anak...insyaaallah
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebat tulisannya, sangat inspiratif.

25 Jan
Balas

Mantap ..salam literasi

25 Jan
Balas

Mantabbss...kang Awan...

25 Jan
Balas



search

New Post