Mengapa Malu untuk Meniru?
Naluriah bagi seorang anak meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Suatu hal yang biasa terjadi di kehidupan sosial bersama. Tidak ada yang salah bagi seseorang untuk meniru sesuatu asalkan dilandasi dengan niatan suatu kebaikan. Bukankah dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu ditemani dengan kegiatan meniru. Kiat bisa membaca Al Qur'an dengan baik, bersholawat dengan merdu, bahkan hampir semua gerak gerik kehidupan manusia di segala bidang diawali oleh sebuah "tiruan". Jadi, meniru itu baik dan wajar
Namun, mengapa kadangkala kita malu untuk meniru. Malu untuk mengakui kehebatan dan kebaikan orang lain? Seringkali kita hanya bisa "ngiri" pada seseorang yang punya kemampuan lebih. Tidak salah jika ada ungkapan "Iri tanda tak mampu !". Biarkan orang berbuat baik, dan kita kembalikan kepada diri kita, apakah kita sudah sebaik orang itu? Jadikan kebaikan itu sebuah inspirasi untuk meningkatkan kualiats hidup kita. Bukan sebaliknya kita sibuk untuk mencari sisi buruk dari kebaikan seseorang. Ada saja komentar dari kita ketika melihat kebaikan orang lain. Kadangkala kita tanpa sadar mengatakan, "Ah.. itu biasa saja, semua orang bisa melakukan". Bahkan kita tega mengatakan, "Itu hanya pencitraan saja!. Jika semua itu terus terjadi, maka sakit yang akan kita rasakan. Selalu iri, dengki, berburuk sangka dan tidak mau menerima kebaikan orang lain.
Jika kita terus menolak dan tidak mau menerima kebaikan orang lain, maka pikiran kita akan terkuras untuk ngurusi hal yang tidak penting. Sementara, orang yang telah berbuat baik dan kita permasalahkan akan terus melaju dengan kebaikannya. Mereka tidak akan goyah dan tidak peduli dengan ketidaksukaan kita. Maka rugilah kita jika kita terus mempermasalahkan dan mempertanyakan kebaikan orang lain. Biarlah kebaikan itu terus melaju dan patutlah kita meniru kebaikan tersebut.
Jika ada orang mampu berbuat baik, kembalikan pada diri kita dan katakan, "saya juga bisa sebaik orang itu!". Jika ternyata kita belum mampu meniru kebaikan orang itu, beranilah untuk belajar dan menimba ilmu dari kebaikan orang itu. Apakah kita akan terlihat lebih bodoh jika kita belajar pada orang yang lebih mampu? Apakah kita takut diremehkan jika kita mau belajar kebaikan? Tentu tidak!. Justru jika kita mau dan berani untuk belajar, meniru suatu kebaikan itu pertanda bahwa kita adalah orang yang baik.
Ayo kita selalu melihat kebaikan sesorang sebagai bagian dari inspirasi perbaikan pribadi kita. Jadilah orang yang selalu reflektif dan selalu belajar menjadi pribadi yang baik. Siapkah kita belajar pada orang lain dan tidak malu untuk meniru kebaikan?
Katakan Yes I Can ... Saya pasti bisa melakukannya.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar