Hari ini aku sungguh merasakan kebahagiaan luar biasa. Sesuatu yang tak terduga dan tak terpikirkan terjadi. Seorang teman guru menyalamiku seperti biasa di pagi hari ketika kami saling bertemu di ruang guru. Pagi ini aku datang paling awal. Tetapi kali ini dia terlihat menenteng sesuatu dan menyerahkan barang bawaannya buatku.

“Mr. G, ini ada titipan dari Bu Lauren.” Sapanya seraya menyodorkan amplop coklat tebal. Sejenak aku berfikir. ‘Bu Lauran? Perasaan aku tak pesan apa-apa sama Bu Lauren. Oh, aku baru ingat. Kemarin aku bertemu Pak Edi Prasetyo saat mewakili kepala sekolah untuk mengikuti rapat MKKS di SMA Bruderan. Beliau menawarkan sesuatu padaku. Sesuatu yang sebenarnya sangat aku inginkan. Apalagi kalau bukan buku-buku beliau yang saat ini sedang dibagi-bagikan ke teman-teman gurusioner yang mengikuti lomba mengedit tulisan Pak Edi. Bagaimana aku bisa mendapatkan buku-buku itu, aku kan tidak ikut lomba. Ada perasaan menyesal dalam hatiku. Tetapi memang rejeki tak kan kemana. Selesai pertemuan MKKS, saat kami mengantri ambil makan siang, tiba-tiba kami saling bertemu lagi dan beliau menawarkan sesuatu yang aku mau.

“Pak Giryo, mau buku saya?” Beliau menawarkan.

“Mau banget Pak,” jawabku spontan.

“Kalau tadi tahu Pak Giryo ke sini, saya bawakan sekalian,”

“Oh iya Pak. Saya juga baru dikasih tahu tadi pagi kalau ditugaskan ikut rapat MKKS ini, Pak.”

“Ya udah, nanti saya titipkan Pak Yulius ya. Istrinya kan kerja di sekolah Pak Giryo juga.”

“Oh, iya Pak, bisa. Terimakasih sekali Pak,”

Begitulah percakapan singkat itu. Aku sungguh berharap ini benar-benar akan terjadi. Tapi aku tak berpikir akan secepat ini. Dan aku pun belum sempat memikirkan tentang buku itu akan sampai ke tanganku pagi ini.

Akhirnya dengan cara estafet buku itu tiba di tanganku. Dari Pak Edi, dititpkan ke salah seorang gurunya (Pak Yulius) yang istrinya kerja di yayasan sekolahku, dan dari istri pak Yulius (Bu Lauren) buku itu dititpkan ke Ms. Diana teman satu sekolah.

Aku menarik nafas panjang seraya mengucap ‘Alhamdulillah’ dan mengucap terimakasih ke Ms. Diana yang membawakan buku itu.

“Oh, iya Ms. Terimakasih,” jawabku dengan gembira. Tak sabar aku langsung membuka amplop itu. Dua buku cukup tebal bersampul dominan hitam tersembul dari dalam amplop coklat itu.

Aku tahan untuk tidak membuka plastik buku itu karena aku berniat untuk membukanya di rumah sebagai surprise buat istri dan anak-anakku. Istriku langsung mengambil ponselnya dan segera memotret dua buku tersebut. Katanya mau buat status di FB. Anak-anakku begitu tahu aku bawa buku langsung menyerbunya. Aku bilang ''Eit, nanti dulu. Barangkali ada cerita dewasanya.' Begitulah mereka menyambut gembira dengan surprise luar biasa ini.

Terimakasih Pak Edi Prasetyo. ‘Pucuk dicinta ulam tiba’. Bapak kepala sekolahku ini memang luar biasa. Bukan hanya bukunya yang luar biasa tetapi luar biasa bikin banyak orang bahagia.

Purwokerto, 22 November 2018.