Ayo Sugiryo

Guru di SMA Nasional 3 Bahasa Putera Harapan Purwokerto. Sedang belajar menulis dan Buku Perdana yang sudah diterbitkan: "From Home With Love" Tahun 2016, Buku ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Saya Puas Kalau Sudah Membelah-belah Tubuh Orang

Repost:

Bapak itu berumur sekitar enam lima atau tujuh puluhan. Dia duduk di seberangku di gerbong 7 sewaktu aku hendak ke Semarang. Aku hanya mengangguk dan mempersilahkan Bapak itu duduk. Penampilannya rapi, bugar dan sehat. Wajahnya masih menyimpan garis ketampanan dan tampak piyayi. Dia memakai topi dan mengalungkan tas kecil di pinggangnya. Begitu duduk Bapak itu langsung mengeluarkan buku kecil berisi doa-doa. Akupun tak berani menyapanya karena dia tampak asyik dengan bacaannya. Setelah selesai membaca Bapak itu pun tampak bingung lalu kami pun saling bertegur sapa untuk memecah suasana karena di situ hanya ada kami berdua.

Dia banyak bertanya padaku. Aku ceritakan tujuanku ke Semarang. Dia banyak bertanya mengenai keluargaku dan profesiku. Sempat juga dia menanyakan tentang sekolahanku di Purwokerto. Dia sempat bercerita bahwa salah satu keponakannya juga ada yang menjadi guru.

Setelah dia kehabisan bahan pertanyaan untukku, giliranku menanyakan tentang dia. Dia bilang dia seorang pensiunan. Tujuh tahun yang lalu dia sudah purna tugas mengabdi pada pemerintah bekerja di rumah sakit sebagai dokter bedah. Ternyata dia seorang pensiunan dokter bedah. Dia sempat bercerita juga kalau putrinya saat ini sedang mengambil spesialis bedah tulang. Gila, pikirku! Bukannya ahli bedah tulang biasanya laki-laki? Aku cukup tercengang mendengarkan ceritanya. Keluarga macam apa ini, pikirku. Bapak sama anaknya sukanya bedah-bedah orang!

Lalu akupun menanyakan kegiatan semasa pensiun setelah puluhan tahun menjadi dokter bedah. Dia bilang di masa pensiun saat ini dia juga masih bekerja di rumah sakit swasta. Saya sempat terkejut, setua ini masih bisa jadi dokter bedah? Apa tidak takut malpraktek karena faktor usia yang barangkali sudah gemetaran, tidak bisa fokus lagi dengan penglihatan atau daya tahan tubuhnya menurun saat operasi? Dia bilang dia masih kuat melakukan operasi hingga empat jam, walaupun kadang sambil duduk.

“Apa bapak tidak cape? Bukannya lebih baik bapak istirahat dan menikmati masa pensiunnya di rumah?” tanyaku penasaran.

“Kalau saya pensiun dan berdiam diri di rumah, mungkin sekarang saya sudah stress dan pikun,” jawabnya dengan senyumnya yang meyakinkan.

“Bisa stress, memangnya kenapa Pak?” tanyaku lagi.

“Saya itu kalau sudah membedah dan menjahit rasanya sudah lega. Rasanya sama saja seperti refreshing. Saya sudah mendapatkan kepuasasn batin. ” Jawabnya dengan tenang. Ini dokter bedah apa psikopat, pikirku. Membelah-belah badan orang kok dibilang refreshing. Sungguh mengerikan!

“Kok bisa seperti itu pak?”

“Karena saya mengerjakan pekerjaan membedah itu dengan hati. Saya sangat menikmati pekerjaan saya. Dan saya merasa puas kalau pasien yang saya bedah itu bisa sembuh dari penyakitnya. Mungkin itu yang membuat saya tidak merasa lelah. Karena tidak ada tekanan atuapun paksaan.” Jelasnya.

Aku terdiam dan memandang raut bapak itu yang di beberapa titik sudah keriput namun masih tampak bugar dan sehat. Sungguh luar biasa Bapak ini. Seandainya semua dokter seperti bapak ini, mungkin para pasien tidak perlu khawatir dan gelisah apabila sanak familinya sedang dioperasi karena dokter yang bertugas sungguh mencintai pekerjaannya. Aku berpikir bahwa pekerjaan apapun apabila dilakukan dengan penuh cinta insyaallah akan berbuah baik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan sederhana namun tetap menularkan inspirasi yang kuat. Biasanya orang akan tertekan dalam bidang pekerjaannya meskipun dcintai. Pak Dokter telah melampaui itu, artinya bukan sekedar cinta... keikhlasan dan pengabdian yang tinggi membuatnya rela menghabiskan hidupnya untuk membelah-belah orang.... menarik!

13 Aug
Balas

Betul sekali Ibu.

22 Aug

Alhamdulillah, masih ada dokter semulia itu di dunia ini. Mencintai dan melakukan pekerjaannya dengan hati. akan mendatangkan kenyamanan dan ketenangan bagi para pasien yang berobat kepadanya. Terimakasi Bapak. ditunggu selalu karya-karya hebat berikutnya.

09 Dec
Balas

Alhamdulillaah Ibu. Mudah-mudahan masih banyak dokter-dokter hebat.

09 Dec

Bisa jadi kaca benggala. Cermin hidup. Dari siapapun dan dimanapun. Pak. Salam kompak.

09 Dec
Balas

Betul Pak Sutanto. Salam kembali.

09 Dec

Betul, Pak Guru. Harus ada cinta dalam tiap pekerjaan. Rasa cinta itu akan mengubah lelah menjadi Lillah. Jazakallah khoir untuk cerita sarat ibrah ini. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Pak Guru.

09 Dec
Balas

Betul dan setuju Bunda. Setiap pekerjaan yang dikerjakan dengan cinta pasti akan menghasilkan hal baik pula. Barrakallah Bunda.

09 Dec



search

New Post