Ayo Sugiryo

Guru di SMA Nasional 3 Bahasa Putera Harapan Purwokerto. Sedang belajar menulis dan Buku Perdana yang sudah diterbitkan: "From Home With Love" Tahun 2016, Buku ...

Selengkapnya
Navigasi Web

The Power of Tulisan: Salah Satu Judul di “Mimpi-mimpi Kecil dan Seribu Kemarau” Membuat Penulis Nasioanal ‘Mbrebes Mili’.

Kadang hal kecil yang kita lakukan bisa menciptakan sesuatu yang tak terduga di kemudian hari. Begitulah yang sempat aku alami beberapa bulan terakhir.

Salah satu judul tulisanku yang awalnya diupload di gurusiana, dan sekarang sudah terpajanng di halaman buku keduaku “Mimpi-mimpi Kecil dan Seribu Kemarau” ternyata menuai kisah yang cukup panjang dan mengharukan.

Awalnya aku terkejut melihat sebuah postingan di FB yang memberitakan bahwa, salah seorang guru SD-ku telah dipanggil Allah SWT. Innalillahi Wainailaihi roji’uun. Pak Rusdi, guru SD ku yang kepala sekolah itu telah dipanggil Allah SWT. Waktu itu aku sedang menemani bapakku yang sedang dirawat di RS. Aku sungguh kaget karena tidak pernah mendengar berita beliau bapak guru Kepala Sekolah SD-ku tersebut sakit. Tiba-tiba hari itu aku mendapat berita lelayu di FB. Setelah menanyakan kebenaran berita itu, tanpa pikir panjang dan dengan spontan, aku berkeinginan untuk mengungkapkan belasungkawa dan sekaligus ungkapan terimakasih pada Bapak Guruku itu melalui status FB. Kebetulan sekali aku membawa buku ‘Mimpi-mimpi Kecil dan Seribu Kemarau’ yang belum lama terbit itu ke RS dan saat itu juga aku potret dan aku unggah foto halaman buku tersebut.

Kutipan status Fbku; 22 Januari 2019,

Selamat jalan Pak Rusdi.

Ada sekelumit cerita tentang jasa Bapak yang sudah aku tuliskan di buku ini.

"Sang Guru Penyelamat" salah satu judul bab di buku ini yang sedikit berkisah tentang kehebatanmu sebagai guru.

Terimakasih Bapak, semoga jasamu senantiasa mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amiin.

Muridmu.

Tak begitu lama, postingan status itu pun mendapatkan respon dari salah seorang putra beliau Bapak Rusdi yang ternyata seorang penulis nasional yang tinggal di Jakarata yang sudah menulis banyak buku, baik buku bisnis, karakter, maupun motivasi. Hal ini aku tahu beberapa hari kemudian.

Respon FB:

Bambang Suharno Cerita yg sangat mengharukan. Semoga Allah SWT mencatat kebaikan mas Ayo Sugiryo yg menyebarluaskan kebaikan almarhum bapakku. Aamiin.

Ayo Sugiryo Amiin insyaallah Mas. Aku menuliskan kisahnya tapi telah lupa untuk mengucapkan terimakasih secara langsung kepada beliau. Aku sungguh menysal kenapa tidak aku hadiahkan buku itu sebelum beliau dipanggil Allah SWT. Aku pikir beliau masih sehat-sehat saja.

Tak lama kemudian, Pak Bambang Suharno tersebut meminta ijin untuk mengutip tulisan dari halaman bukuku.

Berikut kutipannya:

Sang Guru Pembuka Jalan Masa Depan

Saturday, January 26, 2019

Satu langkah kecil dari seorang manusia (pemimpin), dapat menjadi satu lompatan besar bagi kemanusiaan (Neil Amstrong 1930–2012)

Siang itu sepulang dari kantor, pak Rusdi tiba-tiba berhenti di depan rumahku dan bercakap-cakap dengan bapakku yang sedang menyapu halaman di depan rumah. Demikian Ayo Sugiryo alias Suryo, seorang guru SMA Internasional di Purwokerto , memulai tulisannya yang berjudul “Sang Guru Penyelamat” dalam sebuah buku “Mimpi-mimpi Kecil dan Seribu Kemarau

Berikut aku kutip sebagian kisahnya .

Sebagai anak kampung kelas VI SD, melihat seorang kepala sekolah mampir ke rumah, aku lari ketakutan hingga menyelinap di kamar ruang depan sambil berusaha menguping percakapan dua orang dewasa itu. Antara Bapak dan Pak Rusdi, kepala sekolah SD. Ada apa Pak Rusdi tiba-tiba mampir ke rumahku? Saat itu aku kelas 6 SD di sekolah yang dipimpin Pak Rusdi.

“Beneran lho kang. Jangan sampai Suryo tidak lanjut SMP. Kasihan anak lanang satu-satunya. Pinter lagi sekolahnya.” Pak Rusdi tiba-tiba menasehati bapak. Bapak kelihatan semakin tidak mengerti maksud Pak Rusdi. Untuk apa dia merayu-rayu anaknya untuk lanjut sekolah?

“Nuwunsewu (mohon maaf-red) Pak Kepala. Biaya dari mana untuk si Suryo sekolah SMP? SMP itu kan biayanya secikrak (satu keranjang sampah-red). Mau jual apa aku Pak?” Jawab Bapak jujur. Saat itu, jenjang sekolah tingkat SMP sudah luar biasa di desaku dan luar biasa mahalnya menurut ukuran orang tuaku dan orang tua teman-temanku yang sebagian besar penghasilannya dari usaha tani yang lahannya tidak seberapa luas.

Dari balik dinding bambu kamar, aku memejam-mejamkan mata dan melebar-lebarkan daun telinga untuk dapat konsentrasi penuh dengan percakapan mereka. Hatiku berdebar-debar mendengarkan percakapan mereka yang menggosip tentang diriku. Sungguh aku sangat terharu, rupanya Pak Rusdi sebegitu perhatian terhadapku. Sampai-sampai menginginkanku harus lanjut ke SMP. Dalam benakku, apakah semua bapak teman-temanku juga didatangi dan ditanyai seperti itu? Ah, aku tidak tahu. Yang aku tahu hanyalah bahwa Pak Rusdi benar-benar baik dan dia sedang memperjuangkan masa depanku. Ya Allah! Terimakasih engkau telah mengirimkan malaikat terbaik untukku!

“Kang Maryo apa tidak kasihan sama Suryo. Suryo itu anaknya rajin. Di sekolah kerjaannya baca buku di perpustakaan. Dia itu nggak pernah ke warung depan sekolahan pas istirahat. Apa kang Maryo ndak tahu kalau si Suryo itu seneng belajar ? Seneng baca buku?” begitu pak Rusdi terus merayu dengan menyampaikan fakta-fakta tentangku.

Aku pun bingung. Dari mana Pak Rusdi sebagai Kepala Sekolah tahu kalau aku suka membaca dan belajar? Dari mana Pak Rusdi tahu kalau aku ingin sekolah terus? Aku tak habis pikir mengapa pak Rusdi yang sangat memahami aku dan mengerti keinginanku. Ah, bagiku Pak Rusdi itu seorang guru yang hebat yang menginginkan anak didiknya tak berhenti hingga sekolah dasar. Dia bagaikan sang penyelamat bumi masa depanku yang hampir kiamat.

Bapakku tampak manggut-manggut, mungkin otaknya sedang berfikir keras terkena hasutan malaikat pencatat kebaikan. Antara bisa dan tidak untuk melanjutkan anak lelaki satu-satunya ke jenjang pendidikan SMP. Waktu itu anak-anak desa Tlaga, Kecamatan Gumelar (berjarak 40 km dari Kota Purwokerto Jawa Tengah) yang sekolah SMP hanya berkisar anaknya pegawai tingkat desa seperti anak mantri puskesmas, anak guru, anak mandor perhutani, dan anak lurah. Untuk anak petani biasa seperti aku, lulus SD harus siap dengan segala konsekuensi masyarakat kalangan bawah. Hanya ada dua pilihan; tetap tinggal di desa dan siap membantu orang tua bertani atau pergi merantau ke Ibukota.

Dan sekarang aku akhirnya benar-benar bertengger di atas bukit impianku, melanjutkan sekolah di SMP. Terima kasih Bapak, terimakasih Pak Rusdi!

Aku ikut terharu membaca kisah hidup Suryo . Gara-gara perhatian seorang Pak Rusdi, orang tuanya berjuang keras mencari nafkah untuk menyekolahkan Suryo hingga SMP. Bahkan kemudian dengan berbagai upaya, ia mampu melanjutkan hingga pendidikan tinggi. Ia menceritakan sebuah ketulusan dan kejujuran seorang guru yang berdampak sangat besar bagi muridnya. Seorang Rusdi baginya bukan sekedar guru namun pembuka jalan masa depan yang semula gelap.

Mungkin bagi Pak Rusdi, pekerjaan bernegosiasi dengan orang tua murid hanyalah langkah kecil saja. Karena dalam jiwanya sudah tertanam untuk mengabdi sebagai pendidik secara total, bukan sekedar mengajar di kelas. Jika ada anak membolos beberapa hari saja, tak segan-segan ia datangi rumahnya untuk mencari informasi penyebab nya. Dan sebaliknya jika ada anak yang pintar, ia berjuang agar orang tuanya berjuang untuk menyekolahkan anaknya.

Apa yang dilakukan Rusdi adalah tindakan seorang pemimpin, yang melihat dimana ada benih potensial untuk masa depan. Ia juga berperan sebagai motivator untuk para orang tua agar memperjuangkan anaknya untuk bisa mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Maklum, ia mendapat tugas di daerah terpencil dimana para petani pada umumnya tidak berhasrat menyekolahkan anaknya, yang penting bisa baca tulis saja.

Kehadiran Rusdi yang disebut sebagai sang guru penyelamat telah membuat nasib seorang Suryo yang semula hampir senasib dengan teman seusianya menjadi petani atau buruh tani, berubah seketika menjadi siswa SMP dan kemudian bisa melanjutkan hingga sarjana.

Ketika terdengar kabar bahwa Bapak Rusdi meninggal dunia tanggal 21 Januari 2019, Suryo memposting copy buku dan mengucapkan, terima kasih yang tak terhingga dan Selamat Jalan untuk Pak Rusdi. “Aku kehilangan sosok seorang pendidik seperti Pak Rusdi, Sang Guru Penyelamat” kata Suryo.

Rusdi Hadiyuwono kelahiran Purbalingga, Jawa Tengah, 18 September 1938. Lulus dari Sekolah Guru Atas (SGA) di Purwokerto, ia mendapat tugas ke pelosok desa terpencil tahun 1956. Di saat itu di Gumelar sedang berkecamuk perang melawan DI/TII. Konon saat pamit mengemban tugas, orang tuanya menangis agar jangan berangkat. Namun Rusdi muda tetap berangkat menjalankan tugas negara merintis sekolah dasar mulai dengan pinjam rumah penduduk sebagai kelas, hingga pemerintah membangunkan bangunan SD yang terbuat dari kayu dan bambu.

Penghayatannya sebagai guru di desa terpencil merupakan bagian terbesar dari perjalanan pengabdiannya . Ia selalu hafal dengan murid-muridnya bahkan dengan para orang tua muridnya.

Dan aku pun sangat terharu membaca tulisan yang diposting di facebook oleh Ayo Sugiryo (Suryo), karena yang ditulis itu adalah ayah aku sendiri yang berpulang 21 Januari 2019 lalu. Ia hanya seorang Guru SD, bukan tokoh nasional, namun ternyata apa yang dilakukan ayah aku begitu dikenang oleh muridnya hingga namanya diabadikan dalam sebuah buku.

Betul kata mutiara kehidupan dari Neil Amstrong, Satu langkah kecil dari seorang manusia (pemimpin), dapat menjadi satu lompatan besar bagi kemanusiaan

Selamat Jalan Ayah.

Kami sangat bangga dan bersyukur menjadi anakmu.

Engkau telah tiada, tapi keteladanmu tetap hidup.

Semoga pengabdianmu tak sia-sia di hadapan Allah SWT.

Amien Ya Robbal Alamin.

***

Tulisan ini aku susun untuk mengenang Ayah Kami Tercinta H. Rusdi Hadiyuwono (1938-2019) dan sebagai ucapan terima kasih kepada pak Sugiryo penulis buku "Mimpi-mimpi Kecil dan Seribu Kemarau" serta terima kasih kepada para guru dimanapun berada yang telah mengabdi dengan tulus ikhlas .

Aku tak menduga kalau ternyata tulisanku dipajang di mana-mana oleh Pak Bambang Suharno. Pertama, aku mendapat kiriman link di blog pribadinya, lalu aku dikabari bahwa tulisanku dikutip juga di majalah Infovet, tulisanku juga dikutip di buku Yasin untuk mengenang beliau bapak Rusdi sebagai kata pengantar, dan terakhir yang mengejutkan aku, tulisan tersebut dikutip dan dijadikan kata pengantar pada buku terbarunya yang saat itu hendak naik cetak ‘Menggali Berlian di Kebun Sendiri’. Bahkan terakhir, aku dikirim video kenangan yang dibuatnya dan didalamnya ada terpampang foto halaman bukuku. Ah, aku jadi merasa terharu. Sungguh aku tak menduga, sebuah tulisan sederhana tentang ungkapan terimakasih pada Bapak Guru SD ku berbuntut panjang dan melebar kemana-mana. Aku sungguh terharu begitupun beliau Pak Bambang merasa terharu dan mengungkapkan terimakasih yang mendalam atas tulisanku tersebut. Sungguh aku ikhlas menuliskan rasa terimakasihku itu tanpa memimpikan untuk dipublikasikan kemana-mana. Aku hanya berfikir bahwa memang benar seperti yang dikutip oleh Bambang Suharno bahwa ‘Satu langkah kecil dari seorang manusia (pemimpin), dapat menjadi satu lompatan besar bagi kemanusiaan’ dari Neil Amstrong.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Untunglah sebelumnya saya sudah tahu arti mbrebes mili... Jadinya saya yakin dalam tulisan ini pastilah berisi hal yang mengharukan. BEnar saja, ketulusan dan cinta adalah faktor utama yang senantiasa bisa menggugah perasaan kita. Semoga almarhum Bapak H. Rusdi mendapatkan pahala yang berlimpah atas segala amalannya, semoga makin banyak pula buku yang ditulis menginsipirasi para guru untuk berbuat yang terbaik. _____Tulisan terakhir Bulan Mei, sdang sibuk ya Pak Sugiryo? Salam.

13 Aug
Balas

Amiin. Memang lumayan sibuk. sudah lama ga nulis. Seperti ada yang hilang ketika tidak menulis. Mudah-mudahan bisa aktif lagi. Terimakasih bu komentarnya.

13 Aug

Sangat menyentuh pak, rasa tulus berdasarkan isi hati yang terdalam tentang kebaikan seorang guru yang dasarnya adalah ketulusan. Almarhum H. Rusdi Hadiyuwono adalah guru inspiratif, almarhum dapat dijadikan sosok teladan karena karya nyatanya yang menjalankan fungsi guru dengan baik. Pertanyaanya bagaimana dengan guru zaman now? Tulisan yang sangat inspiratif. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah

28 May
Balas

Amiin. Insyaallah. Semoga guru jaman now punya karya yang lebih wow sesuai jamannya.

01 Jun

"Mbrebes mili"..., benar adanya. Semua ini terjadi karena ketulusan. Almarhum Pak Rusdi yang ikhlas mengabdi, pun Pak Aryo tulus berterima kasih pada sang guru. Ketulusan yang membuat tulisan Pak Aryo menemukan takdirnya. Indahnya keikhlasan seorang guru berbaur dengan ungkapan terima kasih nan tulus dari lubuk hati.klop! Inspiratif, Pak Guru. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Pak Aryo.

27 May
Balas

Insyaallah Bunda. Komentar Bunda selalu menyejukkan. Semoga ada manfaat di balik semua itu. Amiin. Salam sehat untuk kita semua. Maturnuwun Bunda.

27 May

Betul-betul kisah yang mengharu biru, mengacak-acak hati dan perasaan. Semoga ketulusan dan keikhlasan Pak Rusdi dan Pak Suryo menjadi ladang amal.. Aamiin. Barakallah

28 May
Balas

Amiin. Mudah-mudahan. Semoga bermanfaat, terimakasih sudah mampir Ibu.

28 May

Saya laki-laki cengeng, Pak. Maaf, ikut mbrebes mili.

28 May
Balas

Hehe .. terimaksih Pak sudah mampir.

28 May

Tak bisa berkata apapun Pak Ayo...Cerita di atas sangat inspiratif ....Semoga banyak yang membaca kisah haru ini..Barakallah Pak Ayo..lama tidak muncul ..

27 May
Balas

Iya Bu Rini. Saya menahan rasa kangen terhadap Gurusiana sudah lama. Tapi ya, baru kali ini bisa mulai menulis. Terimakasih Bu Rini. Semoga bermanfaat.

27 May

Luar biasa. Barakallah

29 May
Balas

Amiin. Maturnuwun Pak. Semoga bermanfaat.

01 Jun



search

New Post