Apa yang anda lakukan ketika anda panik saat si kecil rewel? Sadar tidak sadar, yang sering kita lakukan kalau tidak menakut-nakuti bisa juga mengucapkan kata-kata penenang yang termasuk dalam kategori 'menjanjikan'. Mungkin ini yang pernah saya lakukan ketika anak-anak masih balita, “Adek, diem ya, nanti ayah belikan mainan, mau ga?” Mendengar ini, secara spontan si kecil akan berhenti menangis. Setelah si kecil berhenti menangis, selesailah sudah tugas kita untuk membuatnya diam. ‘Ayah hebat!’ dalam hati istriku memuji. 'Tidak salah aku memilih dia jadi bapaknya anak-anak.’ Kalau sudah demikian, semua tampak sudah selesai. Semua tampak baik-baik saja.

Ada beberapa tipe anak yang memang tegas dan suka menuntut saat itu juga. Akan tetapi ada juga anak yang cenderung diam dan takut untuk menuntut atau seperti melupakan tetapi berharap janji sang ibu akan dikabulkan di kemudian hari. Orang tua yang merasa tidak sungguh-sungguh 'berjanji' pun sudah berada di zona nyaman. Hingga si kecil menjadi dewasa, janji itu pun hanya isapan jempol belaka dan anak hanya mampu mengenang apa yang pernah dijanjikan orang tuanya dan tidak mampu melupakan seumur hidupnya.

Ketika anak telah dewasa, saat itu sedang 'quality time', dan ngobrol entah apapun hingga saya meminta anak untuk menceritakan pengalaman buruk apa sih yang pernah kalian rasakan sewaktu kecil? Dengan malu-malu anak ketiga saya bilang, 'Dulu, ayah ibu sering PHP-in kita. Katanya mau diajak keluar, jalan-jalan, eh, kita udah mandi, udah rapi, kalian malah tidur, bangun-bangun sudah sore. Ga jadi deh, jalan-jalan.' Saya langsung melongo dan tersadar kalau ternyata telah salah memperlakukan anak. Tapi kami berusaha tertawa untuk menutupi kesalahan waktu itu. Sebnarnya memang saat itu kami tidak bermaksud mengajak mereka jalan-jalan, itu hanya trik agar anak mau mandi.

Setelah peristiwa itu, kami pun kembali merenung. Ternyata, ketika sudah masanya, anak akan berani mengungkapkan kekecewaannya terhadap perlakuan kita saat mereka masih kecil. Anak-anak memang memiliki daya ingat dan perasaan yang kuat dan tidak bisa dibohongi, walaupun orang tua tidak berniat membohongi. Mungkin juga karena peristiwa itu terjadi berulang-ulang dan anak akan tetap mengenangnya di dalam ingatannya. Anak-anak memang selalu mengingat pengalaman berharga masa kecilnya.

Setidaknya, peristiwa itu selalu menjadi pengingat kita untuk berhati-hati dalam berkata-kata apalagi yang bernada 'menjanjikan'. Apalagi anak jaman sekarnag, yang katanya anak Gen-Z, jika dijanjikan seperti itu bahkan akan berani mengkonfirmasi sebelum dia berangkat mandi, 'Ini serius, mau diajak jalan-jalan, ga PHP doang?'

Nah, kalau sudah begitu, kita akan berpikir dua kali untuk sekedar bermulut manis dan anak akan terkesan orang tua selalu menghianati. Tidak menutup kemungkinan, mereka jadi tidak percaya lagi sama kita bahkan malah mereka akan meniru apa yang pernah kita lakukan, suka berbohong. Waduh, kok jadi ngeri ya, padahal kan kita tidak bermaksud berbohong. Sepertinya saya masih ada waktu untuk memperbaiki kesalahan ini. Ternyata tak mudah ya untuk memberikan yang terbaik buat mahluk benama 'anak' ini