Cerita Unik di Pesantren Part 1
Selalu saja ada cerita lucu dan unik ala santri di pesantren kami. Seperti cerita yang saya dapatkan di kelas pagi tadi.
Sekilas tidak ada yang aneh dari dua kursi yang berjejer tepat di belakang lemari kelas 8G seperti gambar 1. Namun, setelah papan penutup dibuka, taraa... Saya menemukan seorang anak sedang tertidur pulas sembari asyi merajut mimpi nyempil manja di antara celah dua kursi tersebut.
Awalnya, sebelum masuk kelas, saya menemukan anak ini tidur manis di sebelah barat kamar mandi Gedung Al Um lantai 3. Sempat saya bangunkan dan dia pun langsung masuk kelas. Setelah mengondisikan kelas, berdoa, lalu mengecek kehadiran, di sini saya baru merasa ada keganjilan saat nama anak tersebut saya panggil. Sebut saja namanya Bejo. "Bejo! " dua kali saya ulang tetapi tetap tidak ada sahutan kalimat "Hadir Ustadzah". Kemudian saha bertanya pada anak-anak lain, "Aina Bejo?" "Mahfi, Ustadzah," jawab mereka.
Teman-teman Bejo satu kelas saling memeriksa dan ada yang mengintip ke bawah bangku barangkali Bejo sembunyi/nyempil. Karena postur tubuh Bejo paling kecil sekelas, jadi mereka berpikiran kalau Bejo bersembunyi di bawah kursi atau meja. Akan tetapi, dugaan mereka meleset. Bejo pun masih tidak ditemukan.
Ya, sudahlah daripada semua bingung, maka kuputuskan mengisi presensinya dengan 'A'. Beberapa menit setelah pelajaran berlangsung, tiba-tiba salah seorang anak berteriak sambil menunjuk ke arah belakang lemari di sudut kelas, "Us, ini Bejo, Us!" saya pun langsung menghampirinya. Benar saja, si Bejo sedang nyempil di situ. Karena saking ngantuknya seusai 'Haris Lail' , Bejo terpaksa tidur di kelas. Sebenarnya kalau dia izin pasti saya akan memberikannya, jadi tidak perlu dia tidur sembunyi-sembunyi seperti itu.
Harisah lail atau haris lail adalah salah satu kegiatan yang sudah menjadi budaya di pesantren kami. Harisah atau haris artinya piket dan lail artinya malam. Setiap malam dewan santri (dentri) membagi tugas piket itu secara bergiliran kepada santri putri dan santri putra. Sejumlah sekitar 14 santri putrid dan 14 santri putra dikerahkan untuk melaksanakan tugas ini. Layaknya ronda malam, ke-14 anak itu tidur pun bergantian, namun ada juga yang tidak tidur sama sekali. Salah satu tugas mereka adalah membantu dentri membangunkan santri lain yang dimulai pukul 02.00-02.30 dini hari untuk melaksanakan salah satu kewajiban santri yaitu salat malam hingga salat subuh selesai.
Perjuangan membangunkan santri tidaklah semudah membalikkan tangan. Dari kurang lebih 1500 santri di pesantren kami bisa dibilang hanya 500 yang langsung tanggap. Karena itulah saya memaklumi jika ada anak yang tidur selepas piket malam/haris lail. Saya dapat membayangkan bagaimana rasanya ada di posisi mereka. Bagi saya, mereka siswa dan juga santri yang hebat karena selain fokus pada kegiatan pesantren, mereka bisa membagi waktu untuk fokus pada tugas dan kegiatan di sekolah.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Jadi ingat waktu nyantri tahun 80 an. Bunda di pesantren mana yah, kalau sy di as syafiiyah jakarta. Sukses selalu dan barakallah
Saya di Pesantren Modern Al Amanah Krian- Sidoarjo Bun... monggo kalau ada pelatihan di Jawa Timur mampir ke tempat saya Bun. sukses juga buat Bunda.