Ayu Martiani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Musibah Menjadi Muhibah

Ketika Musibah Menjadi Muhibah

“Selamat dan sukses untukmu, Ayu!” itulah ungkapan terindah di tahun 2013 lalu, setiap orang menyapaku dan memberikan ucapan selamat penuh bahagia. Siapa yang takkan bahagia? Menjadi salah satu mahasiswa berprestasi dari sekian ratus mahasiswa yang memenuhi Ball Room Palace Hotel waktu itu. Ratusan pasang mata menatapku, ribuan ucapan selamat membanjiri pesan di ponselku, dan riuhan tepuk tangan menyambut kehadiranku. Tahun 2013 itu, segala asa dan rasa bersatu dalam sebuah simpul kebahagiaan baru yang haru. Tali toga kuning berhasil berpindah layaknya matahari terbit dari timur ke ke barat, penuh harapan, secercah cahaya menghampiri episode baru kehidupanku. “Selamat! Ayu Martiani Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Suryakancana Cianjur telah lulus dengan predikat Cum Laude dan mendapatkan penghargaan dari bapak bupati Cianjur.” Ujar rektor pagi itu.

Ya, namaku berada dalam deretan nama mahasiswa berprestasi itu. Sedih bercampur bahagia, linangan air mata tiba-tiba jatuh tak terbendung. Itulah pencapaian terindahku setelah kejadian itu, ya, kejadian yang sangat membuatku jatuh, sejatuh-jatuhnya dalam hidupku. Masih terekam jelas dalam ingatan, ketika ujian-ujian kehidupan itu menerpa. Mulai dari menjadi salah satu siswa yang belum lulus UN SMP waktu itu, ujian besar dan sesungguhnya datang menghampiriku ketika aku SMP. Bisa dibayangkan anak usia 15 tahun sudah menanggung ujian begitu besar? Marah! Muak! Benci! Frutasi! Itulah yang aku rasakan saat itu. Bukan itu saja, ujian pun menerpaku kembali ketika SMA harus berjuang hidup mandiri di asrama karena tidak ada sekolah yang mau menerimaku tanpa ijazah, belajar dengan keras untuk mengikuti UN ulang demi mendapat ijazah SMP ketika yang lain sudah bersantai, tidak lulus PMDK/ SPMB di universitas yang diinginkan, masuk universitas yang tak diinginkan, ditinggalkan, dicaci maki. Namun, pada akhirnya kolaborasi rasa itu menyadarkanku, ternyata Allah memiliki rencana indah yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Kasih sayang dan cinta-Nya berbentuk ujian begitu besar terhadapku. Ujian yang diberikan-Nya melainkan cara-Nya mencintaiku untuk belajar lebih kuat, sabar, dan lebih bersyukur memaknai arti kesuksesan hidup yang sesungguhnya.

Penulis adalah peserta pelatihan SAGUSABU Cianjur, 26-27 Agustus 2017.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ini, yang muda yang berprestasi.

26 Aug
Balas

Alhamdulillah... Terima kasih Ibu

26 Aug

Sukaaaaaakkkkkkk....Ajarin yaaa sist #angkatopi

26 Aug
Balas

Alhamdulillah... Masih belajar, sist

26 Aug

Terharu sekali ! mengingatkan saya pada masa lalu! I like your writing. Salam kenal!

26 Aug
Balas

Terima kasih, Ibu...

26 Aug
Balas



search

New Post