AYUM HAYATI. S.Pd

Guru SMP Negeri 7 Banjar mengajar mata pelajaran IPA. moto hidup belajar tiada henti, berbagi dapat pahala...

Selengkapnya
Navigasi Web

Cermin indah Copid (bagian ke 1)

Pagi yang indah. Mentari cukup terang menyinari bumi, hawa pagi yang hangat menambah semarak suasana hati yang sedang berbunga-bunga. Pasalnya ada secercah harapan bagi siswa sekolah untuk belajar tatap muka walaupun masih samar. Ya ….Indah namanya seorang siswa SMP yang sudah mulai bosan dengan pembelajaran daring, selain menghabiskan kuota internet juga seringkali signal di rumahnya jelek.

“Indah…….”terdengar panggilan lembut Ibunya dari dalam rumah.

“Ya Bu..” dengan cepat Indah menyahut dan segera bergegas ke dalam rumah.

“Sedang apa di luar Nak?” Ibunya bertanya ketika Indah menghamprinya.

“Menyapu halaman Bu, sekalian Indah menyiram dan menyiangi tanaman yang sudah layu, ada yang mesti Indah bantu, Bu?”

“Tidak Indah, Ibu hanya mencarimu saja karena kamu ga ada di rumah, jika belum selesai sana kerjakan lagi di luar!”

“Iya Bu, masih ada beberapa bunga yang belum Indah siangi, Indah permisi dulu ya Bu mau menyelesaikan pekerjaan Indah di halaman.”

“Ya, Nak, nanti kita sarapan pagi bersama-sama ya, sambil nunggu Ayah dan adikmu pulang.”

“Ya , Bu…”

Bergegas Indah menuju halaman rumah melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Halaman yang kotor dengan daun-daun disapunya, tanaman yang sudah berestifasi dibersihkan dan dirapihkan sehingga halaman terlihat bersih dan indah.

Menjelang pukul delapan pagi Ayah dan adiknya pulang ke rumah setelah melihat kolam ikan yang baru di tanam benih kemarin. Adiknya membawa beberapa ikan mujaer yang lumayan besar katanya ingin makan dengan ikan yang dibakar. Karena Indah sudah selesai membersihkan halaman maka bergegas menuju dapur membantu Ibu membersihkan ikan dan membakarnya di perapian. Setelah itu mereka makan bersama dengan penuh kehangatan karena mereka termasuk keluarga yang harmonis yang jarang sekali terdengar pertikaian di antara mereka.

“De……”

“Ya, Kak, ada apa.?”

“Disekolah mu kapan kira-kira belajar tatap mukanya.?”

“Ngga tahu Kak, belum ada kabarnya.”

“Kalau kakak mah katanya mo belajar tatap muka, bosen ya De belajar di rumah terus, rindu teman rindu guru, rindu sekolahan.”

“Ya Kak sama, Ade juga kangen sama temen sekelas, rindu main bola, rindu main petak umpet, pokonya rindu semuanya deh.”

Akhirnya kedua kakak beradik itu diam seribu bahasa dengan fikiran masing-masing , disaksikan oleh kedua orang tuanya yang melihat dari dalam rumah dan mendengarkan percakapan mereka.

“Bukan mereka saja ya Bu yang rindu sekolah, Bapak juga ingin anak-anak kita bersekolah dengan normal mereka butuh sosialisai dengan teman sebayanya, butuh bermain, butuh belajar, butuh waktu untuk mereka berinteraksi dengan lingkungannya.”

“Ibu juga setuju sekolah tatap muka yang penting mereka tetap sehat belajarnya tetap rajin seperti sekarang, biar mereka tidak seperti kita ya Pak, hanya seorang petani.”

“Ya Bu, mudah-mudahan kita bisa membiayai mereka sampai kuliah agar mereka bisa jadi pegawai di pemerintahan, aamiin.”

“Aamiin, Pak, mudah-mudahan anak-anak kita jadi anak yang sholeh dan sholehah.”

“Aamiin…”

Setelah itu mereka pun diam dengan fikiran masimg-masing.

Menjelang sore hari Ayah kembali ke kolam untuk melihat ikan yang baru ditebar kemarin, jikalau ada ikan yang mati karena adaptasi air.

“Wah, Pak Darman nanam ikan apa pak?” tiba tiba seseorang mengagetkan Ayah dari belakang.

“Eh, Pak Santoso, ini nanam ikan mas, yang ngga gampang mabok dan adaptasi air nya cepat.”

“Tiga bulan lagi bisa panen dong Pak?”

“Ya…mudah-mudahan saja, bisa dipanen, ini untuk biaya anak-anak nanti bila sekolah lagi.”

“Iya ya Pak, kapan ya anak-anak kita bisa sekolah lagi, saya mah bingung jika ada tugas anak dari sekolahan yang saya ngga ngerti pelajarannya, beda dengan jaman kita sekolah, pusing pak, belum lagi kuota yang sering habis, kadang-kadang anak saya mah berebut HP sama adiknya yang di SD karena HP android cuma satu.”

“Iya pak , mudah-mudahan copid ini cepat berlalu.”

“Ammin.”

(bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post