AYUM HAYATI. S.Pd

Guru SMP Negeri 7 Banjar mengajar mata pelajaran IPA. moto hidup belajar tiada henti, berbagi dapat pahala...

Selengkapnya
Navigasi Web

Semanis Olahan Ubi (Bagian ke 4)

Mentari pagi masih belum tinggi dari ufuk, sinarnya masih lemah membias di muka bumi, Mak Tiah dan Tika sedang duduk di beranda rumah ketika tetiba seseorang mengendarai mobil parkir di depan rumahnya. Tika terkaget-kaget ketika tahu siapa yang datang.

“Kak Putra?” Tika hanya bisa mengucap itu, lidahnya seperti kelu kata yang terucap dari bibirnya seolah habis ditelan bumi. Putra keluar dari mobil mengenakan celana jeans kaos oblong hitam sepatu kats putih, berkacamata hitam, jaket tersampir dibelakang jok kemudi, tersenyum manis ke arah Tika dan Mak Tiah yang juga terkesima, ganteng banget, malah Mak Tiah berbisik pada Tika, “ Siapa itu Nak?” Tika menjawab “Kak Putra Mak.”

Tersenyum Tika melihat tingkah Neneknya yang tidak mengenali Putra. Setelah mengucap salam Putra menghampiri mereka yang masih duduk di beranda. Menyalami Tika dan Mak Tiah dengan takjim, Putra ikutan duduk di beranda.

“Masuk kak Putra...”

“Ga usak Tik, enakan di sini.....angin....kamu kok di luar ga takut masuk angin?”

“Mumpung masih pagi kak, udara pagi bagus untuk kesehatan, Tika pengen cepet sembuh, mau sekolah lagi takut ketinggalan pelajaran, juga kasihan Mak sedih lihat Tika sakit.” Sembari menegok ketempat Mak Tiah duduk tadi ternyata yang ditengoknya telah tidak ada. “Emak kemana?” gumam Tika dalam hati.

“O iya Tik...sudah sarapan belum? Kak Putra bawain sesuatu untuk Tika.” Tak menunggu jawaban , Putra mengambil oleh-oleh di mobil yang sudah disiapkan dari tadi. Sekantong kresek besar makanan yang dibawanya. Satu persatu dikeluarkan, ada makanan kesukaan Tika, cup cake blueberry.

“Tik....ini roti kesukaan kamu kan, kak Putra beli khusus untuk Tika, makan ya!” Setengah maksa meminta Tika makan cup cakenya.

“Repot-repot kak....tapi Tika masih belum mau makan, kak Putra tahu dari mana Tika suka cupcake blueberry?”

“Ada deehhh."

“Belum makan obat kan, ayo makan ya, kak Putra suapin ....ayo!“ Putra setengah memaksa Tika untuk makan roti bawaannya, “Ayo Tik buka mulutnya, sedikit-sedikit, biar cepet sembuh, kak Putra sedih kalau Tika sakit.” akhirnya Tika luluh setelah dibujuk berkali-kali, makan roti disuapi Putra membuat hatinya bergetar ada rasa yang lain dirasakan Tika.

Getar-getar aneh hinggap di kalbunya, tatapan Putra yang begitu sejuk menusuk relung yang paling dalam, terasa sekali kasih sayang Putra padanya, menyuapi laksana ke pacar telaten sekali, hingga Tika menghabiskan satu cup cake nya.

Mak Tiah yang sedari tadi mengintip di balik pintu sambil membawa nampan isi air putih dan ubi rebus tersenyum melihat kejadian itu. Rasa senang cucunya mau makan bersatu dengan rasa heran terhadap pemuda itu yang berhasil membujuk Tika makan. Tak mau mengganggu Mak Tiah kembali ke dapur sambil tersenyum simpul.

“Naaah.....begitu dong, abis makan cupcake terus makan obat ya!” bujuknya lagi. Tika hanya bisa mengangguk dan tersenyum manis dibalik wajah pucatnya.

“Maaf Tik ....lancang ..kak Putra ambilkan obatnya ya...” sekali lagi Tika mengangguk.

Diambilkannya obat untuk Tika, dibawakan air putih , disuapkannya obat dengan penuh kasih sayang, Tika menurut saja dengan apa yang dilakukan Putra. Senyum lebar dari bibir Putra mampu meruntuhkan jantungnya. “Apa ini, ko aku begini. Itu Kak Putra pacarnya kak Jesi, inget Tika?” Hatinya berceloteh.

Namun Tika tak bisa menyembunyikan rasa senangnya di perlakukan seperti itu oleh Putra. Tika gadis lugu yang beranjak remaja pantas memiliki rasa suka terhadap lawan jenis, apalagi ini Putra kakak kelas yang berkelas, ganteng, ramah, ketua OSIS, idola cewe-cewe disekolah, pacarnya Jesi cantik , sosialita, walau pencemburu.

“Hey....bengong...kenapa?’

“Terima kasiah ya kak....udah baik sama Tika.”

“Iya dong.....Kak Putra gitu lohhh.” senyumnya diikuti candaan. Meraka berdua tertawa menambah imun bagi Tika.

Menjelang siang Putra pamit pulang dengan janji akan jemput Tika esok hari. Walau dilarang Putra pasti tetep nekat jemput.

“Baik banget pemuda itu Tik.” Emak berujar setelah Putra pergi.

“Tika juga ga tahu Mak.”

“Tadi Emak lihat kamu disuapin , makan obat, kamu tersenyum, Mak senang melihat itu sayang, mak ingin kamu sehat kembali, Eh .....kamu suka ya sama dia?”

“Ih Ema...apaan....kak putra sudah punya pacar Mak, cantik , namanya kak Jesi.” Memerah muka Tika amat kelihatan di wajah pucatnya.

“Ah ...baru pacar...belum istri.”

“Ih ....Ema...” Tika tersenyum mendengar Mak bercanda seperti itu.“Tika istirahat siang dulu ya Mak, belum bisa bantu Emak.” Tika mengalihkan pembicaraan agar Mak Tiah tidak berbicara lagi tentang Putra.

“Iya istirahat dulu, ga apa-apa Mak ga dibantu .....tapi boleh Mak ke kebun sebentar mau ngambil sayur buat kamu makan siang?”

“Boleh Mak, tapi jangan lama ya Mak.”

“Iya......”

(bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post