Broni  oh Broni

Suara berisik dan gaduh terdengar di atap rumah, entah apa yang dilakukan oleh kucing-kucing itu.

Dari pojok pintu gerbang terlihat kucing dengan muka kecewa berjalan menuju ke teras rumah. 

Tanpa melihat sekeliling kucing berbulu putih sedikit Oren itu menjatuhkan badannya, dan diam.

"Hey Broni, kenapa kamu," ?, Sambil dielus kepalanya

Tidak ada respon, hanya suara hembusan nafas pelan terdengar.

Beberapa jam kemudian si kucing memindahkan tubuhnya, makanan favorit dan susu tidak tersentuh,

"Waduh, kasian ni Broni,?" ,  apakah salah makan,?  "apakah ada yang luka, kakinya, kepalanya, ?, 

Sambil periksa kaki dan seluruh tubuh, "baik - baik saja".

Pagi harinya Broni sudah berada di sudut  teras, tapi sepertinya kucing jantan itu belum menyentuh makanan sedikitpun.

Cairan air gulapun disajikan, sesuai saran tetangga sebelah, agar tenaga si Broni lebih cepat pulih.

Satu spet, dua spet cairan masuk ke mulut Broni sampai 5 spet.

Sorenya sepertinya si kucing sudah mampu mendogakkan kepalanya, menjilat dan mengosok matanya, lalu berjalan tanpa suara menghampiri makananya, dan pergi entah kemana.

Karena penasaran dengan tingkah Broni, dokter hewan dan geogle menjadi sumber informasi, dan terjawablah, ada apa dengan Broni ?

Kemungkinan ada kucing lain yang lebih agresif  menguasai alam atap rumah.

Ayo Broni bangkit masih ada kucing cantik di atas sana, jangan menyerah dan tetap semangat.

Disela suara berita kasus covid di televisi, sayup-sayup terdengar suara Broni  mengeong pelan, "Broni kenapa lagi," ?, 

Didapati Broni ada di bawah pohon palem berdua kucing berbulu hitam putih yang cantik, hmm Broni Broni 

(Selalu ada kesempatan)