Video dan Si Tikus
" Bun, bangun"
Hari ini aku dikagetkan dengan suara putriku. Bahkan alarm jam 4 pagi pun tak terdengar. Aku lelah sekali semalam, dengan banyaknya pekerjaan di sekolah. Dan aku lupa kalau hari ini aku harus bangun lebih pagi untuk menyiapkan keperluan putriku yang akan pergi funday bersama teman-temannya di sekolah.
"Sudah jam berapa ini kok ga cepat berangkat" suamiku pun kembalinmengingatkan ku untuk segera bergegas.
Ku tengok jam dinding menunjukkan pukul 5.30 pagi.
"Ayo ka!"
Aku segera naik ke atas motor Mio merahku yang sudah terparkir di depan rumah. Disusul putriku yang menaikkan kakinya duduk dibelakangku.
Hari masih begitu redup, sejuk dan segar karena semalam hujan deras.
Aku melaju dengan kecepatan sekitar 60km/jam, aku pikir jalanan masih sepi. Rupanya banyak sekali truck yang melintas serta kendaraan lainnya.
"Bye Bun"
"Hati- hati ya Ka, have fun"
Putriku dan teman-temannya melambaikan tangan kearahku, sambil kulajukan motorku meniggalkan rombongan mreka.
Aku tiba di tempat kerja pukul 6.34, masih sepi. Bahkan ini pertama kalinya aku datang paling awal.
Langsung ku buka laptop yang ku pinjam dari sekolah untuk kembali menyelesaikan editan video. Dan rekapan nilai tugas muridku.
Namun kali ini kesabaranku sungguh diuji, sebab signal wifi tidak bersahabat bahkan laptop pun lemot kaya siput. Pikiran dan kehendak hati sudah melaju kencang. Tapi si lepi tidak bisa diajak kerjasama, ada ikon bulat melingkar yang selalu berputar-putar, entah mau kemana, sekian lama menunggu ternyata harus mengulang membuka aplikasi.
Aku lelah, bukan hanya memikirkan videonya. Tapi muridku yang tak kunjung datang. Bagaimana aku bisa membantunya? Dia sendiripun tidak mau merubah diri. Bahkan disaat dateline terakhirpun tak ada niat baiknya menemuiku. Atau sekedar bertanya padaku.
Aku harus bagaimana? Membantunya tanpa proses? Atau membiarkannya naik tanpa kepastian perubahannya.
Janji diatas kertas bermaterai pun tak menjadi efek jera. Justru menjadi-jadi ulahnya yang membuat semua jadi mengelus dada.
Ingin marah tapi tak ada artinya bukan?
Dikisah yang lainnya si video berhasil di unggah tapi ternyata setelah melihat hasilnya, ada banyak revisi. Aku frustasi dibuatnya, karena aku pikir malam ini adalah dateline pengiriman nya. Hmmmm syukurlah masih bisa revisi besok. Aku bisa bernafas lega, lebih tenang dan ga panik lagi.
Aku berharap masih bisa memberikan nilai terbaik untuk anak didik ku, meski bukan hasil perjuangan mereka sendiri.
Dan kutulis catatan kecil ini, sembari menunggu putriku yang masih dalam perjalanan pulang dari Dufan.
Semoga aku masih bisa menikmati hari esok.
"Ayo cepat tidur! Bunda ngantuk" ku ajak anak-anakku untuk segera membersihkan diri dan tidur.
Aku terlelap lebih dulu sampai pada jam 23.30, anakku membangunkan tidurku yang lelap.
"Bun bangun, ada tikus!"
Aku mendengus kasar, karena mataku masih mengantuk namun jelas saja kata tikus membuatku bergidik. Aku paling pobia dengan tikus, geli dan menjijikkan.
Ku panggil suamiku "yah ada tikus"
Dia hanya menjawab "ya di usirlah sana!"
Kedua anakku sudah memojokkan diri mereka diujing tempat tidur, dan aku mencari sesuatu yang panjang. Ya aku menemukan sapu
Hmmm sebenarnya aku mencari tongkat Pramuka, tapi seingatku itu ada di gudang luar. Tak apalah pakai sapu saja. Batinku
"Kemana tikusnya tadi?"
"Kebawah tangga Bun"
Ku buka pintu kamar dan kupukul-pukul area bawah tangga yang tertutup kardus. Benar saja tak lama tikusnya berlari ke arah luar kamar.
Masih penasaran aku dibuatnya, kubuka pintu luar rumah. Ku pukul daerah lemari rak perkakas dekat pintu. Tapi tidak ada pergerakan. Kususuri mataku melihat seluruh area ruangan rumahku yang kecil.
Mataku tertuju pada sosok bayangan pada bagian belakang lemari meja makan. Suamiku memang menyenderkan triplek dibagian belakangnya, ternyata itu mempermudah si tikus berlari ke atas lemari portabel yang dibuat oleh suamiku sendiri. Lemari hampir menyentuh plavon rumah. Aku goyang bagian ujung triplek nya dan si tikus malahan naik ke atas.
"Tikusnya naik ke atas yah" aku melapor pada suamiku.
"Ya sudah biarin"
Aku kembali mengajak anak-anak ku untuk masuk kamar dan tidur, karena jam sudah menunjukkan pukul 00.00 .
Tak lama kemudian, suamiku memanggil
"Mah sini!"
"Apa sih yah?"
"Bantu jagain disini, tikusnya satu ada di atas water hiter. Aku mau buka ventilasi nya dulu biar dia keluar"
"Iya" sambil berdiri memegang gagang sapu di depan pintu kamar mandi.
Bukannya bisa menghalangi si tikus, eh seenaknya saja tu tikus nyelonong lewat. Bahkan aku tak sempat memukulnya.
"Yah dia masuk kearah bawah meja TV"
Aku berjaga-jaga lagi sambil naik ke atas sofa bed dengan sapu ditanganku.
"Jagain mah biar dia kkuar lewat kamar mandi"
Beberapa detik kemudian si tikus lari ke arah bawah meja keyboard. Kemudian lari ke arah dapur.
Suamiku mulai kesal karena melihat dapur dibagian bawah lemari piring kusimpan banyak barang perkakas.
"Kalau sudah disini susah! Ya sudah biarin aja tikusnya"
Aku mendengus kesal
Hidupku jadi ga tenang gara-gara si tikus!
Dan akhirnya kami memutuskan untuk kembali masuk kamar untuk beristirahat. Tak lupa si sapu masih ku bawa, sebagai senjata jika aku melihat tikutnya lagi!
#SelamatSiang#KBM Aplikasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
woww keren itu siti.................si tikus terkadang bikin runyam
Cerita menarik, keren Bu
Hebat bu ayu, cerita yang menarik Bu
Cerita yang sangat menarik bu