Azam Marpaung

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Inspirasi Dari Wanita Jutek Membangun Kehormatan dengan Mengalahkan Ego

“Jangan Pernah Menempatkan diri sebagai hakim bagi orang lain, Apalagi kita belum bisa menganalisis masalah diri kita sendiri”

“ Muridmu kok banyak terus tiap tahun ya...kata orang sekolahmu maju, tapi saya lihat bangunannya biasa saja. Bahkan terlihat sangat darurat sekali ! ( Plak... tamparan yang telah berkali- kali saya temui dan telah mampu mengubah rasa).

“Apa resepnya kamu buat?” cecarnya kembali. Saya tersenyum saja, mencoba mengatur nafas untuk memberikan jawaban yang diinginkannya. Bukan selera saya.

“ Natola dabo kikit tu ilmu, marlobeho,malim... Ustadz ko nimmu, pandokkon nihalak nabunianko diilmu ! ( Tidak bolehlah pelit ilmu, kamu pakai kopiah , alim...kamu bilang kamu Ustadz, orang- orang bilang kamu sangat menyembunyikan ilmu yang kamu miliki.red)” Blezzz...hujan salju dapat membuat telinga panas.Allohu Akbar... ya Allah.... Jawaban yang pas untuk perempuan ini mestinya tamparan atau caci maki. Tapi itu selera.

“ Betul kakak mau ilmu dari saya?” Itu jawaban pertama yang dapat kuucapkan,sopan sesopan mungkin. Mengalahkan marah dan ego dalam diri sendiri akan lebih sulit daripada mengalahkan lawan. Hatiku berkecamuk.

“Pertama, saya tidak pernah menganggap sekolah kami sudah maju. Kerena sejatinya Al- Hijrah masih sangat terbatas dalam segala hal. Seperti yang Kakak lihat sendiri! Ilmunya, Orang yang menganggap dirinya pintar, semakin kelihatanlah bodohnya. Orang yang menganggap dirinya hebat, cenderung merendahkan orang lain yang sesungguhnya merendahkan dirinya sendiri.” Sesaat saya perhatikan raut wajahnya termangu. Bingungkah?

“ Sekolah Al- Hijrah masih sangat darurat, untuk itu kami selalu berbenah setiap saat. Utamanya dalam pemberian pelayanan prima kepada konsumen pendidikan di Al- Hijrah. Hampir tidak ada jeda dalam pikiran kami untuk kemaslahatan ummad di Al- Hijrah Bintuju. Kepada guru – guru di Al- Hijrah saya mencoba menebar virus berbagi. Motto hidup saya “ tetap berbagi... meski jasad telah hancur dimamah bumi.” Jadi saya tidak merasa pelit ilmu, apalagi sampai menyembunyikannya. Ilmu semakin dibagi semakin bertambah. Seseorang memakai kopiah, pasti ada tujuannya masing- masing. Kopiah saya tidak ditujukan untuk membuat kesan orang berilmu, kesan alim, dan kopiah saya bukan karena gelar haji atau menandakan alumni pesantren. Kopiah ini saya pakai ada tujuannya,menjaga diri dari maksiat, godaan- godaan disetiap perjalanan saya Kakak ! Terserah orang lain mau menganggapnya seperti apa, tapi itu niatnya. Sayalah yang lebih faham kebutuhan saya. Bukan orang lain.

“ Terus resepnya Kakak...( Untuk wanita yang lagi bengong ddepan saya), Kita ini adalah makhluk sosial, maka tempatkanlah diri sebagai pemberi.”

“ Tapi saya juga masih miskin...tidak ada harta yang mau diberi, dikita saja masih kurang!” (Mulai kambuh).

“Pemberian itu bukan hanya harta, memberi kenyamanan kepada orang lain, memberi rasa aman,dan sedikit ilmu yang kita miliki merupakan pemberian yang sangat berharga.”

“ Kakak mau ilmunya lagi? Jika Kakak membutuhkan resep membangun sekolah, silahkan kakak beli buku # 5 Jurus jitu membangun sekolah Favorit...”

“Natarbagi dope hepeng tubuku da...( belum terbagi uang muntuk buku.red) “ Ini penyakit kebanyakan orang Indonesia.

“Untuk yatim, Fakir miskin dan dhuafa penulis kasih gratis Kakak...”

“Nah itu baru mantap...dimana dapat bukunya, siapa penulisnya...Saya juga anak Yatim, masih miskin berarti bisa dapat dua..hahah”

“ Nah itu dia Kakak, kita bangga dengan kelemahan kita, betah dalam ketidak berdayaan kita...makanya terus miskin, karena kita membangun persepsi miskin dalam diri kita ! ( Jawaban ini murni hanya tersimpan dihati saya.) Jawabannya saya ganti dengan “ Naskahnya masih dilaptop saya Kakak!”

“ Azam Penulisnya?” Terlihat sekali seleranya menurun. Jaminannya mungkin pasti bukunya tidak berkualitas...hahaha

“ Saya tukang ketiknya Kakak...yang mengedit Media Guru. Karena tulisan tangan saya sangat jelek, takut tidak terbaca sama Kakak. Jadi saya ketik baru nanti dikirim ke Media Guru untuk diterbitkan jadi buku.

“ Naskahnya saja sama saya ...masukin Flash disk boleh?” Mugar ( Muka Gratis).

“ Boleh Kakak...nanti setelah bukunya terbit, kakak ketik lagi. Biar tambah ingat ilmunya...heheh. Kalau sekarang dikasih belum diedit sama Media Guru nanti salah Ilmu.

( Menurut kalian saya yang pelit atau dia?)

# Gerah...Kehilangan ide untuk menulis.

Azam_Inspiring ( Bintuju,220517)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Senyum menjadi jawaban terbaik Pak Azam. Semangat. Saya selalu mendungkung.

22 May
Balas

Insya Allah mas Yudha...semangat...semoga kita bisa jumpa di 1708

22 May
Balas



search

New Post