Bismillahirohmanirrohim, saya mengawali aktifitas menunaikan amanah pendidikan dengan memuji nama-Mu yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. Saya berangkat menuju madrasah dengan berjalan kaki. Kebetulan rumah saya tidak jauh dari madrasah hanya berjarak kira-kira 1.000 cm. Ku salami semua siswa, satu per satu, sambil bersaliman dan membasgikan senyum selamat datang di madrasah. Tak lupa hatiku selalu berdoa untuk semua siswa agar sukses memperoleh ilmu yang manfaat dan tercapai cita-citanya.

Semua siswaku adalah kebanggaanku. Mereka adalah calon-calon penerus bangsa yang akan melanjutkan membangun negeri ini. Tidak mudah untuk mendidik dan membina anak-anak di madrasah juga tidak bisa dianggap remeh. Ada siswa yang penurut, taat dan patuh kepada setiap kecap kata yang terungkap dari gurunya. Namun juga ada yang harus memeras otak terlebih dahulu untuk bisa membuat anak-anak hormat dan taat pada guru dan tata tertib peraturan.

Adalah kelas IVB Madrasah Ibtidaiyah Al Mursyidah. Sekolah tingkat dasar dalam status setrata pendidikan di negeri ini. Menurut bapak ibu guru di kelas IVB tersebut muridnya “Super dan Luar Biasa”. Bisa dibilang tidak semua guru bersedia mengajar anak-anak kelas tersebut. Mesti ada siswa yang sering membuat kelas menjadi krodit. Hari ini pada jam setelah istirahat banyak anak-anak kelas IVB tidak mau dibelajari dengan alasan kegiatan Penilaian Akhir Semester telah selesai. Kepala Madrasah menggantikan Guru memberikan pembelajaran di kelas IVB. Hasilnya, pembelajaran berjalan kondusif. Anak-anak belajar dengan tertib tanpa ada gangguan sedikitpun. Mereka duduk tekun menulis. Pak Guru bertanya, “kenapa anak-anak tadi diberi pelajaran tidak mau?” Ternyata mereka tidak mau dibelajari karena malu belum mengerjakan PR. Sekarang tugas PR-nya sudah selesai, menebali dengan pensil ayat-ayat al Qur’an pada kitab Kitabati. Menurutku seharusnya anak-anak tadi berterus terang menyampaikan masalahnya kepada guru, pasti dimaafkan.

Salam Literasi

Azis Sunhadi