Insyaf
“ Hidup ini sunyi .....
Sementara tangis dan tawa ....
Adalah keramaian semu
“ Waktu di dunia kita bermimpi
Tentang baik dan buruk ....
Apa yang berlaku di jalan “
Keinsyafan seorang bernama Gianda Senyaloka. Rupanya tidak serta-merta dipercaya oleh orang-orang di lingkungannya. Dulu dia preman kampung. Dia tak segan memukul, menendang, menjambak dan mendorong.
Apa pun bisa dia lakukan. Mencuri, berjudi dan meminum minuman keras (Miras). Tapi kini dia telah berubah. Usianya sudah menasihati dia. Lelaki berbadan tegap dan tinggi besar itu berbeda. Rambut yang gondrong sudah dicukur rapi.
Lelaki berusia 38 tahun itu sekarang menjadi kuli panggul di Pasar Kadiwetu. Hari-harinya untuk mencari jalan yang lurus. Yang penting halal.
Setiap manusia pernah berbuat kekeliruan. Namun tidak selalu harus tenggelam dalam maksiat. Lima belas tahun berjalan dalam dunia hitam Kini dia telah kembali ke jalan yang benar.
Tursina kerap kali berdoa kepada Tuhan. Agar suaminya mendapat hidayah. Perempuan yang dinikahinya 10 tahun lalu itu. Bukan tidak tahu latar belakang suaminya. Tapi kadung cinta, tak membuatnya surut untuk membina rumah tangga bersama Gianda.
Mereka dikaruniai seorang putri yang diberi nama Seruni Gianda Putri. Usianya sudah 8 tahun. Karena Putri pula Gianda sadar. Bahwa hidup pasti berganti generasi. Dia ingin masa depan putrinya baik-baik saja.
Gianda, Tursina dan Putri akan ke makam Ayah dan Bunda Gianda.
Sudah lama Gianda tak melihat makam mereka. Rumput pekuburan itu diguntingnya. Hingga tak menutupi batu nisan.
Ia berdoa seraya menangis. Dia menyesal. Karena dirinyalah kedua orang tuanya sakit sampai meninggal dunia. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiuun.
Di luar area makam terlihat ada enam lelaki yang sedang menunggu. Mereka adalah musuh lama Gianda. Salah seorang dari mereka berusaha mencegatnya. Ketika ia baru keluar dari area makam.
Tursina memeluk Putri dengan erat. Gianda pasrah dengan apa yang akan terjadi pada dirinya. Tapi di luar dugaan! Seseorang bernama Lagonda memeluk tubuh Gianda.
Lagonda dan kawan-kawannya ingin mengikuti jalan yang ditempuh Gianda. Mereka juga akan sadar. Bertepatan dengan itu, adzan Ashar berkumandang. Gianda mengajak Lagonda dan kawan-kawan menuju ke Musholla. Tursina dan Putri pulang lebih dahulu.
“ Dosa tak selamanya dinikmati ...
Dosa akan hilang dengan bertaubat “
Sekian .......
Kota Tangerang, 04 Juni 2017.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar