Azizatul Masrukah

Aku lahir di kota paling ujung timur pulau Jawa yaitu Banyuwangi. Tepatnya di desa Sumberberas Kecamatan Muncar pada bulan Pebruari 1974. Kecamatan Muncar...

Selengkapnya
Navigasi Web
Wisata Religi ke Makam Wali Songo

Wisata Religi ke Makam Wali Songo

Catatan kegiaatan KKM (Kerja Kelompok Madrasah) dalam perjalanan tour reliji kesejumlah daerah di Pulau Jawa (terutama Makam Para Wali 9 yang di Jateng dan Jabar) saya tulis di gurusiana ini, agar tidak hilang dan bisa dibaca ulang sehingga moment kebersamaan bisa kukenang lagi.Acara yang sudah setahun lalu direncanakan baru kemarin tgl 25-29 Januari bisa dilaksanakan bersama Pengawas TK/MI Ibu Sri Agustiningsih,S.Pd.I dan 15 Kepala Madrasah se Kecamatan Muncar Kab.Banyuwangi.

Keinginan untuk mengadakan tour reliji atau napak tilas sejarah Wali Songo sekaligus mengaggumi kebesaran Kuasa Ilahi di daerah lain memacu semangat untuk bisa segera dilaksanakan.Selama kurang lebih empat hari empat malam kami serombongan menikmati wisata ini.

Rute yang sudah dipilih sudah direncanakan jauh-jauh hari,mulai dari makam Wali dan ulama besar yang berada di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Karena Makam Wali lima yang berada di Jawa Timur sudah beberapakali kami kunjungi.Pun juga singgah ketempat-tempat wisata yang dilalui disepanjang perjalanan.

Perjalanan dimulai pukul 22.00 WIB dari rumah, mobil Elf yang membawa kami serombongan dipilih yang paling fit dan lengkap fasilitasnya,mulai dari musik AC,Vidio dan juga WIFI.Sehingga membuat perjalanan terasa nyaman.Untuk kunjungan pertama kali adalah Makam Sunan Muriya.Tanjakan jalan berliku naik turun yang tidak bisa dilalui oleh mobil,membuat kami harus naik ojek untuk bisa sampai ke makam.Sesampai dipuncak sungguh menakjubkan,banyak sekali perubahannya,semakin tertata dan bersih.Para pedagang menyambut kami dengan ramah dalam menawarkan daganganya. Desiran udara dingin dipuncak pegunungan membuat kami harus memakai jaket.

Sesampai di makam kami semua duduk bertafakur khusuk melantumkan zikir-zikir do’a bersama.Sahut-sahutan suara lantunan tahlil silih berganti dari berbagai rombongan luar dan dalam daerah.Tidak terasa air matapun menetes, dalam hati berkata” Ya Robb...Amalan seperti apakah yang dilakukan oleh yang wafat ini sehingga berduyun-duyun orang datang mendo’akan dan menyinggahinya? Bagaimana dengan diri ini yang banyak khilaf dan dosa ? Allohu A’lamu... Pertanyaan berkecamuk membuat dada terasa sesak terisak dalam tangis.Begitulah rasanya saat-saat kami singgah di Makam Para Wali.

Rute selanjutnya adalah Masjid Demak.Masjid penuh sejarah kebanggaan bangsa Indonesia benar-benar membuatku pangling...wajah memang tidak berubah,namun bangunan-bangunan yang megah juga hiasan lampu-lampu yang indah, serta tambahan ornamen yang baru membuat suasa lebih indah dan Woow !! ...dari yang aku lihat lima tahun yang lalu.

Sejenak disitu,kami serombongan sambil menikmati indahnya suasana masjid ditemani hangatnya minuman ronde.Ada juga yang berselfi dengan Polisi yang sedang berjaga,ada juga yang rebahan di serambi masjid.

Saya dengan rombongan ibu-ibu yang berjumlah 4 orang asik pijat-pijatan ala pramuka,yang mana satu sama lain saling bergiliran memijat,asiik sekali.

Hem...Saat tiba di Masjid Demak saya teringat pada sosok teman baikku yang memberikan motivasi untuk menulis di gurusiana ini,Beliau Kepala sekolah yang hebat yang mengispirasi,ingin rasanya saya tlp saat itu namun jam sudah menunjukkan pukul 02.00 saat nikmatnya mata terlelap, saya tidak ingin mengganngunya, hanya salamku pada angin malam bisikkan padanya kalau aku sudah singgah di Kotanya” hehe..kayak yang romantis saja...

Ya sudahlah, dua jam saya lalui bersama rombongan di Masjid Demak.

Kami serombongan terus meluncur sampai ke Cirebon ke Makam Sunan Gunung Jati.Suasana tidak jauh berbeda dengan makam Wali-wali yang lain.,hanya sedikit lebih kotor dan tidak rapi.

Kami sempatkan untuk melaksanakan sholat Jum’at bagi peziarah pria,sedang ibu-ibu memilih berbelanja kue khas daerah setempat untuk dibawa pulang.Rasanya lega karna perjalanan tidak mengalami hambatan yang berarti.

Tour reliji kali ini yang paling barat ditutup di kota Cirebon.

Disepanjang perjalanan kami bersama rombongan saling bercengkrama menikmati indahnya suasana kota.

Perjalanan pulang kita balik arah melalui jalur selatan,sehingga diharapkan ibu-ibu bisa belanja di pasar yang jadi tren sentral pedagang batik yakni Kota Solo.

Tibalah kami di kota Solo hari Sabtu tgl 29 Januari pukul 07.00 WIB,waktu yang masih fres untuk jalan-jalan menikmati indahnya kota,kebetulan saat itu perayaan Imlek.Lampu-lampu indah berwarna merah menghiasi disepanjang jalan kota.Muda-mudi berdatangan sambil olahraga saling berfotoria menikmati indahnya suasana Imlek,pun juga diriku bersama rombongan tidak ketinggalan.Disepanjang jalan kamera tak hentinya jeprat-jepret untuk mengabadikan moment indah itu sebagai kenang-kenangan.

Pasar Klewer yang jadi incaran ibu-ibu.Saya sempatkan bertanya kepada salah satu pedagang.

Mengapa disebut pasar Klewer ? rupanya dulu ada sejarahnya

Konon dulu pada masa penjajahan Jepang, pasar Klewer ini merupakan tempat para pedagang kecil yang menawarkan barang dagangan berupa kain batik yang diletakkan dipundaknya sehingga tampak menjuntai tidak beraturan atau berkleweran jika dilihat dari kejauhan. Dari barang dagangan kain batik yang berkleweran itu, sehingga pasar ini terkenal dengan nama Pasar Klewer.

Pasar ini merupakan pasar tekstil terbesar di Kota Solo dan pusat jual beli batik yang terbesar di Jawa Tengah bahkan Indonesia.

Wah...kami semua terutama kaum ibu memborong bermacam-macam pakaian,tas,dompet yang semua bernuansa batik untuk oleh-oleh yang di rumah.

Tidak hanya itu,rombongan selain berwisata juga bisa menengok beberapa makanan, kerajinan, pernak-pernik, barang elektronik, emas dan peralatan dapur. Ada juga kerajinan khas masyarakat Solo yang berkualitas ekspor, seperti cermin kayu ukir, kaca ukir dan berbagai cinderamata berbahan dasar kaca.

Ayo tunggu apalagi? buruan kesini...

Kita cintai produk-produk dalam negri....

Demikian perjalanan saya bersama rombongan KKM Kab.Banyuwangi ke Makam Wali Songo,mudah-mudahan ada hikmah dibalik perjalanan meniti sejarah ini sebagai bahan renungan bahwa Kuasa Ilahi senantiasa dilimpahkan kepada siapa saja yang dikehendakiNYA dan mengagumi KebesaraNYA.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post