Azwar Alif, S.Pd, MM

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kebiasaan Hidup Hingga ke Pusara

Kebiasaan Hidup Hingga ke Pusara

#hr-39 #th-2 #part 5

“Untung saja istriku tidak tahu tentang apa yang terjadi didalam dihatiku, “pada hal aku sudah ketawa sangat girangnya melihat istriku sudah terjebak didalam sekenarioku.

”hhh,hhh,hhh, “Bunda..?! “bunda..?! “hhh,hhh.

“Bunda lucu deh,,,hhh,hhh.

”maafkan ayah bunda,,,”ayah lakukan ini hanya sebagai bentuk upaya ayah agar bunda tidak berpikiran hal yang jelek-jelek lagi kepada ayah. “Ayah sangat sayang pada mu bunda,,,sayaaaaang banget,,,”gumamku dalam hati, sambil menggandeng erat tangannya.

Sedikit demi sedikit istriku sudah mulai menunjukan sikap yang wajar kembali, keakraban kami sudah mulai terbentuk. Hal ini ditandai dengan genggaman tanganku yang tak dilepas-lepasnya sedari tadi. “dalam hatiku berdoa, “ya Allah,,,”mudahkanlah atas segala rencanaku dan berikanlah keberhasilan dari setiap rencanaku, karena aku tak ingin Istriku terzalimi dengan perasaan-perasaan negative terhadap diriku, yang mana itu semua tidak sesuai dengan kenyataannya,,,”aamiin yarabbal’alamiin.

Sambil menunjuk kearah pusara Ibu, aku bertanya kepada istriku, “Bunda..? “”bunda lihat nggak,?! “itu ibu sudah tersenyum nungguin kedatangan kita tuh..! “untuk membersihkan pusaranya, “yuk kita samperin yuk Bun..? dengan ekspresi sedikit menghibur aku harus berhasil mengalihkan pikirannya. Rupanya caraku kali ini juga berhasil deh, terbukti dengan diresponnya pertanyaan ku tadi. “ah..! “ayah..?! “ayah bercanda tuh..?! “mana ada orang yang telah meninggal bisa tersenyum lagi yah..?! “ayah candaanya fulgar banget deh, “seketika istruku merespon, yang diiringi cubitan kecil dipinggangku dengan penuh manjanya.

Suasana semakin terkendali, dan bahkan semakin akrab ku rasakan. Kamipun lanjut melangkah kepusarah ibu dengan suasana hati yang penuh rasa rindu akan sosok seorang ibuk. Sebelum memulai pekerjaan, akupun mengucapkan salam dan doa buat ibu, aku seakan-akan bercengkrama dengan ibu, dengan menyampaikan makasud kedatang kami saat ini. “Bahwa kami datang ingin membersihkan Pusara ibu. Seperti kebiasaan ibu yang telah ibu wariskan kepada kami, “aku bercerita banyak dipusara ibuku, dengan penuh haru dan rasa rindu kepada ibu, air mataku bercucuran dan tak bisa ku bendung lagi. hingga membuat aku terisak-isaak pilu.

Dengan kondisi yang begitu mengharukan, istriku pun juga ikut menangis dihadapan pusara Ibu sambil memanjatkan Doa-doa kepada Almarhummah. “ya Allah…”ampunilah atas segala Dosa-dosa yang pernah diperbuat oleh ibu kami semasa hidupnya di dunia, “terimalah segala amal ibadanya, “lapangkanlah kuburnya, “sejukkanlah kuburnya, “jadikanlan kuburnya menjadi salah satu taman-taman surgamu ya Allah, “dan tempatkanlah Almarhummah ibu kami disisimu yang paling mulia ya Allah…”aamiin yarabbal’alamiin.

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post