Mercy

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Zubaidah Menanti Uda (Bagian 17)

Zubaidah Menanti Uda (Bagian 17)

Pak pos menghentikan motornya. "Benarkah alamat ini?", "Apakah kau bernama Zubaidah?". "Benar pak" "aku Zubaidah". Dengan senyum manis yang menggambarkan ke bahagia, Zubaidah menerima surat balasan dari Hamid. Zubaidah bergegas masuk kerumahnya, dengan tangan gemetaran dan dingin, ia masih memegang surat cinta itu. Jantungnya sangat berdebar, harum semerbak wangi kertas masuk menelusuri akar bathin yang menahan kerinduan. Zubaidah memejamkan matanya. Menghayalkan kehadiran hamid, lelaki tampan yang telah mencabik hati perasaan nya dengan kerinduan yang mendalam, lemas hingga hampir tanpa nafas. Zubaidah mulai menyobek surat itu dengan rapi. Membuka dengan lembut tiap detik dirasakan, agar menjadi kenangan yang mendalam mengobati kerinduan yang menjejaki pantai-pantai rindu, mengutip kenangan-kenangan yang terdampar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post