Babtisan Zebua

Kerjaku Kudoakan Doaku Kukerjakan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rasa-rasanya Belum Merdeka

Rasa-rasanya Belum Merdeka

Rasa-rasanya Belum Merdeka

Seakan sudah menjadi hal yang lumrah hidup tanpa listrik di masa kemerdekaan ini. Masyarakatpun sudah legowo tak mengeluh dengan situasi kondisi demikian atau mungkin terima nasib saja karena tidak bisa berbuat apa-apa. Rasa-rasanya dusun terpencil ini belum merdeka walaupun 75 tahun Indonesia merdeka sudah diperingati. Setiap malam anak- anak sekolah belajar ditemani lampu semprong atau lampu teplok di rumah masing-masing.

Sungguh penampakan yang tidak biasa mungkin bagi kita kala melihat anak-anak berseragam SMP dan SMA berjalan di pagi buta. Mungkin sekitar pukul 05.00 pagi jalan setapak dijejaki langkah-langkah kecil itu. Dengan bermodalkan senter kecil sebagai pemberi cahaya di pagi yang gelap. Sandal jepit sebagai alas kaki di jalan berlumpur penuh bebatuan. Sambil menggendong tas di pundak, berjalan penuh semangat menuju sekolah. Langkah kaki cepat agar tidak terlambat.

Di jalan menurun dan licin, langkahpun harus melambat agar tidak tergelincir. Walau tak jarang pada musim hujan ada anak yang terpaksa tidak sekolah dan harus kembali ke rumah karna seragamnya yang kotor ketika terjatuh di jalan menurun dan licin itu. Suara tonggeret di pagi hari mengiringi langkah kaki anak-anak sekolah itu di sepanjang jalan yang penuh semak belukar dan pohon-pohon karet yang menjulang tinggi.

Mereka akan sampai di ujung jalan beraspal setelah menempuh jarak kurang lebih 3 km. Disana terdapat sebuah rumah dimana mereka biasa menitipkan sepatu sekolah. Mereka segera mencuci kaki penuh lumpur di sungai kecil yang mengalir disamping rumah itu. Kemudian memakai kaus kaki dan sepatu sekolah masing-masing lalu bergegas melanjutkan perjalanan menuju sekolah, seakan mengabaikan keringat yang terus mengucur. Tiga kilometer lagi jarak yang harus ditempuh berjalan kaki untuk sampai di sekolah.

Mungkin tinggal di dusun itu bukanlah pilihan mereka tetapi anak-anak itu terlahir di sana, orangtua mereka berasal dan tinggal disana. Entah sudah berapa generasi yang sudah tinggal di dusun itu.

Semoga suatu saat nanti pemerintah melirik dusun terpencil ini, membangun jalan beraspal dan menfasilitasi listrik masuk dusun. Penantian panjang dari generasi ke generasi yang sudah menunggu dengan sabar di dusun terpencil. Besar harapan agar Pancasila sila yang kelima terasa hingga ke pelosok.

#realiata di daerah 3T#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post