Ketua Komunitas sebagai Penentu?
Kelompok ketua komunitas PKB berdiskusi hangat dalam kegelapan setelah menerima informasi yang berantai dikirim dari grup lain tanpa jelas dari siapa mula pengirimnya. Terlepas dari sedang hitnya hoax, info yang diterima di grup diterima bulat-bulat dan mengenyampingkan dugaan hoax. Semua langsung terlibat baku-komentar. Info tersebut adalah sebagai berikut:
Info dari Pak Agus Rohmani , admin utama P4tk.
Kamis, 15 juni 2017.
1. Yang sudah UKG 2015, masih mengajar di sekolah yang sama, dan masih mengajar mapel yang sama, yang penting login logout.
2. Yang sudah ukg 2015, tetapi berpindah sekolah, harus memperbarui atau menambahkan keterangan. Yang berganti mapel, harus ikut ukg lagi.
3. Untuk guru yang menjadi kepala sekolah, mereka bisa memilih : masuk dalam komunitas KKG /MGMP mapelnya atau dalam pilihan komunittas MKKS.
4. Pengembangan profesi guru berbasis komunitas dan semua guru harus masuk komunitas untuk pengembangan profesinya. Yang tak masuk komunitas, tak akan pernah terperhatikan pengembangan profesinya.
5. Karena PKB dasarnya UKG, guru-guru yang belum UKG, harus ikut ukg dulu. Untuk itu, semua harus mendaftar di komunitasnya,di MGMP atau KKG atau MKKS.
6. Tanggal 17 Juli 2017 adalah tanggal penting sebagai batas akhir nasional login di SIM PKB. Dinas pendidikan daerah bisa memajukan tanggal tersebut untuk mempercepat pendataan.
7. Semua guru harus login di SIM PKB. Untuk itu harus terdaftar di komunitas, dan ketua komunitas memegang informasi anggotanya, termasuk password, bila anggota komunitas terlupa passwordnya.
8. Pembaruan data untuk guru yang berganti mapel atau sekolah dilakukan di admin provinsi untuk guru smk sma.
9. Dana untuk tes ukg bagi yang belum ukg, sudah disalurkan di dinas pendidikan. Agar ukg bisa srgera diambil, pendataan di komunitas tak boleh diabaikan.
10. Dana untuk pengembangan PKB sudah disalurkan ke dinas pendidikan masing-masing. Dana itu akan disalurkan ke komunitas PKB, yakni kkg, mgmp, mkks. Meski anggota komunitas tak terbatas, kelas PKB untuk pengembangan komunitas berjumlah 20 orang, dan dalam setiap komunitas maksimal 2 klas. Penentuan siapa yang disertakan dalam pengembangan komunitas, berada di tangan ketua komunitas, yang perlu membuat kriteria untuk penentuannya.
11. Setiap komunitas PKB, misalnya MGMP atau KKG, segera mendaftarkan komunitadnya ke admin dinas pendidikannya untuk dibuat namanya di SIM PKB. Untuk sampai bisa mengikuti PKB dan mencairkan dana kegiatan PKB bagi komunitasnya, mgmp kkg harus 1. Mendaftarkan, 2. Mengunggah SK dan 3. Mendaftarkan seluruh anggotanya.
12. Semua terkait hal ini sudah dikoordinasikan dengan dinas pendidikan masing-masing. Admin dinas pendidikan sudah dilatih. Pelatihan narasumber dan instrutur sudah dan sedang dilakukan.
Mohon dibagikan kpd teman-teman semua.
Info di atas sesungguhnya bunyinya baik-baik saja. Tapi tidak demikian halnya ketika dibaca oleh para ketua komunitas. Muncul tafsiran bebas per orang. Diskusi berlangsung ke sana sini. Mula-mula diajukan agar MKKS mengeluarkan hari MGMP. Hari MGMP adalah hari dimana guru tersebut dikosongkan jam mengajarnya agar dapat meninggalkan sekolah dan melakukan kegiatan MGMP. Menentukan harinya mudah, namun menjadikannya sebagai hari kosong belum tentu mudah bagi pembuat jadwal di sekolah.
Khusus untuk Kabupaten C, terdapat 20 mata pelajaran yang harus difasilitasi harinya. Sedangkan hari kerja hanya Senin sampai Jumat, dan tidak ada yang memilih Senin mungkin karena harus upacara dan biasanya brifing setelahnya. Otomatis hanya Selasa sampai Jumat yang dapat dipilih untuk menyebarkan hari MGMP untuk 20 mata pelajaran. Pada grup Ketua Komunitas nyelip Ketua MKKS yang meminta agar sebaran hari MGMP tidak numpuk pada hari Rabu dan Kamis. Penetapan hari oleh ketua komunitas memerlukan waktu 12 x 24 jam. Setelah hari MGMP dianggap bisa diterima semua ketua, pembicaraan menyoal info kembali hidup.
Salah satu ketua komunitas memulai diskusi dengan menyampaikan, ‘Kalau saya perhatikan, anggota yang aktif di mgmpnya sudah lama mah, hampir tidak ada masalah. Semua berjalan mulus, Alhamdulillah sedikit meringankan. Nah yang baru pada gabung, tuh, yang pada crowded. Ada bagusnya juga, sih, supaya mereka tahu, bahwa MGMP memang dibutuhkan.’
Mungkin teks pembuka tersebut mengacu pada info nomor 1 yang membahas keaktifan anggota MGMP. Memang diakui, tidak mudah mengaktifkan anggota MGMP walaupun sudah disepakati hari MGMP dan diketahui oleh Kepala Sekolah. Pada saat akan berMGMP dan aktif diMGMP, guru menghadapi beberapa kendala. Yang umum yang dilaporkan dari anggota saya misalnya: 1) Tidak dapat hadir karena KS tidak mengizinkan, 2) KS hanya mengizinkan hadir ke MGMP secara bergantian, tidak boleh berangkat semua, kelas kosong, 3) guru honorer, guru junior, boleh berangkat jika yang senior tidak bisa berangkat, 4) tidak cukup biaya, bantuan dari sekolah hanya 25-50 ribu rupiah, sedangkan ongkos yang sesungguhnya adalah 300 ribu belum termasuk biaya menginap, 5) terlalu banyak menghabiskan waktu, untuk hadir pada pertemuan di hari Selasa, berangkat mulai Senin, dan pulang hari Rabu karena MGMP berada di tengah kota sedangkan peserta tinggal ratusan kilometer jauhnya dari kota, 6) kadang-kadang pertemuannya begitu-begitu saja, jauh-jauh telah hadir, pulang dengan tangan kosong, dan 7) MGMP khusus bagi guru muda.
Itu beberapa alasan yang sempat terdengar. MGMP kehadirannya belum terasa benar manfaatnya terutama akibat dari MGMP yang kegitatan regulernya tidak terencana dengan baik. Ketua MGMP pada umumnya berusaha memberikan yang terbaik, seperti himbauan ini, “Mari kita manfaatkan mgmp menjadi sarana untuk meningkatkan kinerja d an kopetensi guru semangat pembelajar.”
Para ketua nggota komunitas menjawab, “Betul.”
Ketua komunitas lainnya mengomentari bahwa masalah bukan karena ketua namun karena para anggota itu sendiri. Dia menulis, “Rata2 yang bermasalah itu yang tdk pernah hadir di MGMP dan akun GPO nya tdk pernah DILONGOK.”
Ketua yang lain menilik ke masalah kuantitas anggota yang dapat bergabung di komunitas PKB. Dia menulis, “jumlah Kelas dlm komunitas hanya 20 org, dan per mgmp maksimal diperbolehkan memiliki dua kelas komunitas artinya hanya 40 orang saja yg boleh ikut komunitas yg lainnya jika anggota mgmp lbh dari 40? ekonomi ada 70 org itu blm termasuk yg crodit tadi.”
Pertukaran informasi antar ketua komunitas berlangsung lebih semangat. Mereka dengan cepat saling unggah komentar.
“mgmp harus mengeliminasi (hapus anggota komunitas) “
“aturan nomor 10 dari admin p4tk๐”
“yg ini...poin 10... “
“Nampaknya MGMP punya data dulu pak ttg keaktifan anggotanya, kita musyawarhkan saja diantara pengurus siapa yg layak dimasukan kelas.. “
“siap, utk anggota komunitas semuanya masuk.”
“Tah kumaha pak, yg tdk masuk kelas. B. Indo yg masuk komunitas 97 otang.”
“utk kelas komunitas baru dipilih begitu ya pak.”
“Ppkn saja ada 66 harus diambil 40 utk 2 kelas... “
“nah berat juga tugas mgmp jika model bhs Indonesia misal 80 orangnya aktif di mgmp”
“Berati tahun ini tidak semua Guru berkegiatan PKB”
“atau semuanya aktif 97-na”
“Tapi kan kadang2 di hari2 MGMP atau MGBK gak semua guru kosong jadwalnya selama ini. Pihak sekolah menyuruh gantian yg hadir.”
“Alhamdulillah kalau sekarang berubah lebih baik”
“tapi yg hadir yg masuk kelas di PKB/komunitas?”
“1. Ada anggota komunitas, 2. Ada anggota komunitas yg memiliki kelas rupina kitu pembagiana.”
“Kalau pilihannya yg aktif. Berarti harus yg kelas GP thn kemarin lagi.”
“ada tiga pilihan menu di atas๐, Anggota komunitasku; Peserta”
“Info GTK : Yg menentukan peserta ketua mgmp/mgbk ya, Per 20 orang.”
“Tampaknya yg masuk kls adalah anggota mgmp yg aktif, tp yg tdk aktif/tdk masuk kls, kewajiban utk PKB masih tetap?”
“Sepertinya masih, kang. Tp gliran kali ya๐”
“Dibuat skala prioritas saja dulu ya “
“Berarti hrs dilihat silabus, prota dan promesnya.”
“Yg mau pensiun dulu๐๐ “
“Kalau PKB berkaitan dengan Sertifikasi. Jumlahnya dibatasi... nah ini yang akan ramai ketika ketua memilih peserta.”
“Kalau reward nya seperti GP tahun kemarin. Saya yakin peserta nya setuap minggu akan berkurang dari 20 orang.”
“Guru yang sekarang krodit. Akan coba2 datang.. Melihat keadaan.. Dan..... Seperti biasa lagi, tak peduli kpd Modul Merahnya.. apalagi ke MGMPnya.”
“Sudah Pak diedarkan di MKKS untuk penyesuaian disekolah masing2”
“Alhamdulillah pa KS.
Percakapan diatas mendapat masukan dari IN sebagai berikut: “Maksud dari 20 dan maksimal 40 adalah dalam proses pembentukan kelas berdasarkan modul yang harus di perbaiki kang bukan semua anggota mgmp Harus ikut kelas. Dari sekarang ketua mgmp mendata dan mencari irisan berdasarkan modul yang akan di dioerbaiki. Kalo pembahasan modul boleh lebih dari 40 orang mangga itu di perbolehkan tapi kalo yang akan di data oleh sistem yang modul bedasarkan irisan modul.”
Pernyataan IN tadi langsung mendapatkan pertanyaan, “Irisan modul itu yg ada kursinya bukan atau yg ditentukan oleh P4TK?’
Seperti itulah keseruan percakapan tertulis para ketua komunitas. Mereka semuanya sangat responsif terhadap isu apapun yang dikeluarkan oleh pemerintah. Mereka menyediakan waktu, tenaga, pikiran bahwa dana untuk menyelesaikan isu yang muncul.
Pada percakapan diatas bisa terlihat bahwa semua solusi terhadap isu yang muncul berdasarkan pemikiran berbasis perkiraan ‘kira-kira pantesnya begini.” Solusi yang diajukan bisa saja menyimpang dari yang diharapkan oleh pihak penentu kebijakan. Sampai saat tulisan ini ditulis, pihak penentu kebijakan seolah mengizinkan interpretasi bebas, solusi bebas, pemikiran bebas berkeliaran dikomunitas para ketua dan dibiarkan juga beredar sebagai informasi penjelas kepada anggota komunitas. Kondisi ini tentu saja menimbulkan kebingungan. Para anggota komunitas berkomentar,’sudahlah, sekarang mah lebaran dulu saja. masa mau mengurusi PKB terus-terusan.”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
"Sudahlah, sekarang mah lebaran dulu saja. Masa mau mengurusi PKB terus-terusan.โ Benar juga bu. Minal aidin wal faizin.
Ya Pak. Lebaran dulu saja. Mohon maaf lahir batin.
He..he bener banget mohon maaf lahir bathin ya bu Badriyah Tulisannya tetap keren...sip
Mohon maaf lahir batin Bu. Semoga lebaran tahun ini jadi pembuka bagi tahun2 mendatang yang penuh berkah
Kang Yudha sudah ga sabar lagi pengin cpt mudik he..he
Yang mudik, safe trip, safe flight, semoga perjalannya menyenangkan.
jadi ketua komunitas.
Hahahaha selamat lebaran liburan Pastinya buat yang jadi peserta PKB harusnya punya merah yang sama untuk 2 modul/KK