Badriah

Badriah mengajar di SD sebagai sukarelawan, 10 tahun menjadi guru SMP, dan sekarang mengajar di SMA....

Selengkapnya
Navigasi Web
Pernak Pernik Beijing: Toilet Jongkok (Squat toilet)
Tipikal toilet jongkok untuk perempuan di Beijing

Pernak Pernik Beijing: Toilet Jongkok (Squat toilet)

Kemanapun berpergian, bagi beberapa orang, WC atau toilet merupakan elemen penting. Toilet memegang peranan super penting bagi kenyamanan ketika panggilan alam harus dituntaskan. Sangat mengerikan untuk sekadar membayangkan saja, bagaimana ketika hajat besar memaksa tuntas, sementara toiletnya adalah 'selokan terbuka', atau 'sungai terbuka', atau lebih parah lagi, tanah/hamparan ladang nan luas dengan daun sebagai pengganti air/tisu. Siapun akan merasa sangat tertekan ketika ditawari memanfaatkan alam terbuka sebagai toilet terbuka. Jangankan alam terbuka, untuk yang terbiasa menggunakan toilet tertutup, ketika hendak melakukan hajat, dan pintu toiletnya terbuka, ada rasa khawatir dan was-was, jangan-jangan ada orang masuk atau pikiran-pikiran menakutkan lainnya.

Beijing merupakan negara yang menarik untuk dikunjungi. Di sana terdapat wisata yang terkenal seperti Great Wall, Forbidden City, Tian An Menn Square dan macam-macam kuliner yang bisa membuat penasaran seperti apa rasanya. Beijing, menarik untuk dieksplorasi. Eksplorasi yang dapat dilakukan dan diluar dugaan semua orang terkait Beijing adalah toiletnya.

Bagi kebanyakan orang Indonesia membuang hajat dengan cara berjongkok merupakan hal lumrah. Demikian pula dengan orang Beijing. Mereka pun, membuang hajat sama seperti orang Indonesia, jongkok. Dalam pengalaman ekstrim, bisa saja orang Indonesia berkata, 'saya buang hajat jongkok, tempatnya di selokan terbuka, di sungai terbuka, atau di alam terbuka.' Namun tentu saja, lain Indonesia, lain pula Beijing.

Di Indonesia pada umumnya toilet jongkok didampingi dengan ember dan gayung. Secara otomatis, siapapun yang menggunakan toilet akan langsung bercebok dengan air dan menyiramnya dengan air yang ada di ember. Bagaimana jika toilet jongkoknya sama namun tidak ada ember dan tidak ada gayung? Panik kan? Itulah gambaran pertama dari toilet Beijing. Termasuk toilet di bandaranya pun, sama. Jangan membayangkan toilet di bandara adalah toilet duduk seperti halnya di bandara internasional pada umumnya. Toilet di bandara internasional di Beijing, squat toilet atau toilet jongkok.

Sebagai orang Indonesia yang selalu bersentuhan air ketika ke toilet karena Indonesia menganut aliran WC adalah tempat air ditemukan. Bukan sebaliknya, WC adalah tempat kering, tanpa air, tanpa gayung, dan tanpa peralatan umum yang biasa dilihat di WC. Selain itu, masih dalam konteks Indonesia, bagi beberapa keluarga, toilet memiliki banyak fungsi. Pada umunya untuk mandi, dan buang hajat, namun bisa saja digunakan untuk berwudhu, mencuci piring, mencuci baju, dan kegiatan lain yang bersentuhan dengan air.

Toilet Beijing yang jongkok tanpa air tentu saja menimbulkan masalah. Bagi siapa saja yang hendak bepergian ke Beijing dan menikmati toiletnya dapat melakukan dua hal. Pertama, membawa air sendiri, kedua membabawa tisu. Ketika membawa air sendiri, gunakan botol yang cukup untuk membuat rasa bersih tercapai. Bagi mereka yang bisa merasa bersih dengan hanya menggunakan tisu saja, maka bawalah tisu.

Kondisi toilet di Beijing (tidak?) berbeda jauh dengan di Indonesia. Kondisi umum toilet kotor. Misalnya saja ketika menggunakan toilet di bandara inernasional Beijing, ketika masuk ke toilet bandara, adalah bau pesing yang menusuk. Dalam jarak 2 sampai 3 meter bau pesing telah tercium dan tentu saja membuat pusing-pening. Antrian menikmati toilet menjadi hal yang mungkin tidak akan terlupakan. Bisa dibayangkan setelah lebih dari seperempat hari berada di pesawat dan turun dari pesawat disambut antrian ditambah bau pesing. Beberapa orang bisa saja menyerah dan tidak masuk toilet. Bagi yang hajatnya sangat tidak terbendung, siap-siap masuk toilet dengan kejutan.

Kejutan yang paling tak akan terlupakan adalah bentuk toiletnya. Hanya ada lobang saja (yang dibicarakan disini toilet perempuan). Tidak terlihat ember, tempat sampah (ini toilet sekelas bandara internasional di Beijing), tisu, atau hal-hal lain yang membuat toilet jadi tempat melepas beban alam tubuh. Jika kebetulan di tas membawa tisu, dapatlah sedikit lega karena ada alat untuk menyeka. Jika tidak?

Pengguna toilet, sambil nutup hidung bagi yang tidak kuat pesing, harus jongkok dan mengarahkan hajat buangannya ke lobang. Pada bagian samping, dekat tempat berjongkok pada kaki kanan, biasanya ada knop kecil untuk menyiram hajat. Injak knop, dan air mengalir membuang hajat.

Kejutan kedua, toilet umum, dimana-mana kotor. Lebih kotor dari toilet di bandara. Jika hendak buang hajat, lakukan di hotel. Kalau sangat terpaksa, gunakan toilet restoran. Toilet restoran-restoran besar, toiletnya agak lumayan bersih. Siap-siap bawa air di botol (atau tisu) karena tidak ada air untuk cebok.

Kejutan ketiga, katanya semua tinja yang ada di Beijing diubah menjadi emas. Aneh bukan? Emas dalam arti kiasan tentunya. Di Beijing katanya, tinja diubah menjadi kompos dan biogas. Apakah ini mungkin? Tiongkok penduduknya 1,3 miliar, dan ada 6,800 ton tinja perhari (6.800 ton tinja setara dengan 3 kali luasnya lapangan Olimpiade!) sangat mungkin untuk mengelolanya menjadi sesuatu yang menghidupkan Beijing. (Jangan membayangkan memakan apel, jeruk, anggur yang manis dari Tiongkok adalah hasil penyerapan dari tinja orang).

Kejutan lainnya, terdapat toilet umum tanpa pintu. Bagi orang Indonesia yang sangat risih ketika ke toilet apalagi tubuhnya terlihat, hal ini sangatlah berat. Mengapa orang Beijing memasang toilet tanpa pintu? Tidak usah terlalu takut, ada semacam kain yang digunakan untuk menutupnya. Sedikit tidak nyaman dan jauh dari rasa aman tentunya, tapi, bersyukurlah, ada toilet.

Beijing, seperti halnya Indonesia, sama-sama negara yang sedang berkembang. Di Indonesia revolusi toilet sedang gencar dilakukan. Contoh, sekolah rujukan sebagai sekolah model, disarankan untuk menyediakan toilet siswa dan siswi secara terpisah. Kemudian menyediakan toilet kering dan toilet basah. Toilet kering dalam arti toilet barat yang bisa duduk. Pilihan dua macam toilet untuk memberikan kenyamanan kepada warga sekolah. Bagi siswa dan siswi di Indonesia, perlu pendidikan dan pembiasaan penggunaan toilet duduk. Tidak sedikit toilet duduk tapi digunakan sebagai toilet jongkok.

Beijing, seperti halnya Indonesia, sedang melakukan revolusi toilet. Hotel-hotel dan restoran bertaraf internasional mulai menggunakan toilet duduk. Meskipun toiletnya duduk, bagi orang Indonesia, tetap saja akan mengalami kesulitan, karena tidak disediakan kran air untuk cebok. Toilet duduk di Indonesia, denan toilet duduk di negara lain, bentuknya sama, namun bedanya di Indonesia disediakan tap/kran yang memiliki selang yang dapat digunakan untuk cebok.

Bagi yang berniat mengunjungi Beijing, jangan membayangkan kesulitan di toilet. Perubahan senantiasa terjadi. Tahun 2016 bisa saja toilet bandara internasional Beijing masih amat pesing. Namun pada tahun-tahun mendatang seiring berubahnya gaya dan kebiasaan hidup suatu bangsa akibat kontak global dan komunikasi internasional, toilet jongkok malah menjadi langka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ughh serem amat bu..dan itu dia yang bikin tidak nyaman, saat pintu tertutup hanya menggunakan sehelai kain, rasanya tetap terlihat. Dan knop airnya buat kita miris..semoga negara kita terus maju dibandingkan negara lainnya..

22 Jun
Balas

Tingkat peradaban suatu bangsa, bisa dilihat dari toiletnya

15 Jun
Balas

Terima kasih sudah berbagi bu. Pengalamannya berguna sekali buat teman gur yang akan anjangsana ke Beijing.

14 Jun
Balas

sereeem... serem kaleee....yg menyeramkan itu lho, yg tanpa pintu.

14 Jun
Balas

Banyak pengalaman ya, Bu. Hebat!

14 Jun
Balas

Benar sekali bu Badriah, kita pernah berkunjung ke sana, terpaksa harus membawa air dalam botol mineral buat cebok, selalu ada di dalam tas, dan bau pesing itu lho, aduh gak tahan, sehingga kami saat melihat gadis-gadis cantiknya langsung bilang" cantik-cantik nggak cebok," waduh jangan sampai deh terjadi di Indonesia.

14 Jun
Balas



search

New Post