Badriah

Badriah mengajar di SD sebagai sukarelawan, 10 tahun menjadi guru SMP, dan sekarang mengajar di SMA....

Selengkapnya
Navigasi Web
Saatnya Makanan Tradisional Berkiprah Global
Tempoyak, warung nasi, Jambi

Saatnya Makanan Tradisional Berkiprah Global

Kemanapun kita berjalan-jalan, salah satu tujuannya adalah memanjakan lidah. Indonesia dengan keragaman hasil budaya berupa makanan, tak terhingga kekayaannya. Setiap daerah, bahkan jika dilihat secara lebih ekstrim, setiap tempat memiliki makanan khas yang memandai ketinggian karya dalam pengolahan hasil tanaman.

Jambi, salah satu provinsi di Indonesia, terkenal dengan makanan bernama Tempoyak. Tempoyak adalah makanan yang bahan dasarnya adalah fermentasi buah durian. Sesuai namanya, Tempoyak, memiliki bau yang menusuk khas. Bagi beberapa orang yang belum terbiasa dengan bau makanan yang tajam, mungkin akan berpikir-pikir dulu sebelum mencoba makanan ini.

Selain Tempoyak terdapat pula makanan lainnya yang benar-benar hanya dapat ditemui di tempat tersebut saja. Hal ini selain berkaitan dengan memunculkan daya jual dari warung, namun menawarkan keragaman makanan khas daerah. Untuk menikmati makanan-makanan khas ini, kita harus datang ke tempatnya. Sebagai contoh, untuk menikmati Tempoyak, harus datang ke Jambi.

Keharusan datang ke tempat dimana makanan itu dibuat memberikan manfaat meningkatnya kunjungan ke daerah tersebut. Namun, menjadi terlalu mahal bagi konsumen jika untuk sekedar menikmati Tempoyak, harus menghabiskan waktu dan biaya yang melebihi kewajaran.

DI sisi lain, saat ini, tidak sedikit dari warga negara Amerika yang tinggal jutaan kilometer jauhnya dari SUbang, Jawa Barat dapat menikmati nenas segar tanpa harus berangkat ke Subang terlebih dahulu. Nenas kaleng menembus dunia dengan memanfaatkan sistem pengolahan makanan dengan daya tahan yang relatif lebih lama.

Tempoyak dan makanan-makanan tradisional lainnya dapat mengimitasi cara yang dilakukan penikmat Nenas Subang. Makanan kalengan. Teknologi makanan kaleng membantu makanan bergerak dari satu daerah ke daerah lain. Menggerakkan pula roda ekonomi daerah tersebut. Ketika pabrik makanan kaleng dibuat, dibutuhkan banyak pekerja untuk itu; dibutuhkan banyak tenaga pemasaran, dan tenaga administrasi. JIka para Ibu berebut bekerja menjadi buruh migran dengan alasana tidak tersedia pekerjaan di dalam negeri. Membuat makanan kalengan dapat menjadi salah satu alternatif lowongan pekerjaan.

Sudah saatnya makanan tradisional melanglang ke daerah lain.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

MANTAP, BU!

30 May
Balas



search

New Post