Fenomena Baru Mati Kekenyangan bukan karena Kelaparan
Secara iseng saya membuka-buka Instagram. pada bagian video yang menyediakan informasi tentang makanan dan minuman, tersaji video-video pendek berisi para remaja yang merekam dirinya sedang memakan makanan yang jumlahnya melebihi kapasitas umum. Sepertinya kamu akan yang begitu itu banyak dari segi jumlah itu, bukan orang Indonesia. Tetapi jelas dia orang Asia. Dengan tubuh-tubuh yang mungil mereka melahap makanan dalam jumlah yang amat besar. Makanan yang dilihat juga beragam titik Bisa Mi, Bisa juga makanan laut, dan bisa juga makanan lain yang jumlah porsinya melebihi takaran orang normal.
Pada video itu ditayangkan mereka begitu nikmat menyantap makanan yang jumlahnya sangat mencengangkan tersebut. Kadang terlintas dalam pikiran saya mungkin itu hanya tipuan belaka. Tetapi jika dilihat dari tayangan yang berikutnya dengan orang yang sama, Ada kemungkinan memang dia makan dalam jumlah besar. Tetapi yang mengherankan bagaimana orang itu tubuhnya tetap kecil tetapi jumlah makanan yang dimakannya begitu banyak.
Melihat makanan yang begitu berlimpah ruah dan hanya dimakan oleh sendirian. Bagi saya sedikit merasa ngeri. Pada zaman dulu orang makan hanya untuk memenuhi kebutuhan asupan pada tubuh. Kini sepertinya makan untuk mendapatkan kesenangan, mendapatkan ketenaran, dan mendapatkan hal-hal lain yang sama sekali tidak menunjukkan fungsi dari makan.
Makan berfungsi sesungguhnya untuk membuat tubuh menjadi sehat. Tetapi jika makan dengan porsi yang begitu banyak, dan dengan rasa yang begitu artifisial, serta dengan level-level rasa tertentu. Bukan tidak mungkin menghadirkan masalah-masalah baru usai makan.
Sebagai contoh ada video yang menanyangkan seseorang memakan makanan yang amat sangat pedas dengan jumlah yang amat sangat banyak. Dia terlihat begitu semangat menghabiskan seluruh makanan. Wajahnya blepotan penuh dengan sambal dan saus. Matanya sampai berair menahan pedas. Pemandangan yang bagi saya amat memprihatinkan. Selain terlihat dia melebih-lebihkan dalam hal cara menikmati makanan, dia juga menunjukkan seolah-olah seluruh makanan rasanya enak.
Melihat cara makan seperti itu, orang-orang yang memakan makanan hanya untuk tujuan popularitas, tujuan kepuasan mendapatkan pujian mendapatkan like Oma mendapatkan kesenangan artificial sepertinya mereka akan mati dengan idealisme baru yang dipegangnya tersebut.
Ketika makanan dipandang sebagai kebutuhan untuk bertahan hidup orang-orang sangat hati-hati ketika mengkonsumsi makanan. Tetapi kini ketika orang-orang memandang makanan sebagai bagian dari alat kepuasan, maka seperti halnya alat kepuasan yang lainnya makanan bisa saja menjadi sumber kematian.
Mungkin tidak akan lama lagi akan hadir fenomena baru yaitu orang-orang mati Bukan karena kelaparan, tetapi mati karena kekenyangan, mati karena kepedasan, mati karena memakan makanan yang mengandung bumbu yang yang terlalu banyak misalnya cabai dengan level 10, yang tidak bisa dimakan oleh orang biasa.
Fenomena baru ini tentu saja membahayakan cara pikir para remaja dan anak-anak. Mereka mengira dengan mengkonsumsi makanan dengan tujuan hanya sekadar kepuasan mengakibatkan beralihnya fungsi makanan untuk kesehatan menjadi untuk hal lain yang sebetulnya amat tidak relevan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar