Badriah Yankie

Resolusi 2020: Menulis 1.000 artikel dalam setahun ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menjadi Obyek Penderita yang Semakin Lengkap Menderita

Suatu hari saya didatangi seorang laki-laki yang hampir buta. Dia menjelaskan bahwa kebutaan nya terjadi akibat dari tumor yang tumbuh di balik kepalanya menekan ke saraf matanya. Selain Dia menderita tumor di bagian belakang kepalanya, dia juga harus siap siap menanggung menjadi orang buta sebagai akibat dari pertumbuhan tombolnya yang belum ditangani.

Lelaki Ini bukan tidak mau mengobati penyakitnya, namun dia mendapat kesulitan untuk mendapatkan pengobatan karena secara ekonomi dia tidak mampu untuk melakukannya. Kemudian atas nama kemanusiaan keluarga saya mencoba mengurusi agar lelaki ini mendapatkan bantuan. kami membuatkannya rekening agar siapapun yang ingin membantu secara langsung dapat mengirimkan bantuannya ke nomor rekening tersebut. Beberapa orang tersentuh kemudian memberikan uang melalui rekening tersebut tanpa saya ketahui. karena rekening itu langsung dipegang oleh si lelaki ini.

Suatu hari ada seorang lelaki perlente mengaku dari satu partai tertentu ingin memberikan bantuan. Dia meminta agar dikirimi foto, dikirimi data, dan dikirimi segala macam informasi yang terkait dengan penyakit lelaki ini. Dia mengatakan bahwa dia akan mengajukan dana agar dapat membantu lelaki ini mendapatkan dukungan secara finansial untuk pengobatannya. Kami sekeluarga berusaha memenuhi apa yang dimintai oleh lelaki ini. Keluarga kami tidak keberatan melakukan hal ini titik tetapi kemudian hal ini menjadi merepotkan ketika lelaki dari partai ini meminta kami ini dan itu yang yang membuat kami repot. Sebagai contoh misalnya dia meminta foto istrinya. Maka kami mendatangi lelaki yang sakit ini ke rumahnya untuk mengambil foto istrinya. Kemudian ada lagi permintaan untuk memfoto tumornya. Kami mau Fotokan kepalanya. Dia mengeluh katanya bahwa penyakitnya tidak kelihatan. tentu saja keluarga kami senyum-senyum karena tumbuhnya ada di dalam kepala dan tentu saja tidak terlihat. Kemudian keluarga saya mengirimkan data-data yang dibuat oleh rumah sakit yang menjelaskan mengenai jenis penyakit tumor yang diderita lelaki ini. Dia kemudian mengeluh lagi katanya dia tidak paham dengan istilah-istilah yang dituliskan oleh dokter tersebut. Dia meminta agar menjelaskan penyakit itu versi dirinya, dalam arti dengan menggunakan bahasa umum yang mudah dipahami. Keluarga saya kembali tersenyum, untuk istilah istilah kedokteran siapa pun sudah sepakat bahwa istilah itu memang seperti itu tidak bisa diganti dengan bahasa keseharian.

Bagaimana dengan lelaki yang sedang sakit ini. Dia meminta agar Sudahlah tidak usah dibantu lagi. katanya saya sedang sakit semakin sakit dengan harus menyediakan ini dan itu harus mengurusi ini dan itu harus mendatangkan ini dan itu, sehingga saya merasa remuk redam. badan semakin sakit padahal tumor saya semakin parah.

dia menjadi objek penderita yang betul-betul menderita. Dia menderita karena dijadikan objek oleh lelaki perlente itu untuk mendapatkan dana. Dan katanya dananya terserah kepada lelaki perlente itu yang diterimanya menjadi berapa. Yang penting dia harus bersedia mengikuti apa yang dia inginkan. Ternyata penyakit itu bisa saja menjadi objek untuk mendapatkan keuntungan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post