Badrul Munir

Badrul Munir Lahir di Sampang. Riwayat pendidikannya ditempuh sejak tingkat dasar hingga menengah di kampung kelahirannya, Desa Pulau Mandangin. Alumni SD...

Selengkapnya
Navigasi Web

Cara Menulis Memoar

#TantanganMenulisGurusiana

Hari Ke-15

Siapakah yang paling tahu sejarah diri kita? jawabannya jelas, pasti kita sendiri. Tidak ada yang lebih mengerti lika-liku, jatuh bangun, senang sedih, dan pahit manis kehidupan kita selain diri kita sendiri. Singkatnya, kita adalah orang yang paling menguasai cerita tentang diri kita. Seperti yang saya jelaskan di dalam tulisan sebelumnya, bahwa salah satu cara menulis buku yang mudah adalah dengan menuliskan materi yang kita kuasai. Lalu mengapa tidak kita mulai dari titik ini saja? Bila setuju dengan saya, berarti sudah waktunya kita menulis memoar. Lalu apa memoar itu?

Kamus Besar Bahasa Indonesia memaknai memoar dengan dua arti. Yang pertama, memoar adalah kenang-kenangan sejarah atau catatan peristiwa masa lampau menyerupai autobiografi yang ditulis dengan menekankan pendapat, kesan, dan tanggapan pencerita atas peristiwa yang dialami dan tentang tokoh yang berhubungan dengannya. Yang kedua, memoar adalah catatan atau rekaman tentang pengalaman hidup seseorang. Jadi, memoar adalah jenis tulisan yang memaparkan kisah hidup seseorang. Dengan kata lain, memoar adalah true story atau cerita nyata tentang kehidupan kita. Hanya saja, memoar lebih menekankan pada kesan dan pendapat atas peristiwa yang dialami itu.

Saya tidak ingin mengupas sisi perbedaan memoar dengan tulisan yang lain. Yang terpenting dan menjadi fokus dari tulisan ini adalah bagaimana agar kita bisa segera menelorkan sebuah buku dalam bentuk memoar. Ini sangat menarik dan sekaligus mudah . Karena itu, bagi siapa pun yang ingin menulis sebuah buku, saya sarankan untuk memulai dengan menulis sebuah memoar. Bukan jalan hidup orang lain, tetapi cerita dan sejarah hidup dirinya sendiri.

Ini asyik karena banyak peristiwa yang akan kita angkat kembali. Barangkali waktu telah membuat kita lupa sebagiannya. Namun, dengan berusaha menuliskannya, kita pasti akan teringat kembali. Bisa jadi ada kenangan yang akan membuat kita tertawa, menangis, sedih, gembira, dan segala jenis perasaan lainnya. Memang, menulis memoar penuh dengan sensasi emosional.

Ini mudah karena tak ada yang lebih mudah dari menulis sesuatu yang paling kita kuasai. Tak perlu membuka-buka buku referensi kecuali jika memang sangat diperlukan. Pasalnya, ini betul-betul tulisan yang mengupas tentang hidup kita.

Tahapan menulis memoar sama saja dengan menulis buku secara umum. Pertama sekali kita perlu membuat outline terlebih dahulu. Outline ini berupa judul untuk setiap bab. Boleh juga bila masing-masing judul bab disertai dengan sub judul sebagai rincian dari masing-masing judul bab. Outline befungsi sebagai panduan agar kita fokus pada hal-hal yang memang perlu disampaikan. Dengan membuat outline, diharapkan kita tidak mengalami stuck di tengah proses menulis. outline juga dapat menghindarkan kita dari ketergodaan pada hal-hal lain sehingga menyebabkan tulisan mengarah ke mana-mana.

Bila di tengah proses menulis ada poin-poin baru yang melintas di benak kita, sedangkan kita merasa hal itu penting untuk disampaikan juga, maka sebaiknya dicatat saja di tempat terpisah. Sebaiknya kita punya buku catatan khusus untuk mencatat ide-ide baru yang muncul di tengah proses menulis. Lalu lanjutkan menulis sesuai dengan outline. Jaga fokus agar penulisan memoar segera rampung. Prinsipnya, tulisan yang selesai meskipun terlihat buruk itu lebih baik daripada tulisan yang dirasa sempurna tetapi belum tuntas ditulis.

Dalam membuat outline, kita perlu memutuskan mau memulai cerita dari urutan seperti apa. Apakah dengan urutan kronologis? Misalnya dengan menulis sejarah hidup yang dimulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan seterusnya. Ataukah dengan mengurutkannnya sesuai dengan hal-hal yang paling berkesan. Misalnya dengan menuliskan pengalaman-pengalaman yang tak terlupakan yang mengubah jalan hidup kita. Dengan begitu, yang kita tulis hanya cuplikan-cuplikan peristiwa yang kita anggap penting dan bisa menginspirasi pembaca. Semuanya tergantung pada fokus nilai yang ingin kita sajikan pada khalayak pembaca.

Berikutnya, tulislah sesuai dengan outline. Jangan lupa untuk menyisipkan dialog agar cerita menjadi hidup dan menarik. Jangan ragu untuk menulis dengan penuh perasaan atau emosi. Biarkan semua memori itu mengalir dalam tulisan kita. Selipkan kesan-kesan yang ingin kita sampaikan. Karena di situlah kekuatan memoar.

Selanjutnya, sebelum tulisan itu kita masukkan ke penerbit, jangan lupa untuk mengedit sendiri terlebih dahulu. Swasunting menjadi bagian integral dari proses kepenulisan. Pastikan bahwa tulisan kita tidak menyinggung pihak lain. Itulah hal krusial dalam tulisan memoar. Kontennya pasti bersentuhan dengan sesuatu yang bersifat privasi. Baik terkait diri kita sendiri, keluarga, atau pihak lain.

Maka, ketika kita telah selesai menulis, lakukan swasunting secara teliti, terutama pada aspek konten. Hapus dan gantilah hal-hal yang sekiranya tidak pantas kita sampaikan. Editlah sesuatu yang mungkin bisa membuat retaknya sebuah hubungan, atau tersinggungnya seseorang karena tulisan kita. Di sinilah kita dilatih untuk memperhalus perasaan dan jiwa kita sendiri. Ya, penulis mestilah berjiwa besar dan paling peka terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi jika tulisannya sampai di tangan pembaca.

Akhirnya, sebagai penulis kita juga harus bisa memprediksi calon pembaca buku kita. Bahkan sejak awal kita sudah dapat menetapkan segmen pembaca. Dengan begitu, bahasa dan konten yang kita suguhkan sesuai dengan tingkat pengetahuan pembaca. Itulah hal yang paling pokok yang perlu diperhatikan ketika kita menulis sebuah buku, termasuk memoar sekalipun.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aku mas yang sering menulis memoar karena banyak pengalaman, pelajaran dan hikmah yg bisa aku ambil dari sejarah perjalanan hidup yang Allah takdirkan untukku.

23 Mar
Balas

Sudah expert berarti. Bisa minta masukan terkait artikel ini. Apakah ada hal yang perlu ditambahkan.

24 Mar



search

New Post