Badrul Munir

Badrul Munir Lahir di Sampang. Riwayat pendidikannya ditempuh sejak tingkat dasar hingga menengah di kampung kelahirannya, Desa Pulau Mandangin. Alumni SD...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pasti Datang

Tantanga Menulis Hari Ke-6

#TantanganGurusiana

Mungkin anda pernah membaca tulisan satire tentang dua orang teman yang menunggu Godot. Konon, dua orang teman ini menghabiskan waktu yang sangat lama. Bahkan saking lamanya, penantian mereka berakhir sampai keduanya meninggal. Siang malam mereka menunggu Godot. Sambil menunggu, mereka saling berdebat. Dan sampai keduanya meninggal, Godot tak datang juga. Bahkan tentang siapa Godot, juga tidak jelas. Hingga cerita selesai.

Berbeda dengan Godot, ada sesosok makhluk Tuhan yang kedatangannya tak perlu ditunggu. Kapan pun ia bisa datang. Kedatangannya tidak tergantung pada kemauan kita. Namun, dia mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Sosok itu tak lain adalah malaikat maut. Dia membawa misi yang sangat jelas. Yaitu mencabut nyawa. Kapan dan dimana seseorang diambil, hanya Allah SWT yang tahu. Sedangkan malaikat maut hanya menjalankan titah Tuhannya dengan segera dan tanpa tunda.

Sebagai makhluk Tuhan, kita tak luput dari ketetapan-Nya. Lahir dan mati dimana kita tidak tahu. Semuanya menjadi misteri. Kita hanya menerima ketetapan itu. Begitu saja kita dilahirkan dari orang tua kita. Dan begitu saja kita akan mati, walau kita tak tahu kapan dan di mana. Yang jelas kematian itu pasti datang. Suka atau tidak. Mau atau tidak. Rela atau tidak. Bila sudah tiba saatnya, semuanya tidak bisa menolak. Baik kita sendiri, anak kita, orang tua kita, atau siapa paun yang kita cintai dan mencintai kita. Mereka tak akan bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya.

Lalu, bila itu terjadi, kita kembali ke kondisi awal. Awalnya kita tidak ada. Lalu kita lahir. Orang tua membantu kita bertumbuh hingga dewasa. Namun, itu pun tidak selalu demikian. Terkadang, tak harus menunggu besar. Malaikat maut keburu datang. Kita pun kembali pada ketiadaan.

Seringkali kita lupa. Bahwa kita hidup di sebuah tempat yang sebenarnya asing bagi kita. Kehidupan ini begitu misterius. Pasalnya, kita tak bisa mengatur kapan waktu ideal untuk pulang. Namun, Tuhan hanya memberi kata kunci. Bahwa diciptakannya hidup dan mati, adalah sebagai ujian. Untuk mengukur siapa di antara kita yang paling baik amal perbuatannya.

Memang, dunia ini. Hidup ini. Dan kita manusia yang ada di dalamnya, adalah ciptaan Allah swt. Kita berasal dari Allah. Dan akan kembali kepada-Nya. Makanya, tidaklah heran. Setiap ada yang meninggal, kita pun berucap, inna lillaahi wa inna ilaihi rooji’uun. Kalimat itu bukanlah sebuah mantera tanpa makna. Kalimat itu adalah sebuah pengakuan. Bahwa kita adalah milik Allah. Dan kita pun akan kembali kepada-Nya. Lalu apa pula yang bisa kita sombongkan?

Manusia yang menyadari akan hakikat penciptaannya. Maka ia menyadari bahwa sesungguhnya semua yang dimilikinya adalah sekadar hak pakai. Bukan hak milik. Sebab, pada saatnya semua akan diambil lagi oleh Allah swt. Dia terlahir dalam keadaan nol. Tak punya apa-apa. Bahkan di antara semua makhluk di dunia, bayi manusia adalah bayi yang paling helpless, tak berdaya. Lalu dari mana kesombongan itu muncul? Padahal dia adalah makhluk yang sangat lemah.

Karena itu, kematian menjadi nasihat yang sangat ampuh. Ia menjadi pengingat bagi kita. Bahwa semua yang sedang kita jalani ini. Semua yang kita lakukan ini. Pada saatnya akan dimintai pertanggungjawaban. Semua fasilitas yang kita nikmati di dunia selama kita hidup, akan dipertanyakan kelak. Dari mana dan digunakan untuk apa?

Maka, bila kita menyadari, sudah saatnya kita untuk kembali pada aturan Tuhan. Misi hidup kita semestinya sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Sebab, Tuhan tidaklah menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semuanya ada tujuannya. Termasuk penciptaan manusia. Jelas tujuannya adalah untuk beribadah. Dalam arti yang luas, ibadah adalah menaati perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Ibadah adalah menjalani kehidupan sesuai dengan yang dimaui Tuhan. Bila ini dilaksanakan, balasannya adalah hidup bahagia, baik di dunia maupun di akhirat.

Lalu megapa banyak dari kita yang takut mati? Seakan kematian adalah sesuatu yang sangat tidak disukai. Padahal mati adalah hukum alam. Semua pasti mati. Kiranya, bila kita renungkan lebih dalam, setidaknya ada dua penyebab mengapa orang takut mati. Yang pertama, karena dia terlalu mencintai kehidupan dunia. Sedangkan yang kedua, karena dia tidak menjalani kehidupan sesuai denga yang dikehendaki Tuhan.

Karena itu, bila kita ingin menyambut mati dengan senyuman. Maka harus disadari dengan sepenuh hati, bahwa kehidupan tidak hanya di dunia. Dunia ini fana. Sedangkan kehidupan yang kekal adalah nanti. Kelak, setelah manusia dibangkitkan lagi. Mereka akan hidup abadi. Menurut Al Qur’an, saat itu hanya ada dua tempat. Yaitu surga dan neraka. Inilah yang harus kita sadari kembali. Dunia sementara. Akhirat selamanya.

Karena itu, agar kita lebih siap meghadapi mati, harus mengumpulkan bekal sejak saat ini. Tak lain adalah dengan selalu menjalani hidup ini sesuai dengan perintah-Nya. Itulah kuncinya agar kita bisa mengahadapi kematian dengan senyuman.

Memang bagaimanapun, namanya kematian tetaplah akan membawa luka dan duka. Terutama bagi mereka yang ada di sekeliling kita. Para keluarga, anak, istri atau suami. Merekalah yang paling merasa kehilangan. Sebab, selama ini kita berkumpul dan berinteraksi dengan mereka. Bahkan mereka adalah hidup kita sendiri. Karena itu, sangatlah wajar bila akan ada yang merasa sangat kehilangan.

Namun, bila sejak awal ditanamkan kesadaran bahwa itu pasti terjadi. Lalu menyiapakan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Tentunya kita akan menyikapinya laksana sebuah perpisahan sementara. Karena kelak, bila kita menjalani hidup dengan benar sesuai dengan titah Tuhan, maka kita pun akan berkumpul kembali dengan orang-orang yang kita cintai. Anta ma’a man ahbabta. Engkau akan berkumpul denga orang yang kamu cintai. Begitulah sabda Rasul saw. So, kematian pasti datang. Dan hanya orang yang pintar yang dapat menyiapkan sesuatu yang pasti datang. Sekian.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren sekali Pak .Salam kenal sehat n sukses selalu

19 Feb
Balas

Terima kasih. ah, masih belajar kok Bu. salam kenal kembali, Bu. sama, sukses n sehat selalu

19 Feb



search

New Post