Bagus Sasmito Edi Wahono

Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, Pegiat Literasi dan Ketua Dewan Kesenian Gresik...

Selengkapnya
Navigasi Web
SYAIR BURUNG-BURUNG GEREJA (5)

SYAIR BURUNG-BURUNG GEREJA (5)

“Semua berkat screen reader Kak!”

Sekali lagi iaulang kata-katanya tadi pagi, ia bilang bahwa berkat aplikasi pembaca layar atau screen reader ia bisa melakukan apa saja. Baginya screen reader adalah "mata". Ia bisa melakukan apa saja dengan aplikasi ini. Bisa mengoperasikan HP, gadget dan komputer. Dengan aplikasi tersebut, ia dapat memperoleh informasi tentang teks yang tertera di layar monitor. Teks tersebut diubah menjadi suara menggunakan teknologi speech synthesizer, sehingga hasilnya dapat didengar olehnya.

Sambil tersenyum beberapa kali ia menjelaskan aplikasi gratisan yang sering ia gunakan, yaitu Voice Over, System Access To Go, dan NVDA.

Voice Over adalah screen reader bawaan yang dibuat untuk produk keluaran Apple, baik Mac maupun iDevice. Screen reader ini dapat langsung dipakai saat Mac atau iDevice diaktifkan.

System Access To Go adalah screen reader gratisan dari versi komersialnya, System Access. Untuk dapat menggunakannya diperlukan koneksi internet, karena screen reader ini tidak di-install, melainkan berjalan secara online.

Meski gratisan, kemampuan NVDA boleh diacungi jempol katanya. Selain memiliki fungsi yang hampir sama dengan System Access To Go, NVDA pun menyediakan fitur yang memungkinkannya mengoperasikan mouse  dan bila mouse digerakkan akan terdengar suara yang mengindikasikan posisi mouse.

NVDA tersedia dalam dua macam, installer dan portable. Yang installer dapat diinstal pada PC, dan yang portable dapat di-copy ke flash disk dan dapat dijalankan tanpa perlu instalasi.

Lagi-lagi ini sangat berguna bila ia bepergian ke sarana umum yang komputernya tidak dilengkapi screen reader, karena NVDA dapat langsung dijalankan  hanya butuh hak akses eksekusi EXE. Waw… luar biasa. Ia menjelaskan dengan detail dan sangat-sangat jelas.

Aku berdecak kagum, ia terus bercerita tentang buku-buku yang telah dibacanya, buku-buku sastra, motivasi, ekonomi, teknologi informatika, politik, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan. Semuanya bisa ia ceritakan dengan lugas dan terang.

Sejujurnya aku dibuatnya sungkan dan minder, bagaimana mungkin aku yang memiliki mata yang normal terkalahkan olehnya tentang perbendaharaan pengetahuan, bacaan-bacaan dan buku. Setiap aku berbicara tentang sesuatu, tentang ekonomi, budaya, teknologi informatika, sastra dan ilmu pengetahuan, ia selalu bisa menanggapi dengan lugas dan terang. Benar-benar anak yang luar biasa.

Hampir dua jam aku menyimak pembicaraannya tentang banyak hal. Aku benar-benar menikmatinya sampai-sampai kuabaikan mamanya yang juga turut menyimak. Aku bersyukur tugasku home visid sama sekali tanpa hambatan. Aku yakin Risma baik-baik saja. Mungkin hanya kejenuhan saja yang terlintas dalam pikirannya akhir-akhir ini. Buktinya sudah beberapa kali kulihat tadi senyumnya mengembang.

“Oh ya, Kakak pengen sekali dengar suara Risma!”

“Hmm.. kapan-kapan aja Kak. Aku sungkan!” ia memalingkan pandangan kearah mamanya yang kulihat tersenyum-senyum.

“Ayo Ris, gapapa. Tunjukkan kebolehanmu main piano.” Mamanya ikut-ikutan mendorongnya sambil memandang ke arahku, memberi kode dengan mata berkedip dan senyuman.

“Ayo! nanti Kakak yang main gitarnya!” aku berusaha membujuk sebab aku penasaran sekali dengan suaranya.

Mamanya beranjak menuju piano di samping rak buku lalu menekan-nekan tuts-tutsnya serta diambil dan berikannya gitar akustik yang tadi bersandar di stand gitar.

“Ayo sayang.. semua sudah siap!” Mamanya berkata sambil menuntun Risma menuju kursi piano.

Kulihat Risma seperti sedikit ragu dan terpaksa, beberapa saatjemari-jemari tangannya menekan-nekan tuts piano, entah karena malu-malu atau bingung mau menyanyi lagu apa. Kulihat pipinya sedikit merona menambah kesempurnaan wajahnya yang ayu. Ia sibakkan rambutnya yang sedikit terurai ke depan, benar-benar elok rupanya. Wajahnya mirip sekali penyanyi Gita Gutawa, cocok juga dengan suaranya yang lembut.

Sesaat aku tertegun, jemari-jemari tangannya lincah menari-nari di atas tuts-tuts piano, melahirkan alunan lembut nada-nada suara lagu klasik milik Beethoven, waw.. keren sekali.

Hatiku tersentuh oleh melodi-melodi yang dimainkan dengan indah dan penuh perasaan, pikiranku melayang, Aku benar-benar seperti tersihir, sama sekali aku tidak menduga ia sepintar ini memainkan piano.

Pertemuanku dengannya malam ini membuatku semakin sadar bahwa Tuhan memang benar-benar maha bijaksana, di antara kelebihan pasti ada kekurangan, di antara kelemahan selalu ada kekuatan.

Telah benar-benar kutemukan pelangi di senyumnya pertanda tugasku menepis bimbang fikirannya dan meyakinkan bahwa Tuhan selalu bersamanya, memilihkannya jalan yang terbaik untuk hari-harinya telah sukses. Hatiku benar-benar lega, aku yakin esok akan kembali ku temukan cahaya yang memancar dari hatinya.

Tiba-tiba aku ingin menjadi burung gereja, yang senandungnya selalu konsisten dan abadi. Decaknya melangit dari mata awal terbuka hingga tertutup mimpi berakhir seolah menandakan kekaguman atas kuasa dari semua nikmat yang telah diberikan Sang Maha Bijaksana untuk alam semesta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post